KACA Tingkatkan Literasi di Sekolah

Spread the love


oleh: Rika Widyastuti, S.Pd
SDN Madegondo 01 Grogol Sukoharjo

Gerakan literasi sering diterjemahkan masyarakat sebagai gerakan membaca saja. Terjemahan masyarakat itu benar adanya. Membaca adalah salah satu jenis kemampuan berbahasa siswa di samping menyimak, berbicara, dan menulis. Karena merupakan bagian dari literasi, membaca tidak bisa dilepaskan dari dunia pendidikan.
Membaca adalah jalan untuk mendapatkan pengetahuan. Orang bijak mengatakan bahwa buku adalah jendela dunia. Jika buku merupakan jendela dunia, membaca adalah kunci untuk membuka jendela dunia tersebut. Tanpa membaca, tidak mungkin terbuka jendela.
Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan (Dalman, 2013: 5). Banyak sumber pengetahuan siswa. Menurut Bobi de Porter dalam Quantum Teaching (2015), sumber pengetahuan siswa berasal dari kemampuan indrawi, seperti melihat, merasakan, dan mencium.
Salah satu sumber pengetahuan siswa berasal dari buku-buku. Karena itu, kemampuan membaca siswa sangat diperlukan untuk mendapatkan banyak pengetahuan dari buku-buku pelajaran. Senada dengan itu, Far (1984: 5) mengatakan bahwa membaca merupakan jantung pendidikan. Artinya, tanpa membaca mustahil timbul kehidupan dari pendidikan.
Budaya literasi tentunya sangat penting ditingkatkan di sekolah. Kemampuan dasar literasi yang berupa kemampuan membaca menulis harus menjadi prioritas utama dalam dunia pendidikan. Banyak manfaat yang didapatkan dari hasil membaca. Dengan membaca, kita bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan, misalnya membaca koran atau majalah. Dengan membaca kita juga bisa mendapatkan hiburan seperti membaca cerpen, novel, dll. Dengan membaca, kita mampu memenuhi tuntutan intelektual, meningkatkan minat terhadap suatu bidang, dan mampu meningkatkan konsentrasi. Namun, perkembangan minat baca dan kemampuan membaca anak saat ini sangatlah memprihatinkan.
Faktor internal penyebab rendahnya minat membaca siswa adalah kemampuan membaca dan kurangnya kebiasaan membaca. Faktor eksternal penyebab rendahnya minat membaca siswa adalah lingkungan sekolah kurang mendukung, peran perpustakaan belum maksimal, keterbatasan buku/bahan bacaan, keluarga kurang mendukung, dan pengaruh menonton televisi serta penggunaan handphone. Maka dari itu kami menyelenggarakan program “KACA Kamis Membaca” yang dilaksanakan di SDN Madegondo 01.
Program “KACA Kamis Membaca” merupakan suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan literasi peserta didik. Program ini dinamakan “Kamis Membaca” karena kegiatan literasi dilaksanakan pada hari Kamis. Setiap hari Kamis anak diwajibkan untuk membaca berbagai jenis buku yang sudah disediakan perpustakaan sekolah. Dalam satu hari anak harus membaca walaupun di luar jam pelajaran.
Dengan diwajibkan maka anak pastinya akan melaksanakan kegiatan kamis membaca tersebut. Selain itu anak juga merasa antusias karena kegiatan membaca dilakukan serentak dengan teman-teman baik yag satu kelas maupun yang berbeda kelas. Dengan program kamis membaca diharapkan peserta didik semakin senang dengan kegiatan literasi sehingga menambah ilmu pengetahuan mereka.
Terkait dengan pentingnya gerakan literasi ini, kami memberikan catatan penting serta saran agar program Kamis membaca di sekolah efektif, yaitu (1) memaknai ulang pentingnya literasi; (2) mendampingi anak dengan produktif; (3) melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat untuk memaksimalkan media, terutama integrasi TIK, dalam melakukan gerakan literasi; (4) menghadirkan buku-buku yang memuat “virus prestasi” kepada pembaca; (5) memperbanyak buku bacaan berkualitas dengan muatan “virus prestasi”; serta (6) menagih hasil refleksi peserta didik terhadap bacaan yang sudah dibaca. Membaca adalah investasi terbaik untuk masa depan. Hanya saja, kita butuh waktu untuk memetik hasilnya.**

Editor: Cosmas