Warga Keberatan Jalan Desa Digunakan Pabrik Hebel

Spread the love

SRAGEN, POSKITA.co – Musyawarah soal penggunaan jalan desa untuk akses jalan truk ke Pabrik batu bata hebel Blesscon di Balai Desa Toyogo, Sambungmacan, Sragen, ditengarai warga masih keberatan, Kamis (16/2). Meski, pihak pabrik menyanggupi untuk perbaikan jalan yang dipakai bila rusak, serta pemberian dana CSR sebesar Rp 25 juta ke desa, namun belum disetujui warga sepenuhnya.

Tokoh masyarakat Toyogo Akir Gunawan menegaskan, melihat rapat di balai desa itu dinilai bukan musyawarah. Melainkan keputusan yang diambil hanya sepihak saja. Parahya, kades tidak membela warga malah membela kepentingan pabrik. Sehingga banyak warga yang keberatan dari hasil rapat tersebut.

“Karena sejak dua tahun berdiri, banyak kewajiban pabrik semua tidak dipenuhi hingga saat ini. Sehingga warga sangat menyangsikan kesanggupan pabrik,” tandas Gunawan.

Menurut Gunawan, ada beberapa janji pabrk yang hingga saat ini belum dilaksanakan. Seperti jalan deling yang hingga saat ini tidak dibangun maupun diperbaiki. Gorong-gorong akibat perluasan pabrik yang juga tidak diperbaiki, sehingga membuat genangan air di sawah. Lantas memberikan bantuan bagi karang taruna maupun pemuda juga tidak ada realisasi.

Seharusnya bila kades Toyogo memang membela warganya, dari penggunaan jalan desa itu harus disewa pihak pabrik, mungkin Rp 100 juta/tahun. Uang sewa itu bisa untuk Pendapatan Asli Desa (PAD). Selain itu, pabrik juga harus memberikan CSR, tidak hanya Rp 25 juta. Karena banyak dampak yang diderita warga Toyogo dengan adanya aktivitas pabrik batu bata hebel tersebut.


“Sehingga bila tidak ada PAD, CSR maupun janji yang harus dipenuhi ke warga. Pinjam jalan desa itu harus ditolak. Jangan sampe ada keputusan secara sepihak,” tandas Gunawan.

Ditambahkan warga Toyogo lainnya, Dwi Ariyanto, warga mengaku sangat keberatan jika jalan tersebut di gunakan untuk akses kendraan truk pabrik.Karena ada beberapa persoalan bila jalan desa itu dipaksa untuk digunakan. Diantaranya parkir sepeda motor para petani yang sawahnya dekat pabrik mungkin akan terganggu. Kemudian,jika jalan tersebut dilalui banyak truk jelas akan merugikan petani. Lantas para petani juga dirugikan, karena irigasi saluran sawah ditutup, hingga saat ini tidak perbaikan maupun kompensasi dari pabrik ke petani yang terdampak.

Kemudian banyak warga juga ikut terdanpak seperti bau asap yang menyengat yang membuat nafas sesak. Sehingga membuat petani tidak nyaman saat bekerja di sawah.Secara pasti hasil rapat harus dibatalkan, karena hanya keputusan sepihak dari kades.

“Belum lagi debu yang diakibatkan pabrik membuat mata sering kelilipen. Petani yang ke sawah rawan kecelakaan, bila akses truk nekat jalan persawahan itu,” ujar Dwi Ariyanto.

Sementara Kades Toyogo Suwarno menjelaskan, dari hasil rapat pihak pabrik menyanggupi untuk memperbaiki jalan yang rusak bila nanti dilewati truk. Meski tidak ada sewa untuk pemasukan desa, namun pabrik juga menyanggupi untuk memberikan CSR setiap tahunnya Rp 25 juta.

“Keputusan hasil rapat memang pabrik memberikan CSR setiap tahun dan memperbaiki jalan yang dilewwati truk,” tutur Suwarno disela rapat.

Sedangkan HRD Pabrik Blesscon Andang Wijaya mengatakan, pihak pabrik memang sebatas meminjam jalan desa itu untuk akses untuk parkir truk agar tidak terjadi antrian di luar. Selain itu, jalan yang digunakan nantinya khususnya truk kecil saja. Dengan harapan dengan akses jalan desa itu untuk antrian 30 truk kecil. Selain perbaikan juga dilakukan pelebaran jalan.

“Karena memang belum permanen dan mungkin ada perubahan jangka panjangnya, maka tidak ada pembelian lahan maupun sewa jalan desa. Kesepakatan pihak pabrik menyanggupi untuk perbaikan jalan bila rusak dan pemberian CSR,” tutur Andang. (Cartens)