Prinsip Modelling The Way Dalam Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan

Spread the love

Oleh : Feri Ekayanti,S.Pd.

Guru SDN 03 Waru, Kebakkramat, Karanganyar, Jawa Tengah

Modelling the way sebagai metode pengajaran adalah suatu metode pengajaran yang dilaksanakan dengan cara siswa menciptakan skenario suatu sub bahasan untuk didemonstrasikan siswa di depan kelas, sehingga menghasilkan ketangkasan dengan keterampilan atau skill dan profesionalisme. Metode modelling the way merupakan salah satu metode mengajar yang dikembangkan oleh Mel Silbermam, seorang yang memang berkompeten di bidang psikologi pendidikan. Metode ini merupakan sekumpulan dari 101 strategi pengajaran. Sebuah metode yang menitikberatkan pada kemampuan seorang siswa untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya karena siswa dituntut untuk bermain peran sesuai dengan materi yang diajarkan. Sriyono berpendapat bahwa metode modelling the way merupakan metamorfosa dari metode sosiodrama. Yakni sebuah metode dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah laku dalam hubungan sosial. Dengan kata lain guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan atau peran tertentu sebagaimana yang ada dalam kehidupan masyarakat (sosial). Hendaknya siswa diberi kesempatan untuk berinisiatif serta diberi bimbingan atau lainnya agar lebih berhasil (Sriyono, 2001:520). Sedangkan menurut Syaiful Bahri metode modelling the way (membuat contoh praktek) adalah pembelajaran yang memberikan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan. Strategi sangat baik bila digunakan untuk mengajarkan pelajaran yang menuntut keterampilan (Syaiful, 2002:5). Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran modelling the way adalah model pembelajaran dengan pengelompokan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4 sampai dengan 6 orang secara heterogen untuk bekerjasama dalam memecahkan masalah. Setiap anggota kelompok bukan saja diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu, meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosial, serta perolehan percaya diri dalam pembelajaran modelling the way, siswa tidak hanya menjadi objek belajar tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat berkreasi dengan secara maksimal dalam proses pembelajaran. Sebagai salah satu alternatif dalam mendesain pembelajaran, pembelajaran modelling the way mempunyai kelebihan-kelebihan sekaligus juga mempunyai kelemahan-kelemahan. Beberapa kelebihan dari metode ini adalah: a) Mendidik siswa mampu menyelesaikan sendiri problema sosial yang ia jumpai. b) Memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa. c) Mendidik siswa berbahasa yang baik dan dapat menyalurkan pikiran serta perasaannya dengan jelas dan tepat. d) Mau menerima dan menghargai pendapat orang lain. e) Memupuk perkembangan kreativitas anak. Modelling the way juga mempunyai kelemahan-kelemahan diantaranya adalah sebagai berikut: a) Memerlukan persiapan yang lebih matang dan waktu yang banyak. b) Memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai. C)Memerlukan kemampuan dan keterampilan guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Penggunaan metode modelling the way dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk memperagakan penggunaan alat untuk melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru dan pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan siswa diberi kesempatan melakukan latihan keterampilan seperti yang telah diperagakan oleh guru atau pelatih (Martinis, 2007:65). Metode modelling the way sangat efektif menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan, seperti: bagaimana prosesnya?, terdiri atas unsur apa?, cara mana yang paling baik sebagai mana dapat diketahui kebenarannya?, melalui pengamatan induktif. Sebagai bentuk metode pembelajaran aktif metode modelling the way prinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah: a) Hal apapun yang dipelajari oleh murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri tidak ada seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya. b) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatan sendiri dan setiap kelompok umur terdapat variasi dalam kecepatan belajar). c) Seorang murid belajar bilamana setiap langkah memungkinkan secara keseluruhan lebih berarti. d) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat secara lebih baik. Sedangkan beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika pendidik/guru menerapkan metode modelling the way dalam suasana pembelajaran PAIKEM adalah sebagai berikut: a) Memahami sifat siswa. Pada dasarnya siswa memiliki sifat rasa ingin tahu atau berimajinasi. b) Mengenal siswa secara terprogram. Siswa berasal dari latar belakang dan kemampuan yang berbeda. c) Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik. d) Membedakan antara aktif-fisik dengan aktif mental (Ismail, 2008:50) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip diatas amatlah penting, karena didalamnya terdapat interaksi antara anak didik dan pendidik. Pada prinsip mengaktifkan siswa guru bersikap demokratis, guru memahami dan menghargai karakter siswanya, guru memahami perbedaan- perbedaan antara mereka, baik dalam hal minat, bakat, kecerdasan, sikap, maupun kebiasaan. Sehingga dapat menyesuaikan dalam memberikan pelajaran sesuai dengan kemampuan siswanya. Adapun langkah-langkah modelling the way sebagai berikut: a) Setelah pembelajaran suatu topik tertentu, guru mencari topik-topik yang menuntut siswa untuk mencoba atau mempraktikan keterampilan yang diterangkan. b) Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok kecil sesuai dengan jumlah mereka. Kelompok–kelompok ini akan mendemonstrasikan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan skenario yang dibuat. c) Kemudian guru memberikan kepada siswa waktu 10-15 menit untuk menciptakan skenario kerja. d) Guru memberikan waktu 5-7 menit kepada siswa untuk berlatih. e) Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja masing- masing, kemudian guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain memberikan masukan pada setiap demonstrasi. f) Guru memberikan penjelasan secukupnya untuk mengklasifikasi. ** Editor: Cosmas

