Wabah Corona, Anak Tak Surut Belajar di Rumah
Atikel Ilmiah Populer
oleh: Hanani
SDN Weru 2 Kec Weru, Kab Sukoharjo, Jawa Tengah
Wabah Covid-19 atau Corona begitu menakutkan banyak orang, karena virus yang dibawanya sangat mudah menular kepada orang lain. Semua terjadi bukan Karena kebetulan. Apakah kita tinggal diam atau hanya berdoa saja supaya virusnya bisa hilang? Tentu tidak. Manusia wajib berusaha.
Bagaimana kita melawannya, tentu para ahli kesehatan menyarankan Physical distancing, jaga jarak fisik. Sosial distancing (hindari kerumunan orang), cuci tangan pakai sabun, memakai sanitizer, penyemprotan lingkungan dengan disinfektan, makan makanan yang bergizi, olah raga secara teratur, istirahat cukup dan lain sebagainya.
Namun, ketakutan yang berlebihan akan membuat immunitas tubuh akan berkurang. Untuk itu, yakinkan diri virus bisa dihindarkan dari kita. Pemerintah bersama rakyat bahu-membahu secara serentak berusaha memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Sampai sampai orang Jawa membelokkan kata Covid-19 (corona) menjadi Conora Metu (tidak boleh keluar atau tetap di rumah saja), conora mulih (alias yang perantau tidak boleh pulang), conora dagang (tidak boleh berjualan berkerumunan banyak orang), Corona oh corona apapun namamu tak akan surutkan anak bangsa menggapai sukses.
Seperti yang dikutip Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, sebelum terjadinya wabah Corona pembelajaran yang disentilnya tidak harus masuk enam atau tujuh hari tetapi bisa bahkan bisa disiasati dengan online dalam pembelajaran. Seakan banyak orang yang menentang, bisakah itu?
Ternyata luar biasa di luar dugaan semua orang, bahkan perkantoran, lembaga pendidikan baik tingkat SD sampai Universitas berlomba-lomba mengadakan pembelajaran online atau daring. Pendidikan yang awalnya menteri Muhadjir mengusulkan sekolah-sekolah akan dilaksanakan pembelajaran full day, banyak orang tidak sependapat. Semuanya pasti ada sisi baiknya. Akhirnya, belum bisa terlaksana bapak menteri pun membatalkan.
Ini semua juga tidak kebetulan. Tiba–tiba terjadi wabah corona atau Covid-19 sehingga pemerintah mengambil keputusan, untuk kegiatan pembelajaran di sekolah untuk sementara waktu diberhentikan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran covid 19.
Semua yang terjadi tak akan menyurutkan belajar para siswa di rumah. Mereka sangat semangat sekali dengan didampingi orang tua. Para orang tua, yang biasanya tidak sempat mendampingi putra putrinya belajar, dengan situasi saat ini semua justru bisa berkumpul di rumah dan belajar dan banyak bersama keluarga. Orang tua yang awalnya HP hanya sebagai alat komunikasi saja dengan adanya Covid 19, HP berubah sebagai alat pembelajaran.
Para orang tua banyak belajar apa itu covid 19, apa itu daring, apa itu online. Semua jadi belajar, dari yang tidak bisa bahasa Inggris, sekarang banyak warga yang mengenal kosa kata Bahasa Inggris. Subhanalloh, mendadak semua menjadi cerdas. Tetap semangat para siswa, orang tua dan seluruh rakyat Indonesia kita putus mata rantai covid 19 bersama – sama dengan belajar di rumah.
Editor: COSMAS