Nancy Florida, Indonesianis Pelestari Budaya dan Sastra Jawa Kuno
Feature
Perawan Amerika ini melebihi orang Jawa. Bahasa Jawanya mlipir, juga saben malem Jemuah ajeg membuat sesaji kembang setaman, dan Selasa Kliwon ngobong dupa.
Kala itu, mahasiswi Universitas Cornell tersebut ngekos di kampung Gajahan. Tahun 1980 mulai kesemsem dengan seni, bahasa, dan kesusastraan Jawa. Lembaga ASKI dan dalang Ki Anom Suroto menjadi jujugan dlm upaya ngangsu kawruh.
Sepulang dari negaranya, dia ambyur menyelamatkan dan menggarap karya sastra Jawa yg tersembunyi di perpustakaan istana Kasunanan, Radyapustaka dan Reksapustaka. Bermodal kepeng 100 juta dari National Endowment For Humanities, selama dua tahun ia menahkodai kerja sunyi itu.
Bergumul dengan debu sampai paru-parunya bermasalah. Dia tak menggubris himbauan dokter agar menjauhi segala benda yg berdebu, tanpa kecuali sepikul pustaka lawas yg digarapnya. Dirinya makin asyik memeluk barang berbau apek ini di perpustakaan.
Naskah kuno yg sobek coba dilem. Isi naskah dipotret memakai mikrofilm. Dan, menjahit kembali punggung buku yang dedel duwel memakai zat kimia. Bila tak tresna dengan budaya Jawa, ia jelas menyudahi kerja membosankan tersebut. Tanpa inisiatif dan kiprahnya menekuni budaya Jawa, barangkali kita kehilangan lacak akan “harta karun” yang diwariskan para pujangga berabad silam.
Kini, segenap buah karya beliau yang sepuh ini tetap jadi rujukan. Dua hari lalu, hasil kerja keras berikut pengaruhnya di jagad keilmuan dirayakan oleh barisan kawan serta kolega.
Semoga panjang umur dan bagas waras, Bu Nancy Florida.
Penulis: Heri Priyatmoko
editor: Cosmas