Tingkatkan Kompetensi Menulis Aksara Jawa Siswa Kelas X dengan Pendekatan Komunikatif Integratif Berbasis Teks
Oleh: Fajar Purwaningsih, Mengajar Kelas X Mata Pelajaran Bahasa Jawa, SMA N 1 Bulakamba
Bahasa Jawa merupakan salah satu muatan lokal dalam struktur kurikulum pada jenjang pendidikan di Jawa Tengah. Pembelajaran bahasa Jawa lebih menekankan pada pendekatan komunikatif, yaitu pembelajaran yang memudahkan siswa untuk lebih akrab dalam berhubungan dengan menggunakan bahasa Jawa yang benar dan sesuai dengan situasi (Rahayu, 2016).
Kompetensi bahasa dan sastra diarahkan agar siswa terampil dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Menurut Rosidi (2009) menulis adalah bentuk berpikir, yang juga merupakan alat untuk membuat orang lain atau pembaca berpikir. Hal ini sejalan dengan pernyataan Tarigan (2013) yang menyatakan bahwa menulis diartikan sebagai kegiatan mengungkapkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampaiannya. Dengan menulis, siswa dapat mengkonstruksi berbagai ilmu atau pengetahuan yang dimilikinya dalam sebuah artikel, baik berupa esai, artikel, laporan ilmiah, berita, cerpen, maupun puisi.
Terdapat berbagai permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran Bahasa Jawa. Siswa terkadang masih kesulitan untuk memahami isi teks bacaan. Selain itu, siswa merasa kesulitan untuk menulis kembali isi teks bacaan yang dibacanya. Mereka lupa atau terbalik dalam menyebutkan urutan kejadian dalam teks bacaan. Hal ini dikarenakan mereka belum mampu memahami, dan hanya menghafalnya saja, sehingga tidak dapat tertanam dalam ingatan siswa dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan pembelajaran komunikatif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam upayanya meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis aksara Jawa penulis menerapkan pendekatan komunikatif integratif berbasis teks kepada siswa kelas X di SMA N 1 Bulakamba dalam pembelajaran Bahasa Jawa. Penelitian pembelajaran berbasis teks telah dilakukan sebelumnya. Sebagian besar penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar (Imawati, 2017; Kusumaningtyas, Setyaningsih, dan Sumartini, 2018).
Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam mengembangkan kompetensi komunikatif dalam bahasa lisan dan tulisan. Pembelajaran berbasis teks hadir sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pembelajaran ini melibatkan proses guru membantu siswa dalam memproduksi teks, dan secara bertahap mengurangi bantuan sampai siswa dapat memproduksi teksnya. Pembelajaran diselenggarakan dengan menggunakan berbagai teks yang berkaitan dengan kebutuhan siswa, dan siswa diberikan pelatihan tentang berbagai teks hingga dapat menghasilkan teks tanpa bantuan, dan bimbingan guru (Richards dan Bohlke, 2011). Pembelajaran berbasis teks berdasarkan asumsi bahwa pembelajaran bahasa merupakan kegiatan sosial, disampaikan secara eksplisit, serta merupakan rangkaian tahapan perkembangan dari kegiatan berbantuan menjadi kegiatan mandiri, untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Pembelajaran berbasis teks menurut Hammond (1992) ada empat tahapan dasar (a) membangun pengetahuan lapangan, (b) pemodelan teks, (c) konstruksi bersama teks, (d) konstruksi mandiri teks
Hasil penerapan pendekatan komunikatif integratif berbasis teks kepada siswa kelas X di SMA N 1 Bulakamba dalam pembelajaran Bahasa Jawa menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terhadap keterampilan menulis dan kepercayaan diri siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan skor postes keterampilan menulis, dan kepercayaan diri siswa. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Kurniati, 2015) yang meneliti pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa di sekolah komunikatif integratif berbasis cerita rakyat lisan sebagai bentuk pelestarian budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa desain pembelajaran ini efektif. Prestasi belajar siswa kelas eksperimen selama proses pembelajaran berlangsung lebih aktif, antusias, dan kreatif. Pembelajaran selain mengajarkan bahasa, seni, dan budaya juga mendidik karakter menjadi baik. Apalagi pembelajaran sebagai alternatif pelestarian budaya Jawa.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Jawa berbasis teks melalui pendekatan komunikatif integratif terbukti efektif dalam meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis aksara Jawa. **
Editor: Cosmas