Mastery Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas VII MTs KHAS Kempek Cirebon

Spread the love

Oleh: Musthofa Lutfi, S.Pd.I.
Mengajar Aqidah Akhlak Kelas VII
MTs KHAS Kempek Cirebon

Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Hal ini dalam rangka mewujudkan masyarakat yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, didukung oleh masyarakat Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, sadar hukum dan lingkungan hidup, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin dalam lingkungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Upaya mewujudkan visi pendidikan nasional memerlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni.
Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, peran madrasah sangat diperlukan, karena selain mengajarkan sejumlah bidang ilmu umum yang menjadi ciri khasnya juga mengajarkan bidang-bidang agama Islam yang mendalam untuk menggali ilmu-ilmu agama. Inti dari proses pendidikan formal adalah pengajaran, sedangkan inti dari proses pengajaran adalah belajar siswa. Oleh karena itu, mengajar tidak dapat dipisahkan dari belajar, sehingga dalam terminologi pendidikan kita dikenal dengan Proses Belajar Mengajar (PBM) atau proses belajar.
Muhammad Arif (2018) mengatakan bahwa setelah guru memikirkan materi pelajaran, hendaknya ia memikirkan bagaimana cara menyampaikan materi tersebut ke dalam pikiran siswa, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran dan kondisi siswa. Guru harus memikirkan metode terbaik dalam menyusun bahan pembelajaran, dan bahan pembelajaran sebagai suatu mata rantai yang berkesinambungan.
Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran guru hendaknya memperhatikan perbedaan individu siswa, yaitu pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Kerangka berpikir seperti ini dimaksudkan untuk memudahkan guru dalam melakukan pendekatan terhadap setiap siswa secara individu. Peserta didik sebagai individu mempunyai perbedaan sebagaimana disebutkan di atas. Pemahaman terhadap ketiga aspek tersebut akan mempererat hubungan guru-siswa sehingga memudahkan dalam melakukan pendekatan pengajaran.
Penguasaan pelajaran Aqidah Akhlak memerlukan strategi yang tepat dan sesuai. Salah satu strategi yang diterapkan di MTs KHAS Kempek Cirebon khususnya pada pembelajaran Aqidah Akhlak adalah Mastery Learning untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Mastery Learning (pembelajaran tuntas) merupakan suatu sistem pembelajaran yang mengharapkan siswa mampu menguasai tujuan pembelajaran secara umum dari suatu satuan atau satuan pembelajaran secara tuntas (Zuhairini, 2018:138).
Proses belajar siswa dengan Mastery Learning lebih diarahkan pada peningkatan minat belajar siswa, sikap positif terhadap pembelajaran dan materi yang dipelajari lebih ditingkatkan dan dikembangkan. Dengan demikian perubahan tingkah laku yang diharapkan pada setiap peserta didik akan berhasil secara optimal.
Strategi ini mencakup dua kegiatan yaitu program pengayaan dan perbaikan. Proses pembelajaran dengan menggunakan prinsip Mastery Learning bermanfaat bagi siswa, karena dengan kegiatan pembelajaran ini setiap siswa dapat dikembangkan semaksimal mungkin. Pembelajaran yang tuntas pada dasarnya akan membuat peserta didik mempunyai kemampuan dan mengembangkan bakatnya, sehingga memperkecil perbedaan antara kecerdasan tinggi dan kecerdasan normal. Mastery Learning memungkinkan siswa mencapai tujuan belajar, sehingga di dalam kelas tidak ada kecerdasan tinggi yang akan mencapai seluruh tujuan pembelajaran sedangkan siswa yang memiliki kecerdasan normal mencapai beberapa tujuan pembelajaran atau tidak mencapai tujuan pembelajaran sama sekali (Yamin, 2017).
Mastery Learning didasarkan pada dua asumsi. Pertama, dikatakan adanya korelasi antara tingkat keberhasilan dengan potensi kemampuan (bakat). Jika siswa berdistribusi normal dengan memperhatikan potensi kemampuannya pada beberapa bidang pengajaran, kemudian diberikan pengajaran yang sama dan diukur hasil belajarnya, ternyata menunjukkan distribusi normal. Artinya siswa berbakat cenderung mendapat nilai tinggi. Kedua, apabila pembelajaran dilaksanakan secara sistematis, maka seluruh siswa akan mampu menguasai materi yang disampaikan kepadanya.
Langkah-langkah pelaksanaan Mastery Learning pada pembelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas VII MTs KHAS Kempek Cirebon adalah: a). Memberikan tes kepada siswa pada setiap akhir satuan pembelajaran, untuk mengetahui kemajuan setiap siswa dalam mengolah materi pembelajaran. Tes bersifat formatif, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam mengolah materi pembelajaran (tes proses diagnostik); b). Siswa yang belum mencapai tingkat penguasaan yang dipersyaratkan diberikan bantuan khusus, misalnya bantuan teman yang berperan sebagai tutor, mendapat pengajaran dalam kelompok kecil, disuruh mempelajari buku-buku bidang lain dan mengambil satuan pelajaran yang telah diprogramkan; c). Setelah semua siswa mencapai tingkat penguasaan pada satuan pembelajaran yang bersangkutan, barulah guru mulai mengajarkan satuan berikutnya; d). Satuan pembelajaran berikutnya juga diajarkan secara berkelompok dan diakhiri dengan pemberian tes formatif terhadap satuan mata pelajaran yang bersangkutan. Siswa yang ternyata belum mencapai tingkat keberhasilan yang disyaratkan kemudian diberikan bantuan khusus; e). Setelah siswa setidaknya sebagian besar dari mereka telah mencapai tingkat keberhasilan yang disyaratkan oleh guru, mereka mulai mengajar unit pelajaran ketiga. Jadi semua siswa di kelas selalu memulai pembelajaran awal yang baru bersama-sama; f). Prosedur yang sama diikuti dalam pengajaran unit pembelajaran lainnya, sampai seluruh rangkaian selesai; g). Setelah seluruh rangkaian satuan pembelajaran selesai, siswa mengikuti tes yang mencakup keseluruhan rangkaian satuan pembelajaran. Tes akhir ini bersifat sumatif, yang bertujuan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan setiap siswa terhadap seluruh tujuan pembelajaran.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak dengan menggunakan Mastery Learning yang kondusif menghasilkan daya serap yang signifikan. Siswa berusaha mencapai ketuntasan dalam proses pembelajaran baik sebelum maupun sesudahnya. Sebelum pembelajaran, siswa berusaha mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan pembelajaran, kemudian memperkaya materi pembelajaran bagi yang sudah tuntas, maupun yang belum selesai, mengikuti kegiatan remedial, bimbingan guru dan tutor sejawat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan Mastery Learning pada pembelajaran Aqidah Akhlak dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII MTs KHAS Kempek Cirebon.**
Editor: Cosmas