Peningkatan Pemahaman Tentang Tata Krama Melalui Layanan Informasi dengan Teknik Sosiodrama
Oleh: Dwi Astika Aryati
Guru SMA Negeri 1 Batang
Derasnya arus informasi baik melalui media cetak maupun media elektronika telah mendominasi kehidupan sehari hari. Manfaat positif dari perkembangan tehnologi saat ini kadangkala tidak seimbang dengan dampak negatifnya. Salah satu dampak terbesar yang dapat dilihat adalah bergesernya nilai-nilai tata karma dan sopan santun dalam kehidupan. Banyak orang menganggap permasalahan tata krama sebagai hal sepele, padahal kalau dikaji lebih dalam, lunturnya budaya tata krama dapat menimbulkan dampak negatif yang luar biasa bagi kemajuan bangsa Indonesia. Dampak negatif yang dapat dilihat salah satunya adalah perilaku remaja yang cenderung meniru kebudayaan asing dan mengadopsinya ke dalam perilaku sehari-hari, seperti gaya berpakaian, berkomunikasi, dan sikap dalam pergaulan baik dilingkup tempat tinggal maupun di sekolah.
Guna membentengi diri dari dampak teknologi yang kurang baik tersebut perlu membangun karakter yang kuat bagi para peserta didik. Penanaman nilai-nilai kepribadian, salah satunya dengan meningkatkan tata krama peserta didik. Karena tata krama, etika, atau sopan santun adalah suatu tata nilai yang dijadikan sebagai pedoman dalam berperilaku. Tata krama dalam dunia pendidikan mengandung ukuran baik dan buruk, benar dan salah, yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Sekolah merupakan wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung, yaitu meliputi kegiatan pendidikan, pembelajaran, dan latihan. Di lingkungan sekolah, peserta didik berinteraksi sosial, baik dengan peserta didik yang lain, guru, maupun pegawai yang ada di sekolah. Dalam berinteraksi dan bergaul di sekolah, peserta didik harus memperhatikan sistem tata krama yang ada. Tata krama di sekolah tersebut antara lain siswa harus berpakaian seragam sesuai dengan aturan yang telat ditetapkan, sopan terhadap guru, sopan pada saat mengikuti pelajaran di kelas, tertib mengikuti upacara bendera, sopan dalam pergaulan di sekolah, dan sebagainya.
SMA Negeri 1 Batang juga merupakan instansi pendidikan yang menyelenggarakan kurikulum yang erat kaitannya dengan pembentukan kepribadian dan dapat menumbuhkan pemahaman peserta didik dalam tata krama pergaulan di sekolah dengan layanan Bimbingan dan Konseling. Pada bidang bimbingan sosial yang dijabarkan dalam sembilan jenis layanan adalah layanan informasi, yang di dalamnya berisikan materi tentang tata krama pergaulan. Pemberian layanan informasi berkenaan dengan tata krama sebenarnya telah dilaksanakan secara terprogram. Hanya saja dalam pelaksanaan layanan di kelas guru pembimbing selalu menggunakan metode ceramah, termasuk pada materi layanan Tata Krama.
Ada banyak metode pembelajaran yang bisa diadopsi dalam pemberian layanan dan mampu melibatkan peserta didik di dalamnya. Diantaranya adalah teknik sosiodrama. Teknik ini memungkinkan bagi peserta didik untuk mempelajari konten materi dengan langsung mempraktikan dengan peran, sehingga peserta didik lebih memahami materi (learning by doing). Berdasarkan kenyataan yang ada di SMA Negeri 1 Batang, khususnya dalam pemberian layanan di kelas, maka peneliti memandang perlu adanya inisiatif mengenai upaya peningkatan pemahaman peserta didik dalam tata krama melalui pemberian layanan informasi dengan teknik yang lain. Setelah diadakan evaluasi dari pelaksanaan layanan informasi yang tidak efektif tersebut, ternyata sumber permasalahan berada dari guru pembimbing yang meliputi 1) penggunaan teknik pelayanan yang kurang tepat, 2) kurangnya pengembangan materi, 3) ketidakmampuan guru pembimbing dalam melibatkan siswa selama proses layanan, serta 4) kurangnya penguasaan kelas. Dari berbagai kelamahan dalam penyelenggaraan layanan informasi tata krama tersebut berakibat pada munculnya perilaku peserta didik yang tidak efektif seperti: 1) tidak serius, 2) berbincang dengan teman sebangku, 3) menilai materi layanan tidak menarik. Peserta didik diharapkan mau berpikir, mengerti, dan mengintrospeksi diri untuk merencanakan, memulai, membimbing, mengarahkan, dan mengendalikan tindakan sesuai dengan aturan-aturan atau norma-norma pergaulan yang berlaku dalam bergaul di lingkungan sekolah, baik dengan teman, bapak ibu guru, maupun pegawai yang ada di sekolah, sehingga dapat tercipta hubungan yang harmonis dan dinamis.
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Rencana dalam penelitian ini adalah konselor/Guru BK sebagai penyelenggara pelayanan Klasikal dan peserta didik sebagai penerima layanan. Perolehan data dari jumlah total skor pilihan 37 peserta didik pada item aspek angket dan pedoman observasi, dibagi dengan jumlah nilai maksimal kemudian dibagi 100%. Rentang prosentase yang ditetapkan adalah 1-25% = Sangat Rendah, 26-50% = Rendah, 51-75% = Sedang, serta 76-100% = Tinggi. Secara keseluruhan hasil angket yang diberikan kepada peserta didik untuk menjaring data memiliki prosentase 80,5% dengan klasifikasi tinggi. Hal ini menjelaskan bahwa teknik sosiodrama memberikan pengaruh postif terhadap pemahaman peserta didik tentang tata krama.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil simpulan bahwa pemahaman peserta didik tentang tata krama dapat ditingkatkan dengan penggunaan teknik sosiodrama di dalam pemberian layanan informasi. Aplikasi teknik sosiodrama memungkinkan para peserta didik langsung mensimulasikan perilaku-perilaku adaptif sesuai dengan yang diinginkan dari materi layanan. Selain itu, penggunaan teknik tersebut juga memberikan pengaruh terhadap terhadap guru pembimbing untuk lebih menguasai teknik layanan bimbingan dan konseling.
Peningkatan kompetensi guru pembimbing melalui penggunaan teknik-teknik layanan Bimbingan Konseling sangat diperlukan. Hal ini akan membawa pengaruh positif terhadap mutu pelayanan Guru Pembimbing terhadap para peserta didik, hendaknya secara periodik melaksanakan supervisi terhadap pelaksanaan layanan Bimbingan Konseling. Kegiatan supervisi tersebut diharapkan mampu memetakan kemampuan dan keterampilan tenaga konseling di rumah, untuk kemudian bisa dijadikan pedoman peningkatan mutu Guru Pembimbing melalui kegiatan workshop, MGBK ataupun kegiatan ilmiah lain (PTBK).
Editor: Cosmas