Modelling The Way Dalam Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan
Oleh : Feri Ekayanti,S.Pd.
Guru SDN 03 Waru,Kebakkramat,Karanganyar, Jawa Tengah

Modelling the way sebagai metode pengajaran adalah suatu metode pengajaran yang dilaksanakan dengan cara siswa menciptakan skenario suatu sub bahasan untuk didemonstrasikan siswa di depan kelas, sehingga menghasilkan ketangkasan dengan keterampilan atau skill dan profesionalisme.
Metode modelling the way merupakan salah satu metode mengajar yang dikembangkan oleh Mel Silbermam, seorang yang memang berkompeten di bidang psikologi pendidikan. Metode ini merupakan sekumpulan dari 101 strategi pengajaran. Sebuah metode yang menitikberatkan pada kemampuan seorang siswa untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya karena siswa dituntut untuk bermain peran sesuai dengan materi yang diajarkan.
Sriyono berpendapat bahwa metode modelling the way merupakan metamorfosa dari metode sosiodrama. Yakni sebuah metode dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah laku dalam hubungan sosial. Dengan kata lain guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan atau peran tertentu sebagaimana yang ada dalam kehidupan masyarakat (sosial). Hendaknya siswa diberi kesempatan untuk berinisiatif serta diberi bimbingan atau lainnya agar lebih berhasil (Sriyono, 2001:520).
Sedangkan menurut Syaiful Bahri metode modelling the way (membuat contoh praktek) adalah pembelajaran yang memberikan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi. Siswa diberi waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan

dan teknik yang baru saja dijelaskan. Strategi sangat baik bila digunakan untuk mengajarkan pelajaran yang menuntut keterampilan (Syaiful, 2002:5).
Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran modelling the way adalah model pembelajaran dengan pengelompokan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4 sampai dengan 6 orang secara heterogen untuk bekerjasama dalam memecahkan masalah. Setiap anggota kelompok bukan saja diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu, meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosial, serta perolehan percaya diri dalam pembelajaran modelling the way, siswa tidak hanya menjadi objek belajar tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat berkreasi dengan secara maksimal dalam proses pembelajaran.
Sebagai salah satu alternatif dalam mendesain pembelajaran, pembelajaran modelling the way mempunyai kelebihan-kelebihan sekaligus juga mempunyai kelemahan-kelemahan. Beberapa kelebihan dari metode ini adalah: a) Mendidik siswa mampu menyelesaikan sendiri problema sosial yang ia jumpai. b) Memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa. c) Mendidik siswa berbahasa yang baik dan dapat menyalurkan pikiran serta perasaannya dengan jelas dan tepat. d) Mau menerima dan menghargai pendapat orang lain. e) Memupuk perkembangan kreativitas anak. Modelling the way juga mempunyai kelemahan-kelemahan diantaranya adalah sebagai berikut: a) Memerlukan persiapan yang lebih matang dan waktu yang banyak. b) Memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai. C)Memerlukan kemampuan dan keterampilan guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.
Penggunaan metode modelling the way dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk memperagakan penggunaan alat untuk melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru dan pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan siswa diberi kesempatan melakukan latihan keterampilan seperti yang telah diperagakan oleh guru atau pelatih (Martinis, 2007:65). Metode modelling the way sangat efektif menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan, seperti: bagaimana prosesnya?, terdiri atas unsur apa?, cara mana yang paling baik sebagai mana dapat diketahui kebenarannya?, melalui pengamatan induktif.

Sebagai bentuk metode pembelajaran aktif metode modelling the way prinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah: a) Hal apapun yang dipelajari oleh murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri tidak ada seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya. b) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatan sendiri dan setiap kelompok umur terdapat variasi dalam kecepatan belajar). c) Seorang murid belajar bilamana setiap langkah memungkinkan secara keseluruhan lebih berarti. d) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat secara lebih baik.
Sedangkan beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika pendidik/guru menerapkan metode modelling the way dalam suasana pembelajaran PAIKEM adalah sebagai berikut: a) Memahami sifat siswa. Pada dasarnya siswa memiliki sifat rasa ingin tahu atau berimajinasi. b) Mengenal siswa secara terprogram. Siswa berasal dari latar belakang dan kemampuan yang berbeda. c) Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik. d) Membedakan antara aktif-fisik dengan aktif mental (Ismail, 2008:50) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip diatas amatlah penting, karena didalamnya terdapat interaksi antara anak didik dan pendidik. Pada prinsip mengaktifkan siswa guru bersikap demokratis, guru memahami dan menghargai karakter siswanya, guru memahami perbedaan- perbedaan antara mereka, baik dalam hal minat, bakat, kecerdasan, sikap, maupun kebiasaan. Sehingga dapat menyesuaikan dalam memberikan pelajaran sesuai dengan kemampuan siswanya.
Adapun langkah-langkah modelling the way sebagai berikut: a) Setelah pembelajaran suatu topik tertentu, guru mencari topik-topik yang menuntut siswa untuk mencoba atau mempraktikan keterampilan yang diterangkan. b) Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok kecil sesuai dengan jumlah mereka. Kelompok–kelompok ini akan mendemonstrasikan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan skenario yang dibuat. c) Kemudian guru memberikan kepada siswa waktu 10-15 menit untuk menciptakan skenario kerja. d) Guru memberikan waktu 5-7 menit kepada siswa untuk berlatih. e) Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja masing- masing, kemudian guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain memberikan masukan pada setiap demonstrasi. f) Guru memberikan penjelasan secukupnya untuk mengklasifikasi. **
Editor: Cosmas