Model Pembelajaran Make A Match Menggunakan Kartu Bergambar Tingkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa

Spread the love

Oleh: Lina Cintami, S.Pd.
Mengajar Kelas VII dan VIII Mata Pelajaran Bahasa Inggris
SMP Sunan Al Anbiya Taman Pemalang

Pendidikan dan pengajaran merupakan suatu proses yang dilakukan dengan kesadaran terhadap tujuan tertentu. Tujuan dalam konteks ini merujuk pada upaya untuk merumuskan hasil yang diharapkan dari siswa setelah mereka mengalami proses belajar. Pengalaman belajar dapat diperoleh dari berbagai tempat, dan salah satu tempat utama adalah di lingkungan sekolah. Di dalam konteks pembelajaran di sekolah, terdapat berbagai mata pelajaran yang diajarkan, termasuk di antaranya adalah mata pelajaran Bahasa Inggris. Mata pelajaran Bahasa Inggris adalah suatu bidang studi yang berfokus pada pemerolehan keterampilan dalam menggunakan bahasa Inggris. Pembelajaran Bahasa Inggris bertujuan untuk mengembangkan empat keterampilan utama, yaitu mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing) (Ni Made Ratminingsih, 2021).
Pembelajaran bahasa Inggris di tingkat SMP, kasus khususnya di SMP Sunan Al Anbiya Taman Pemalang terkadang dihadapkan pada tantangan untuk membuat siswa lebih aktif dan berpartisipasi. Model pembelajaran konvensional sudah dianggap kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan inovasi dalam pendekatan pembelajaran. Model “Make a Match” menggunakan kartu bergambar dapat menjadi pilihan yang menarik karena menggabungkan unsur permainan dengan pembelajaran, memberikan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan (Veryawan, 2022).
Model pembelajaran kooperatif tipe “Make a Match” dengan bantuan media kartu bergambar adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggabungkan unsur kerjasama antara siswa dengan kegiatan bermain menggunakan kartu bergambar. Dalam konteks ini, media kartu bergambar digunakan sebagai alat bantu untuk memfasilitasi proses pembelajaran (Kasiti, 2021). Konsep “Make a Match” mengacu pada kegiatan mencocokkan informasi atau elemen-elemen tertentu pada kartu bergambar. Siswa diminta untuk menemukan pasangan yang sesuai atau menghubungkan informasi yang relevan. Kartu bergambar digunakan sebagai media pembelajaran utama. Setiap kartu berisi informasi atau elemen tertentu yang berkaitan dengan materi pelajaran. Siswa menggunakan kartu ini untuk membangun pemahaman mereka. Siswa akan bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Mereka saling berinteraksi dan mendiskusikan informasi yang terdapat pada kartu bergambar (Husamah, 2016).
Model ini mendorong interaksi antara siswa, baik dalam mencari pasangan kartu, berkomunikasi untuk memverifikasi informasi, atau merancang strategi bersama. Proses interaktif ini membangun keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Guru akan berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan mendukung proses pembelajaran. Mereka dapat memberikan arahan, memantau kemajuan, dan merangsang refleksi kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe “Make a Match” dengan bantuan media kartu bergambar secara keseluruhan dirancang untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang interaktif, kolaboratif, dan menarik. Dengan memanfaatkan kartu bergambar, siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang materi pelajaran sambil meningkatkan keterampilan sosial dan kerjasama mereka (Shilphy A. Octavia, 2020).
Adapun penerapan model pembelajaran Make a Match dengan bantuan media kartu bergambar dilaksanakan di SMP Sunan Al Anbiya Taman Pemalang dengan langkah yang sistematis dan terencana. Langkahnya adalah sebagai berikut: (1) Guru menyiapkan seperangkat kartu yang berisi pertanyaan dan sekaligus kartu yang berisi jawabannya. (2) Setiap siswa diberikan satu kartu, entah itu berisi pertanyaan atau jawaban. (3) Siswa yang telah menerima kartu mempertimbangkan jawaban atau pertanyaan yang terdapat pada kartu yang mereka terima. (4) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang dianggap sesuai dengan kartu yang dimilikinya. (5) Apabila siswa tidak dapat menemukan pasangan kartu yang sesuai atau tidak menemukan kartu yang cocok dalam batas waktu yang telah ditentukan, mereka akan dikenakan sanksi sesuai kesepakatan bersama. (6) Setelah menyelesaikan satu putaran, kartu-kartu tersebut diacak kembali agar setiap peserta didik mendapatkan kartu yang berbeda dari sebelumnya. (7) Guru dan siswa bersama-sama melakukan rangkuman setelah satu babak permainan selesai.
Dari hasil studi penerapan model pembelajaran “Make a Match” dengan menggunakan kartu bergambar di SMP Sunan Al Anbiya Taman Pemalang pada mata pelajaran bahasa inggris ditemukan bahwa ada peningkatan yang signifikan dalam keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Model “Make a Match” memberikan aspek permainan yang menyenangkan, memotivasi siswa untuk lebih aktif dan berpartisipasi. Siswa menunjukkan peningkatan pemahaman materi bahasa Inggris melalui kegiatan pencocokan kartu bergambar. Proses memadankan gambar dengan kosakata atau frasa membantu siswa memahami dan mengingat informasi dengan lebih baik. Selain itu, model pembelajaran kooperatif ini merangsang kolaborasi dan komunikasi antar siswa. Mereka bekerja sama dalam mencari pasangan kartu, berbagi ide, dan membahas jawaban atau pertanyaan, meningkatkan keterampilan sosial mereka.
Berdasarkan temuan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran “Make a Match” dengan menggunakan kartu bergambar efektif dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris siswa SMP Sunan Al Anbiya Taman Pemalang. Faktor permainan dan kerjasama antar siswa dalam mencocokkan kartu bergambar memberikan dampak positif pada motivasi dan keterlibatan siswa. Proses pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan menciptakan lingkungan belajar yang positif, yang pada gilirannya mendukung pemahaman konsep bahasa Inggris dengan lebih baik. Peningkatan hasil tes juga menjadi indikator kesuksesan model ini dalam mencapai tujuan pembelajaran.**
Editor: Cosmas