Mengembangkan Kemampuan Intelektual Siswa pada Pembelajaran IPAS Melalui Model CTL

Spread the love

oleh: Ika Widiyanti, S.Pd
Guru SDN 02 Wonokeling, Jatiyoso, Karanganyar

IPAS merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial yang merupakan pelajaran perpaduan antara IPA dan IPS yang baru ada di Kurikulum Merdeka. Pada pembelajaran IPAS, guru diharapkan dapat melibatkan siswa secara langsung pada saat proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang mampu memberikan kemudahan, dan menstimulus siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran dengan kegiatan yang bermakna, sehingga alternatif yang dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL). Penerapan model pembelajaran CTL akan menjadikan siswa terlibat lebih aktif selama pembelajaran, dan pembelajaran akan lebih berpusat kepada siswa, sehingga siswa akan mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna dan selalu terkenang.
Tujuan utama dari pembelajaran CTL yaitu pembelajaran yang bertujuan agar siswa dapat mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan kehidupannya. CTL dapat membuat siswa mampu menghubungkan materi dengan konteks kehidupan sehari-hari.Setelah dilakukan pembelajaran IPA yang menggunakan model pembelajaran kontekstual, siswa akan lebih banyak memperoleh pengetahuan, dan akan merasa orang lain lebih banyak memiliki pengetahuan, dan akan bersikap lebih kooperatif (Sulistyorini, 2007). Alternatif ini tentunya didasarkan pada karakteristik model pembelajaran kontekstual yang membuat siswa lebih terlibat di dalam pembelajaran. Pada pelaksanaanya terbukti dengan digunakannya model pembelajaran CTL siswa menjadi lebih mudah dalam mempelajari materi yang sedang dipelajari, karena dikaitkan dengan apa yang siswa alami pada sehari-hari.
Berikut proses pembelajaran IPAS materi perubahan wujud benda yang dilakukan penulis sebagai guru kelas 4 SDN 02 Wonokeling. Tahap Invitasi. Guru mengkondisikan siswa agar siap belajar dan memberikan apersepsi kepada siswa berupa pertanyaan yang terkait dengan yang siswa temui dalam kehidupan siswa mengenai perubahan wujud benda. Hal tersebut merupakan kegiatan memancing pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa sehingga pembelajaran diawali dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Guru kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan inti, guru membagi siswa kedalam 4 kelompok. Guru kemudian membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kepada setiap kelompok, sebelum siswa mengerjakan LKPD yang diberikan oleh guru, terlebih dahulu guru memberikan bimbingan cara pengerjaan LKPD kepada siswa. Selanjutnya guru memberikan alat dan bahan yang akan dilakukan untuk percobaan kepada setiap kelompok. Guru mengarahkan setiap kelompok untuk memecahkan masalah diberikan.
Tahap Eksplorasi. Setiap kelompok melakukan percobaan dan gru berkeliling untuk melihat percobaan siswa dan membimbing percobaan yang dilakukan oleh siswa. Kemudian siswamencatat hasil percobaan yang dilakukan dan membuat laporan dari hasil percobaan yang telahadilakukan
Tahap Penjelasan dan Solusi. Masing-bmasing perwakilan tiap kelompok maju ke depan mempresentasikanv hasil kerja kelompok yang telah mereka lakukan. Langkah selanjutnya yaitu bertanya, pada kegiatan ini gurukemudian memberikan kesempatan kepada masingmasing siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah dipelajari.
Tahap Pengambilan Tindakan. Guru memberikan komentar dan meluruskan hasil temuan yang didapatkan oleh siswas dengan menyesuaikann istilah yang digunakann siswa dengan istilaah yang digunakan dalam IPAS. Dalam kegiatan akhir pembelajaran pada kesimpulan dan refleksi guru mengajak siswa untuk menyimpulkan secara bersama-sama mengenai materi yang telah dibahas ketika pembelajaran. Kemudian, siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya masing-masing mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Meskipun siswa menyimpulkan dengan pendapat masing-masing, guru tetap membimbingnya. Setelah sebagian siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, guru memberi penguatan terhadap pemahaman siswa mengenai materi yang diberikan pada saat pembelajaran. Guru memberikann motivasi kepada siswaa agar siswa rajin belajar.
Kegiatan guru yang memberikan kesempatann kepada siswa untuk terlihat aktif dalam pembelajaran dikemukakan oleh Bruner (dalam Sulistyorini, 2007), penemuan itu penting bagi proses belajar siswa, yaitu dapat mengembangkan kemampuan intelektual siswa, mendapat motivasi intrinsik, menghayati bagaimana ilmu itu sendiri, dan memperoleh daya ingat yang lebih lama retensinya. Setelah dilaksanakan proses pembelajaran, tingkah laku siswa mengalami perubahan. Pada pembelajaran IPAS untuk mendapatkan pengetahuan dilakukan dengan memanfaatkan alam sekitar dan juga kegiatan yang biasa siswa lakukan untuk menjadikannya sebagai sumber belajar. **
Editor: Cosmas