Mengenang Jasa Kartini di Masa Pandemi Covid-19

Spread the love

Oleh: Endang Winingsih  SPd SD

SDN 03 Waru Kebakkramat Karanganyar

 

Bulan April identik dengan bulan Kartini. Lalu, apa yang terjadi ketika peringatan Kartini di masa pandemi Corona? Apa yang harus dilakukan?

Salah satu bentuk penghargaan kita terhadap RA Kartini adalah dengan cara memperingari hari Kartini pada setiap tanggal lahirnya. Peringatan hari Kartini tahun ini telah berlalu tanpa kemeriahan seperti tahun-tahun sebelumnya. Tanpa  adanya lomba-lomba yang diselenggarakan secara langsung oleh beberapa instansi.

Hal ini disebabkan bangsa kita sedang menghadapi situasi  yang sulit saat ini. Pandemi Covid-19 telah melanda Indonesia sejak beberapa waktu lalu. Kebijakan-kebijakan pemerintah seperti social distancing, phisical distancing, stay at home, WHF (Work From Home) hingga pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) mengharuskan masyarakat untuk mengurangi kegiatan yang melibatkan banyak orang. Namun bangsa kita tetap bisa memperingati hari kartini dengan melakukan beberapa kegiatan yang positif.

Bentuk lain dari penghargaan kita terhadap perjuangan RA Kartini adalah dengan cara meneladani sikapnya. Nyatanya sekarang sudah banyak kartini-kartini Indonesia yang pantang menyerah dalam berjuang. Dalam bidang kesehatan para Kartini berjuang membantu para pasien untuk sembuh melawan penyakit yang diderita. Kartini yang berkecukupan ekonominya juga banyak yang peduli membantu meringankan beban hidup sesama. Ada lagi Kartini di bidang informasi yang  meliput, melaporkan dan menulis hal-hal positif yang dapat membangkitkan semangat dalam menghadapi kondisi pandemi ini. Kartini dibidang pendidikan juga tidak mau ketinggalan tetap melaksanakan tugasnya dalam mendidik anak bangsa meskipun dilakukan dari jarak jauh.

Kita tahu bahwa saat ini sudah lahir Kartini-Kartini  baru atas perjuangan dan jasa dari RA Kartini. Banyak  juga Kartini-Kartini kecil yang ingin berjuang untuk mewujudkan seribu impian dalam hidupnya kelak. Mereka adalah anak-anak sekolah terutama dari tingkat PAUD maupun SD. Mereka tetap semangat dalam menuntut ilmu meskipun dilakukan dari jarak jauh untuk pertama kalinya. Hal ini diterapkan di setiap satuan pendidikan sejak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghimbau kepada para pendidik untuk  melaksanakan kegiatan  belajar mengajar dari rumah bagi siswa sejak bulan Maret lalu.

Berhubung tidak semua siswa dan guru dapat mengakses internet secara maksimal  ditambah kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia masih berlangsung maka pemerintah meluncurkan program baru yaitu Program Belajar dari Rumah  (di TVRI) sejak 13 April 2020 hingga tiga bulan mendatang.

“Program Belajar dari Rumah (di TVRI) merupakan upaya Kemendikbud guna membantu terselenggaranya pendidikan bagi semua kalangan di masa darurat Covid-19, khususnya membantu masyarakat yang memiliki keterbatasan pada akses internet, baik karena ekonomi maupun letak geografis,” pernyataan bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Nadiem Makarim.

Program yang ditayangkan oleh TVRI tersebut memberikan  warna baru bagi dunia pendidikan saat ini. Dengan jadwal tertentu sesuai jenjang pendidikan masing- masing dari PAUD hingga SMA para siswa  dapat menyaksikan beberapa mata pelajaran disertai dengan latihan di  setiap akhir segmen. Siswa-siswi mengikuti pembelajaran dengan antusias. Semangat  belajar  yang  tak  pernah  luntur dari kartini-kartini kecil membuktikan kegigihan mereka dalam ikut serta berperan demi kemajuan bangsa Indonesia. Mereka sudah membuktikan kepada kita bagaimana  meneladani sikap positif dari RA Kartini.

