Meriah! Ratusan Warga Saksikan Pentas Ketoprak Desa Trotok Wedi

Spread the love

KLATEN, POSKITA.co – Warga Klaten memang dikenal pecinta seni budaya. Termasuk di antaranya pentas ketoprak yang diadakan Pemerintah Desa Trotok, Kecamatan Wedi, dengan kolaborasi bersama warga setempat di timur Balai Desa Trotok, Sabtu (9/9/2023) malam.

Dalam pentas ketoprak ini, Wakil Bupati Klaten H. Yoga Hardaya, SH MH, hadir dengan senang hati dan memberikan kata sambutan. Pentas ketoprak kali ini mengambil lakon Sri Huning Mustika Tuban. Para pemain ketoprak merupakan anggota Paguyuban Muda Budaya Desa Trotok.

Ketua panitia ketoprak, Joko mengatakan, pentas ketoprak ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Jadi ke 219 Kabupaten Klaten dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 78 Republik Indonesia (RI). Untuk persiapan pentas ketoprak ini dimulai pada bulan Juli awal sampai akhir Agustus 2023.

“Luar biasa. Ratusan warga hadir dan menyaksikan pentas ketoprak ini. Setidaknya ada 25 personil yang main ketoprak. dengan iringan pengrawit sekitar 30 personil. Pemainnya semuanya warga Trotok dan khusus pemain putrinya dari Bale Kambang Solo,” jelas Joko.

Dikatakan pula, segenap panitia bersyukur atas lancarnya pentas dan mengucapkan terima kasih dengan dukungan semua pihak. Salah satu tujuan pentas ketoprak ini, jelas Joko, merupakan salah satu upaya ikut nguri-uri budaya Jawa, agar seni budaya ketoprak di Desa Trotok ini bisa lestari dan terus berlanjut.

Wakil Bupati Klaten H. Yoga Hardaya, SH MH foto bersama para pemain di panggung, termasuk diantara pemain tersebut ada Camat Wedi Widaya.

Selain Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya, juga hadir anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Tengah Stephanus Sukirno. Dalam penjelasannya, Yoga mengajak masyarakat tetap semangat dalam bekerja, hidupkan semangat bergotongroyong dan tentunya juga ikut menjaga kelestarian seni budaya yang ada. Salah satunya dengan nguri-uri warisan leluhur berupa seni peran ketoprak.

“Pentas ketoprak ini merupakan wujud komitmen dari Pemerintah Desa dan warga Desa Trotok dalam rangka nguri-uri budaya Jawa. Yang jelas, kami tentu menyambut baik pentas ketoprak ini. Apalagi para pemainnya dari masyarakat sekitar, dari tokoh-tokoh Desa Trotok, termasuk Pak Samanto selaku Kades Trotok dan Camat Wedi Widaya ikut bermain ketoprak juga. Luar biasa,” ungkap Yoga.

Diungkapkan pula, pentas ketoprak ini sungguh luar biasa dan hal ini wujud dari kesadaran perlunya memberikan contoh masyarakat berupa pesan-pesan keteladanan dalam cerita ketoprak. Dan ini menunjukkan bahwa, budaya Jawa, khususnya seni ketoprak ini masih eksis dan lestari di tengah-tengah masuknya budaya-budaya dari asing seiring dengan perkembangan jaman.

Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Tengah Stephanus Sukirno menambahkan, seni ketoprak membuat masyarakat mempunyai daya cinta dan daya rasa. Karena seni adalah cara untuk mengajari dan melatihkan daya rasa untuk menjadikan manusia mempunyai kebudayaan yang sempurna. Sebab manusia itu mempunyai daya cipta, karsa, dan rasa. Kalau orang tidak mempunyai daya rasa, maka dia tidak bisa disebut orang.

“Kalau semuanya memiliki kepedulian kepada kesenian, artinya, masyarakat di Desa Trotok ini adalah manusia-manusia yang sempurna dalam kebudayaan. Oleh karena itu, kita perlu nguri-uri kebudayaan, supaya kita tetap menjadi manusia yang berbudaya,” pesan Sukirno. (Hakim)