Memahami 5 Kebutuhan Dasar Manusia untuk Kepentingan Peserta Didik

Spread the love


Oleh: Mulyani

SDN 01 Tlobo Kecamatan Jatiyoso

Kabupaten, Karanganyar

Sebagai pendidik harus paham tentang kebutuhan dasart manusia dan langsung mengimplementasikan kegunaannya untuk peserta didik. Sehingga ketika ada kebutuhan siswa yang belum terpenuhi, bisa segera diidentifikasi dan dicari jalan keluarnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebutuhan adalah sesuatu yang sangat diperlukan. Sementara kebutuhan manusia adalah sesuatu yang harus dipenuhi dan dibutuhkan demi kelangsungan hidup. Kebutuhan manusia berbeda-beda tergantung situasi, kondisi dan tujuan yang hendak dicapai. Manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar memperoleh kehidupan yang sejahtera. Ketika manusia memperoleh apa yang diinginkan, sebenarnya manusia tersebut sedang memenuhi satu atau lebih dari kebutuhannya.
Menurut dr William Glasser dalam Choice Theory terdapat lima kebutuhan dasar manusia, yaitu:

  1. Kebutuhan untuk bertahan hidup (survival) adalah kebutuhan yang bersifat biologis untuk bertahan hidup seperti makanan, pakaian, kesehatan, rumah.
  2. Kasih sayang dan rasa diterima (love and belonging). Kebutuhan ini termasuk kebutuhan psikologis seperti rasa diterima, dipedulikan, berbagi, dikasihi-mengasihi, disayangi-menyayangi. Kebutuhan akan hubungan dengan orang lain, keluarga bahkan binatang kesayangan. Kebutuhan ini dipenuhi melalui ketulusan dan kehangatan hubungan dengan keluargan dan orang lain.
  3. Kesenangan (fun) adalah kebutuhan untuk mencari kesenangan, humor, bermain, bersenang-senang, bergembira, antsiasme dan tertawa. Glasser menghubungkan kebutuhan kesenangan ini dengan belajar. Menurutnya, dengan bermain kita sekaligus mempelajari banyak keterampilan hidup penting. Kebutuhan ini bisa dipenuhi dengan menyediakan tantangan, gurauan dan pembelajaran yang bermakna.
  4. Kebebasan (freedom) adalah kebutuhan untuk mandiri, otonom, memiliki pilihan, mampu mengendalikan arahnya sendiri. Kebutuhan ini terkait dengan kebebasan untuk memilih dan membuat pilihan.
  5. Kekuasaan (power) adalah kebutuhan yang berhubungan dengan kekuatan seseorang untuk mencapai sesuatu, menjadi kompeten, terampil, memimpin, berprestasi, diakui, dihormati dan didengar. Kebutuhan ini meliputi harga diri, keinginan untuk dianggap dan meninggalkan pengaruh.

Semua orang berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan berbagai cara, bahkan ada yang melanggar peraturan atau melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebajikan untuk memenuhi kebutuhannya.
Begitu juga dengan peserta didik, ketika seorang peserta didik melakukan suatu perbuatan yang melanggar peraturan atau bertentangan dengan niilai-nilai kebajikan, sebenarnya hal itu karena salah satu kebutuhan dasarnya belum terpenuhi atau dia gagal untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Sebagai seorang pendidik sangat penting untuk memahami lima kebutuhan dasar manusia tersebut, sehingga saat ada perilaku peserta didik yang menyimpang, pendidik tidak dengan mudah memberi label nakal pada peserta didik tersebut. Sebaliknya, penting bagi pendidik untuk mengidentifikasi kebutuhan dasar peserta didik, sehingga dapat diketahui kebutuhan mana yang berusaha dipenuhi ketika seorang peserta didik melakukan suatu perilaku yang menyimpang tersebut.
Sebagai contoh kasus seorang guru bingung menghadapi ulah salah seorang peserta didiknya di kelas. Beberapa peserta didik telah datang padanya dan mengeluhkan Dodi yang seringkali meminta bekal makan siang mereka dengan paksa.
Sebagai pendidik yang memahami 5 kebutuhan dasar manusia, tidak dengan mudah memberi label Dodi adalah anak nakal. Namun dia akan memanggil Dodi dan mencari tahu kenapa Dodi melakukan hal itu. Jika Dodi melakukannya karena ibunya tidak menyiapkan bekal untuknya, maka kebutuhan dasar Dodi yang belum terpenuhi adalah kebutuhan untuk bertahan hidup (survival). Namun jika Dodi melakukan hal itu karena dia senang saat melihat teman-temannya kesal dengan ulahnya, maka kebutuhan dasar yang belum terpenuhi adalah kesenangan (fun).
Jika pendidik mampu mengidentifikasi kebutuhan apa yang mendorong perilaku tersebut, maka perubahan dapat dimulai dengan cara mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan dengan cara yang positif. **
Editor: Cosmas