Pelaksanaan Pembelajaran Literasi dan Numerasi di Sekolah Dasar dalam PJJ

Spread the love

Oleh: Sriyatno, S.Pd
SDN Grogol 01
Sriyatnosri@gmail.com

Penelitian yang dilakukan sejumlah lembaga nasional maupun internasional menunjukkan bahwa indek literasi numerasi peserta didik kita masih berada di peringkat yang rendah di dunia. Dalam Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum pada tahun 2015 menegaskan bahwa penguasan enam literasi dasar yaitu literasi baca tulis, numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya kewargaan menjadi salah satu kompetensi abad-21 yang diperlukan oleh semua warga dunia terutama peserta didik.
Numerasi atau literasi numerasi merupakan literasi yang dikenal paling awal dalam sejarah peradaban manusia. Keduanya tergolong literasi fungsional dan sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan numerasi berfungsi efektif dalam kegiatan belajar, bekerja, dan berinteraksi sepanjang hayat. Oleh sebab itu, literasi numerasi dikembangkan secara sistematis dan berkelanjutan, baik dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas maupun kegiatan pembelajaran di luar kelas (ekstrakurikuler).
Dalam kehidupan sehari-hari saat mengatur waktu, menentukan lama pekerjaan, berbelanja, merencanakan liburan atau kegiatan lainnya membutuhkan kemampuan literasi numerasi. Dengan kemampuan literasi numerasi, peserta didik akan mampu memecahkan permasalahan hidup yang berkaitan dengan matematika. Kemampuan yang terkat adalah kemampuan mengaplikasikan konsep bilangan, pengukuran, operasi hitung, geometri, data dan pola serta menginterpresentasikan informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling peserta didik.
Pendidikan di sekolah dasar sebagai fondasi dasar penanaman budi pekerti serta kemampuan berpikir siswa yang sangan memberikan pengaruh pada jenjang pendidikan selanjutnya. Peserta didik dalam jenjang usia sekolah dasar memiliki keunikan dan kekhasan masing-masing dalam kepribadian dan perkembangnnya. Sehingga, pendidikan di sekolah dasar dalam pengembangannya menyesuaikan dengan karakteristik yang ada di sekolah (baik siswa maupun lingkungannya), potensi yang ada di sekitar sekolah dan sosial budaya setempat.
Aspek yang dikembangkan di sekolah dasar meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui lingkungan, baik di lingkungan sekolah, rumah maupun masyarakat (tempat bermain). Sehingga pendidikan di sekolah dasar dapat dikatakan sebagai pendidikan melek-wacana atau literasi (Maryono, 2017:109).
Dengan pembudayaan tersebut maka ketiga aspek tersebut akan berjalan beriringan antara literasi dengan keseharian di lingkungan siswa. Pembiasaan literasi yang dilakukan di sekolah dasar secara rutin akan menciptakan peserta didik yang sadar akan literasi dalam diri mereka. Hal ini juga bisa membawa siswa tidak hanya menerapkan di lingkungan sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) menggunakan berbagai macam bilangan dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari dan (b) menganalisis informasi yang ditampilkan di dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dan lain sebagainya) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil kesimpulan dan keputusan.
Prinsip dasar literasi numerasi adalah bersifat kontekstual. Dengan demikian, soal yang dibuat untuk mengeksplorasi literasi numerasi siswa haruslah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa melalui soal cerita. Integrasikan operasi aritmatika dasar ke dalam bentuk soal cerita juga bertujuan agar siswa lebih memahami konsep penggunaan operasi aritmatika. Melalui soal cerita, anak tidak hanya belajar melatih kemampuan literasi numerasinya akan tetapi belajar melatih literasi dasar berupa membaca pemahaman. Hal ini dikarenakan kemampuan siswa dalam berpikir analitis serta pemecahan masalah secara tidak langsung berkorelasi dengan kemampuan membaca pemahaman anak (Holmes & Dowker, 2013).
Untuk memperkuat kecakapan numerasi bagi peserta didik, perlu ditingkatkan kegiatan-kegiatan yang sarat dengan muatan numerasi. Strategi pengembangan literasi numerasi dapat dimulai dari tingkat kelas, baik melalui kegiatan pembelajaran matematika dan nonmatematika. Kemudian di tingkat sekolah, kegiatan literasi juga dapat dikembangkan melalui lingkungan fisik berupa sarana prasarana bernuansa numerasi, melakukan intervensi kepada peserta didik yang beresiko tinggi, serta mengadakan kegiatan numerasi yang melibatkan orang tua. Selain di tingkat kelas dan sekolah, pengembangan literasi numerasi juga perlu dilakukan di tingkat daerah dengan mengadakan pelatihan untuk guru, pengawas, dan kepala sekolah.
Perubahan dalam sistem pembelajaran akibat pandemi Covid-19 mengharuskan guru dan peserta didik beradaptasi dengan teknologi yang digunakan dalam proses pembelajaran saat ini. Pada masa ini, tidak semua pembelajaran yang disampaikan menggunakan teknologi dapat tersampaikan secara utuh sehingga perlu adanya penguatan kemampuan literasi dan numerasi untuk menunjang proses pembelajaran. Pembelajaran jarak jauh dilakukan oleh peserta didik dengan bantuan media, perangkat ajar dan sumber belajar yang dibutuhkan, serta pendampingan orangtua atau orang dewasa untuk memfasilitasi interaksi peserta didik dengan guru.
Pada era digital, informasi sangat mudah disebarluaskan dan didapatkan tanpa adanya batasan. Hal ini mengakibatkan perkembangan teknologi terus mengalami perkembangan dengan selalu berinovasi, hingga masuk ke era disrupsi. Di saat inilah literasi dan numerasi yang kuat merupakan proteksi terbaik dalam dunia pendidikan dari kesalahan dan ketertinggalan. Dengan kemampuan literasi dan numerasi guru dan peserta didik mampu mengetahui teknologi apa yang tepat untuk digunakan dalam membantu proses pembelajaran agar dapat tersampaikan sesuai apa yang menjadi tujuan pembelajaran itu sendiri. Guru dan peserta didik juga dapat mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu perkembangan teknologi sehingga dapat memanfaatkan teknologi yang ada secara bijaksana. **

Editor: Cosmas