Perayaan Hari Menari Sedunia, Animal Movement di Solo Safari
SOLO, POSKITA.co – Solo Safari menjadi salah satu venue utama dalam pagelaran spektakuler Solo Menari yang bertepatan dengan perayaan Hari Menari Sedunia. Dengan tema “Animal Movement” acara ini menghadirkan pertunjukan tari yang terinspirasi dari gerak-gerik satwa liar, menampilkan keseruan dan keunikan gerakan hewan melalui tarian yang memukau.
Solo Safari bertransformasi menjadi panggung tari yang mempesona, dengan pertunjukan yang berlangsung di beberapa lokasi khusus, seperti exhibit Wallaby, Primate Island, Aviary, Exhibit Gajah, Exhibit Harimau, dan Savannah African. Pengunjung dapat menikmati pengalaman yang tidak terlupakan sambil menjelajahi keindahan dan keajaiban satwa di Solo Safari.
Penampilan kali ini dipersembahkan oleh grup-grup tari ternama seperti Pesona Nusantara, Sayekti Padmi Production, Omah Mili, Jogedans, Artisomya, Studio Taksu, dan Sarang Sato, yang masing-masing membawa interpretasi unik mereka tentang tema “Animal Movement” sebanyak kurang lebih 50 penari.
Tiket masuk berlaku seperti biasanya, memudahkan pengunjung untuk mengakses keseluruhan area Solo Safari dan menikmati setiap penampilan yang ditawarkan. Selain itu, pengunjung juga bisa berwisata di Solo Safari dan berinteraksi dengan satwa serta fasilitasnya, menambah pengalaman berharga selama kunjungan.
Shinta Adithya, General Manager Solo Menari, mengatakan bangga Solo Safari menjadi salah satu venue Solo Menari pada tahun ini, dan bangga menjadi venue saksi sejarah Solo Menari di 2024. Mereka menari di dalam Solo Safari di beberapa titik di Solo Safari, Solo Safari selalu berkomitmen untuk mendukung acara seni, budaya dan tentunya turut memajukan pariwisata di kota Solo.
“Ini suatu hal yang menarik, jadi kebanggaan buat Solo Safari, karena Solo Menari ini dari tahun ke tahun sudah menjadi daya Tarik tersendiri. Kenapa penari tidak diiringi musik atau gamelan? Karena kami mau penari-penari itu menyatu dengan eko sistem yang ada. Ini sangat menarik karena para penari itu bergerak berbarengan dengan satwa-satwa yang mengeluarkan suara-suara,” kata Shinta pada Senin 29 April 2024.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Solo Menari 2024 di Solo Safari, kunjungi website resmi Solo Safari atau hubungi loket informasi kami. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari perayaan seni tari yang mengagumkan ini!
Tentang Solo Menari “Animal Movement” 2024
Animal Movements (gerak-gerak hewan) bukan sekedar gerak tanpa makna, namun juga menginspirasi manusia untuk belajar kehidupan bagaimana manusia berinteraksi dengan alam dan lingkungannya serta selaras hidup berdampingan dengan semua makhluk ciptaan-Nya, manusia, hewan dan tumbuhan.
Selain itu, gerak hewan juga berkontribusi pada perjalanan kebudayaan manusia, khususnya di dunia seni tari. Banyak karya tari yang estetikanya terinspirasi dari gerak hewan.
Tema ‘Animal Movements’ pada Solo Menari 2024 ini, berelasi dengan Kebun Binatang Solo Safari dan Taman Sriwedari (Bonrojo). Bahwa Taman Sriwedari adalah kebun binatang pada tahun 1901-1972. Dan Solo Safari kebun binatang Kota Solo di masa kini.
Tema ini mengajak publik untuk mengunjungi masa lalu dan masa kini lewat seni tari serta menjadi pengingat bagi kita untuk selalu merawat keharmonisan alam dan lingkungan. Solo Menari adalah program tahunan Pemkot Solo untuk merayakan Hari Tari Dunia tiap tanggal 29 April. Pada tahun ini, Solo Menari diadakan di tiga situs: Taman Sriwedari, Solo Safari dan Balaikota Solo.
Tari kolosal berjudul ‘Darmapashu Taya’ menjadi acara pembuka. Suatu karya tari kolosal yang akan menampilkan ragam gerak hewan. Tari kolosal ini disajikan oleh gabungan 15 sanggar tari di Kota Solo, dengan 200 penari.
Waldjinah, penyanyi keroncong langgam-Jawa yang mendapat julukan ‘Ratu Keroncong’ akan berpartisipasi pada tari kolosal ini, juga beberapa penari nasional seperti Elly D. Luthan, Sarwi, Iyeng, Agus Prasetyo, Agus Bimo, Sri Widodo, Sitras Anjilin, dan Iwan Dadijono, berpartisipasi pada tari kolosal.
Beberapa sanggar/komunitas tari dari kota: Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, Semarang, Yogyakarta, Magelang, Cilacap, Indramayu, Karawang, Cirebon, Bogor, Depok, Jakarta Selatan dan Biruen (Aceh), akan berpartisipasi menampilkan karya-karyanya pada acara penutupan di Balaikota Solo.
Pada acara puncak penutupan Solo Menari, Endah Laras, penyanyi dan juga seorang musisi, akan menampilkan lagu Walang Kekek (ciptaan Waldjinah), yang berkolaborasi dengan Moko Dance Studio.
Berharap program tahunan Solo Menari ini akan berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke Kota Solo sekaligus menghidupkan dunia seni tari dan ekonomi kreatif di Kota Solo serta menjadi inspirasi bagi kota-kota lainnya di Indonesia. (*/arya)