Efektivitas Maket Dalam Pembelajaran Klasifikasi Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya

Spread the love

oleh: Lelia Vika Erdian, S.Pd.

Mengajar Kelas 5 SDN 1 Diengkulon, Batur, Banjarnegara.

Pendidikan adalah suatu proses mengubah tingkah laku dan sikap seseorang atau siswa dan sebagai usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian, kemampuan rohani dan jasmani. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan profesionalisme guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Peran guru sebagai pendidik sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar di sekolah.

Hakikat IPA sebagai suatu proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih keterampilan proses tentang bagaimana produk-produk ilmiah ditemukan. Yaitu dengan mengamati, mengukur, memprediksi, mengklasifikasikan, membandingkan, menyimpulkan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menganalisis data, dan mengkomunikasikan hasil penelitian.

Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar menurut Prihanto Laksmi dalam Trianto (2010:142) menyatakan tujuan pendidikan IPA di sekolah adalah: a) Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat mereka tinggal; b) Menanamkan sikap hidup yang alami; c) Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan; d) Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja dan menghargai ilmuwan yang menemukannya; e) Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan masalah.

Sumber makanan hewani dikelompokkan menjadi dua, yaitu tumbuhan dan hewan. Makanan yang berasal dari tumbuhan berupa daun, batang, buah, biji, akar atau umbi. Sedangkan makanan yang berasal dari hewan seperti daging, ikan, tulang dan serangga. Perbedaan jenis makanan pada hewan menyebabkan adanya klasifikasi jenis makanan hewani, yaitu: a) Hewan herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan. Hewan dalam kelompok ini menjadikan bagian-bagian tumbuhan, mulai dari daun, batang, hingga ranting sebagai sumber makanan dan energi. Ciri-ciri hewan herbivora dapat diketahui dari bentuk dan susunan giginya. Gigi herbivora cenderung geraham yang rapat. Geraham ini digunakan oleh hewan herbivora untuk mengunyah dan menghancurkan makanannya yang berupa tumbuhan. Beberapa contoh hewan herbivora yang dapat kita temukan di lingkungan kita seperti kambing, sapi, rusa, gajah, dan sebagainya; b) Karnivora adalah hewan pemakan daging. Hewan dalam kelompok ini menjadikan hewan lain sebagai makanan. Dalam rantai makanan, hewan karnivora umumnya berperan sebagai predator atau pemangsa. Ciri khusus hewan karnivora adalah adanya gigi taring yang kuat dan tajam. Gigi taring digunakan oleh hewan karnivora sebagai alat untuk merobek daging mangsanya. Contoh hewan karnivora yang bisa kita temukan di sekitar lingkungan kita antara lain anjing, kucing, singa, harimau, serigala, dan lain sebagainya; c) Omnivora adalah hewan pemakan daging dan tumbuhan alias memakan segalanya. Manusia adalah omnivora sejati. Manusia memakan daging dan tumbuhan sebagai sayuran. Selain manusia, kera, tikus, babi, luwak, dan bekantan juga merupakan contoh hewan omnivora. Ciri-ciri hewan dalam kelompok ini adalah struktur giginya yang terdiri dari gigi seri, taring, dan geraham lengkap. Gigi seri datar digunakan untuk memotong makanan, gigi taring digunakan untuk merobek daging, sedangkan gigi geraham digunakan untuk mengunyah.

Penggunaan media pembelajaran dikatakan menarik apabila dapat merangsang semangat belajar bagi siswa sehingga dapat membantu siswa mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Dalam hal ini guru juga mendapat kemudahan dalam menyampaikan materi. Menurut Anitah (2012:6) menyatakan bahwa, “Media adalah komposisi yang saling berkesinambungan antara manusia, bahan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan situasi belajar yang menarik, memungkinkan siswa menyerap pengetahuan, keterampilan, dan sikap”.

Berdasarkan hal tersebut, siswa kelas V SDN 1 Diengkulon, Batur, Banjarnegara menerapkan pembelajaran mock-up efektifitas dalam pembelajaran klasifikasi hewan berdasarkan jenis makanannya. Maket adalah bentuk miniatur atau tiruan yang menyerupai rumah, bangunan, pesawat, kapal dan benda-benda kecil lainnya, yang biasanya terbuat dari kayu, karton jerami dan styrofoam.

Maket media adalah media yang menyerupai bentuk asli suatu benda dalam bentuk miniatur. Media maket mampu menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran, karena terdapat dasar-dasar yang konkrit. Tidak hanya itu media tiruan juga menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan dengan menggunakan media tiruan siswa dapat menyampaikan alasan dari sesuatu yang dilihat secara langsung oleh siswa. Maket yang dibuat dengan baik akan memberikan makna yang hampir menyerupai bentuk asli benda, dari melihat benda yang menyerupai bentuk aslinya diharapkan dapat membantu siswa mengingat, menambah pengetahuan, mampu memvisualisasikan suatu konsep, dan dapat memperluas cakrawala berpikir.

Maket Menurut Andi Prastowo (2013:228) maket dan model bisa diartikan hampir sama dengan bentuk aslinya bahkan bisa disebut sama. Dalam Pembelajaran Sejarah tentunya tidak semua objek dapat dikunjungi secara langsung atau dilihat langsung oleh siswa. Maket yang digunakan sebagai media pembelajaran merupakan salah satu dari sekian banyak media yang mampu menghadirkan objek nyata berupa tiruan ke dalam kelas.

Dari kerucut pengalaman, Edgar Dale 1969 (dalam Arsyad 13-14) menyatakan bahwa maket berpeluang besar untuk meningkatkan hasil belajar karena memberikan pengalaman langsung melihat benda bersejarah dalam bentuk buatan.

Penggunaan media maket dapat memotivasi siswa kelas V SDN 1 Diengkulon, Batur, Banjarnegara untuk kembali bersemangat mempelajari klasifikasi hewan dan menarik perhatian siswa dalam melakukan pembelajaran sehingga motivasi siswa akan tumbuh. Karena salah satu penyebab peningkatan hasil belajar siswa adalah motivasi.**

Editor: Cosmas