Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B
Melalui Media Tutup Botol

Spread the love

Oleh: Sri Sulastri, S.Pd
Mengajar Kelompok B TK Aisyah 03 Jaten Karanganyar

Pendidikan anak adalah upaya pembinaan anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan dengan memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu anak tumbuh secara jasmani dan rohani agar siap memasuki jenjang pendidikan berikutnya. Pendidikan bagi anak usia dini merupakan pendidikan usia dini yang berada pada jenjang yang lebih rendah tetapi mempunyai arti yang paling tinggi dan sangat urgen untuk diperhatikan karena pendidikan usia dini merupakan landasan yang akan menentukan keberhasilan tumbuh kembang anak ke tahap selanjutnya.
Usia dini 0 hingga 6 tahun, anak-anak masih seperti spons. Oleh karena itu, pembelajaran anak usia dini harus mengutamakan kebutuhan anak dan menyediakan lingkungan yang kondusif dan menantang. Pembelajaran pada anak usia dini dibangun berdasarkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak. Semua bentuk pembelajaran yang diberikan dikemas sesuai dengan dunia anak, untuk memudahkan anak mengingat, segala bentuk aktivitas anak lebih banyak melibatkan otot atau yang berhubungan dengan gerakan.
Kognitif adalah aspek yang berkembang dari masa kanak-kanak. Kognitif adalah aktivitas mental tinggi yang melibatkan menangkap, memilih, mengelola, menyimpan informasi dari luar dan menggunakannya saat dibutuhkan. Perkembangan kognitif adalah proses dimana seorang individu atau seseorang dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk menggunakan pengetahuan mereka. Perkembangan kognitif anak merupakan suatu proses dimana terjadi interaksi yang terus menerus antara anak dengan pandangannya terhadap suatu peristiwa dalam suatu lingkungan. Keterampilan kognitif atau disebut juga dengan keterampilan matematika meliputi kemampuan untuk mengolah masalah mental, masalah logika, dan persamaan serta untuk memahami bilangan dan hubungannya satu sama lain. Keterampilan matematika ini perlu diperkenalkan sejak dini, ketika anak belajar matematika pada tahap awal, anak harus dikenalkan terlebih dahulu bagaimana cara menghitung, mengenal angka, memperkirakan, menjumlahkan, mengurangi, dan memahami konsep sederhana.
Media merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran, penggunaan media yang menarik dapat menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak. Maka anak akan mudah menerima dan memahami segala sesuatu yang disampaikan oleh guru. Media adalah alat untuk menyampaikan atau menyampaikan pesan pembelajaran. Penggunaan media yang menarik dapat membangkitkan semangat anak dan anak akan termotivasi untuk belajar. Pembelajaran yang terjadi di Taman Kanak-kanak (TK) sangat sederhana dan tidak memberatkan anak dalam proses belajarnya, karena anak akan belajar melalui bermain. Hal ini didasarkan pada karakteristik anak yang memiliki rentang perhatian yang pendek karena anak tidak dapat fokus dalam waktu yang lama.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran akan memudahkan pendidik dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan kepada anak dan jauh lebih mudah diterima oleh anak dengan baik. Media yang digunakan pendidik di dalam kelas adalah media yang dapat merangsang anak untuk tetap fokus dan tidak mudah bosan.
Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di TK Aisyah 03 Jaten Karanganyar dapat diketahui bahwa masih terdapat permasalahan pada anak kelompok B usia 5-6 tahun, dimana anak masih kurang memahami dalam mengenal angka dan simbol angka. Hal ini terlihat ketika pendidik meminta anak untuk menulis dan menebak angka di papan tulis. Angka-angka yang disebutkan anak masih campur aduk, seperti angka 2 dengan 5, angka 6 dengan angka 9 dan angka 4 dengan 7, dan angka 1 dengan 10. Keadaan ini masih terjadi berulang-ulang dalam pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa lemahnya daya tangkap anak dalam mengenal angka disebabkan oleh kurangnya media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga anak tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pendidik dalam memberikan pemahaman angka hanya menggunakan gambar angka di papan tulis sehingga anak kurang antusias dalam bertanya atau menjawab pertanyaan. Maka diperlukan media yang menarik minat anak-anak agar mereka tertarik
Berdasarkan permasalahan di atas yaitu kurangnya kemampuan anak dalam mengenal angka dan lambang angka, serta kurangnya semangat anak dalam belajar angka sehingga terkesan membosankan karena tidak menarik media cara mengemasnya, sehingga dibutuhkan penggunaan tutup botol media, media tutup botol merupakan salah satu media yang dapat membantu anak belajar mengenal angka karena bersifat konkrit dan dekat dengan anak.
Tutup botol merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Media tutup botol adalah media beton yang digunakan untuk tutup botol minuman yang sudah tidak digunakan lagi. Benda konkret dalam buku pedoman permainan hitung permulaan adalah materi yang berwujud untuk disentuh, dilihat, dan diekspresikan melalui kemampuan verbal anak.
Jadi dapat dipahami bahwa benda konkret adalah segala sesuatu yang ada di alam, berwujud, dapat dilihat, diraba, dan diungkapkan melalui kemampuan verbal anak. Benda konkret yang dimaksud adalah tutup botol.
Piaget dalam Lily Alfiyatul Jannah menjelaskan bahwa bermain dengan benda-benda di lingkungannya merupakan cara anak untuk belajar, berinteraksi dengan berbagai benda, dan menggunakan benda-benda tersebut untuk membantu memenuhi kebutuhannya dalam memahami situasi. Bermain dengan benda merupakan salah satu cara anak untuk belajar. Pembelajaran anak usia dini dapat dirangsang dengan menggunakan media. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media berupa benda-benda yang paling dekat dengan anak atau benda-benda yang sering dijumpai di lingkungan sekitar. Objek yang dimaksud adalah tutup botol, tutup botol dapat digunakan sebagai media pembelajaran khususnya dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa media tutup botol merupakan salah satu benda konkret yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak usia dini. Kehadiran media konkrit seperti media tutup botol pada tahap berpikir simbolik merupakan salah satu alternatif yang baik dalam meningkatkan pemahaman belajar anak secara visual. Pembelajaran secara visual menggunakan benda nyata dapat memudahkan anak dalam memahami isi materi pembelajaran khususnya pembelajaran lambang bilangan.
Editor: Cosmas