Untuk itu marilah kita bantu kartini-kartini kecil dengan membimbing membina dan mengarahkan mereka untuk mencapai cita-citanya sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Semoga RA Kartini dapat tersenyum melihat penghargaan yang kita berikan kepada beliau meskipun dalam kondisi Pandemi seperti sekarang.

 

 

Sekilas tentang Kartini

April merupakan salah satu bulan yang bersejarah bagi bangsa Indonesia utamanya  kaum wanita. Sebab pada tanggal 21 April 1879 telah lahir seorang tokoh pejuang wanita yang berasal dari Mayong, Jepara, Jawa Tengah. Beliau adalah putri seorang bupati kala itu dan diberi nama Kartini. Karena beliau berasal dari keluarga bangsawan maka beliau mendapatkan gelar Raden Ayu sebelum menikah. Tetapi setelah menikah gelar beliau menjadi Raden Ajeng.

Pada masa itu terjadi perbedaan hak antara kaum  perempuan dan kaum laki-laki dalam hal pendidikan. Hanya perempuan  yang berasal dari  kalangan bangsawan saja yang boleh mengenyam pendidikan. Ayah Raden Ajeng Kartini menyekolahkan putrinya  di ELS (Europese Lagere School). Di situlah beliau bisa belajar banyak tentang bahasa Belanda hingga berusia 12 tahun. Setelah itu RA Kartini harus dipingit sesuai tradisi Jawa dimana seorang perempuan harus di rumah saja menunggu sampai ada laki-laki yang datang meminang untuk menjalani kehidupan berumah tangga.

Meskipun RA Kartini harus menjalani masa pingitan tetapi beliau tidak mau berdiam diri saja. Beliau tetap menjalin hubungan dengan rekan-rekannya di Belanda melalui surat menyurat menggunakan bahasa Belanda. Selain itu RA Kartini juga banyak membaca surat kabar, buku, dan majalah untuk menambah wawasannya dan pengetahuannya. Bahkan beliau juga mendalami ilmu agama. Dari membaca pula RA Kartini tahu banyak perbedaan hak antara kaum perempuan bangsa Eropa dengan perempuan pribumi. Hal inilah yang mendorongnya untuk dapat  memperjuangkan hak seorang wanita pribumi dalam  memperoleh persamaan, kebebasan, otonomi serta kesetaraan hukum dengan kaum pria.

Perjuangan panjang  RA Kartini sebagai pahlawan Emansipasi wanita Indonesia tidak sia-sia. Jika pada masa dulu kaum  perempuan hanya  diyakini untuk bekerja di dapur, sumur, dan kasur istilahnya tetapi  pada masa kini tidak seperti itu lagi.  Kini sudah banyak perempuan Indonesia yang berhasil meniti karir dalam berbagai bidang. Ada yang menjadi guru, dokter, pengusaha, menteri, presiden dan masih banyak jabatan lain yang diduduki oleh kaum perempuan. Sudah tidak ada lagi pebedaan hak antara kaum perempuan dan laki-laki dalam kebebasan menuntut ilmu seperti tempo dulu. Kini telah lahir Kartini-Kartini Indonesia yang turut berjasa dalam pembangunan bangsa ini.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya itulah ungkapan dari Ir Soekarno.  Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia menyadari kalau keberadaannya saat ini tidak lepas dari perjuangan dan pengorbanan para pahlawan terdahulu. Ada pahlawan Nasional, Pahlawan Kemerdekaan, Pahlawan Emansipasi Wanita juga. Kini Indonesia telah  tumbuh untuk menjadi bangsa yang besar. Namun Indonesia tidak akan melupakan begitu saja jasa para pahlawan yang sudah berani, rela berkorban, bersatu, dan berjuang untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa ini. Jadi sudah seharusnya kita sebagai generasi penerus untuk senantiasa menghormati dan menghargai jasa para pahlawan termasuk RA Kartini yang sudah sangat berjasa dalam memperjuangkan persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria.

Akhirnya, selamat memperingati Hari Kartini tahun 2020. RA Kartini Jasamu akan ku kenang selalu. Semangat dan perjuanganmu tak pernah usang dimakan waktu. Lihatlah jerih payahmu kini berbuah manis. Lelahmu telah terhapus oleh lahirnya kartini-kartini baru saat ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi tempat terbaik untuk RA Kartini.

Editor: Cosmas