Haleon Indonesia Luncurkan Panadol Koper Cekatan dan Program Kader Pandai di Jateng dan Jatim

Spread the love

SOLO, POSKITA.co – Haleon Indonesia bersama LPK Suluh Kasih Bangsa luncurkan Panadol Koper Cetakan (Cepat, Dekat, Andal) dan Program Kader Pandai (Pertolongan Awal Nyeri, Demam, dan Influenza) di Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim). Acara peluncuran berlangsung di Solia Zigna Hotel Solo, Kamis, 25 Juli 2024.

Heleoan, pemimpin global dalam kesehatan konsumen dan produsen Panadol, memperkenalkan dua inisiatif kesehatan revolusioner dengan misi meningkatkan aksesibilitas kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

Panadol Koper Cekatan merupakan kelanjutan dari inovasi Panadol Telepon Cetakan yang Haleon perkenalkan di tahun 2023.

Seperti namanya, teknologi inovatif ini berbentuk koper jinjing portabel yang dilengkapi dengan berbagai fitur seperti video call dan sensor lainnya untuk mengukur metrik seperti detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan kadar oksigen, sehingga memungkinkan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter umum secara jarak jauh.

Dengan berat sekitar 7 kg yang membuatnya mudah dibawa, inovasi ini akan memungkinkan Haleon menjangkau lebih banyak penerima manfaat dan diharapkan dapat berkontribusi dalam mengatasi kesenjangan akses layanan kesehatan yang kerap ditemui di sejumlah wilayah Indonesia.

Haleon setia pada komitmen untuk memberdayakan individu dalam mengambil kendali atas kesehatan mereka. Selain kemajuan teknologi ini, Haleon juga meluncurkan program Kader Pandai dalam kerja sama dengan LKP Suluh Kasih Bangsa, sebuah lembaga non-profit yang berbasis di Solo, Jawa Tengah.

Inisiatif pemberdayaan masyarakat ini akan melatih dan mensertifikasi 200 kader di 20 wilayah di Jateng dan Jatim pada periode Juli-Desember 2024. Kebanyakan di antaranya merupakan ibu rumah tangga dan anggota Program Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Dhanica Mae Dumo-Tiu, General Manager Haleon Indonesia (baju motif tengah kiri), dr. Enny Listiawati, MPH, Kepala Bidang Manajemen dan Kemitraan LKP Suluh Kasih Bangsa (batu batik tengah kanan) saat foto bersama Kader Pandai. (foto: poskita.co/aryadi)

Dhanica Mae Dumo-Tiu, General Manager Haleon Indonesia, menyampaikan, kami menyadari bahwa masih banyak masyarakat yang menghadapi tantangan dalam mengakses perawatan kesehatan yang memadai. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk memberikan solusi yang berkelanjutan.

“Inisiatif-inisiatif yang kami luncurkan hari ini dirancang untuk membawa layanan kesehatan yang lebih terjangkau dan mudah diakses bagi masyarakat, terutama di daerah-daerah yang jauh dari pusat kota atau fasilitas kesehatan utama. Dengan demikian, kami berharap dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan memperkuat akses mereka terhadap perawatan kesehatan yang tepat dan efektif,” kata Dhanica saat memberi sambutan.

Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D, Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, dalam sambutan yang disampaikan secara virtual, mengucapkan selamat atas peluncuran Program Panadol Koper Cekatan dan Kader Pandai pada tanggal 25 Juli 2024.

“Program yang diluncurkan hari ini mendukung transformasi pelayanan kesehatan, khususnya transformasi layanan primer yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui kegiatan edukasi, dan dalam rangka mendekatkan akses kepada masyarakat,” ungkapnya.

“Saya yakin dengan inovasi yang telah dikembangkan oleh mitra swasta, dapat memperkecil gap sehingga pelayanan kesehatan di daerah yang sulit akses komunikasi dan jangkauan bukan lagi menjadi suatu penghalang,” tambah Dante.

Melalui Kelas Kader, 200 Kader Pandai ini akan dibekali pengetahuan secara langsung oleh praktisi kesehatan dan para ahli Haleon dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengedukasi masyarakat di kawasannya tentang pentingnya perawatan diri dan manajemen nyeri.

Topik pelatihannya mencakup memahami nyeri, demam, dan influenza serta praktek swamedikasi yang disarankan, cara membaca label dan etiket untuk memastikan konsumsi obat yang tepat, serta komunikasi antar pribadi untuk memastikan proses sosialisasi yang efektif.

Setelah program pelatihan selesai, kader akan terjun kembali ke masyarakat dalam tim beranggotakan 10 kader dan ahli sambil membawa Panadol Koper Cekatan serta ransel Panadol Klinik Cekatan. Ransel ini berisi lembar fakta, materi edukasi, dan obat over-the-counter (OTC) untuk mendukung kegiatan sosialisasi tersebut.

dr. Enny Listiawati, MPH, Kepala Bidang Manajemen dan Kemitraan LKP Suluh Kasih Bangsa, menyebut, kader kesehatan, seperti yang umumnya ditemui di Posyandu, memainkan peran krusial dalam upaya promosi kesehatan masyarakat kita.  Mereka adalah sumber informasi terpercaya di komunitasnya.

“Lewat program ini, kami harapkan ada ripple effect—kami melatih kader untuk bisa mensosialisasikan topik ini ke lebih banyak orang. Menurut estimasi kami, harapannya program ini bisa mengedukasi lebih dari 40.000 orang di Jateng dan Jatim dan memberikan pemeriksaan kesehatan gratis untuk 3.000 orang,” kata Enny.

Inisiatif ini sejalan dengan lanskap kesehatan saat ini, di mana umum dilakukan swamedikasi. Swamedikasi atau pengobatan mandiri adalah praktik yang umum dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023, 79,74 persen masyarakat Indonesia melakukan swamedikasi.

Jika dilakukan berdasarkan pengetahuan yang tepat, praktik ini berpotensi untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan. Namun, tanpa pemahaman yang baik, swamedikasi dapat berisiko menyebabkan salah diagnosis, salah dosis, dan salah pengobatan.

dr. Retno Erawati Wulandari, Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, mengatakan, perihal masalah kesehatan yang masih ada di wilayah Kota Solo ini tentunya harus diatasi dan diupayakan bersama-sama untuk mendapatkan suatu solusi.

“Harapannya melalui program ini, masyarakat nastinya bisa lebih pandai, pintar, dan bijak lagi dalam menangani permasalahan kesehatan. Semoga kita semua dapat menjadi semakin sehat dan lebih teredukasi terutama di bidang kesehatan,”jelasnya.

Mukilah Budi Murtono, Ketua TP PKK Kota Solo, menambahkan, Kader PKK merupakan garda terdepan kesejahteraan keluarga. Mereka ada di tengah masyarakat, memahami betul kondisi setempat, sehingga penyuluhan yang nantinya disampaikan pun menjadi tepat sasaran.

“Ini menjadi contoh bagaimana upaya edukasi kesehatan menjadi lebih efektif karena disesuaikan seturut konteks lokal. Saya harap semakin banyak orang dijangkau oleh program ini,” kata Mukilah. (*/arya)