Slamet Geluti Ikan Lele dengan Belajar Lewat Youtube

Spread the love

KLATEN, POSKITA.co – Kesuksesan itu butuh proses. Demikian diungkapkan Slamet, SPd, purnatugas sebagai Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Bayat, Klaten, saat ditemui redaksi di rumahnya Jogodayoh, Gumulan, Klaten Tengah, Jumat (26/5/2023) siang.

Meskipun sudah purna tugas sejak 2 tahun lalu, Slamet tetap berusaha dengan sisa umurnya dengan menekuni usaha perikanan ikan lele di belakang rumahnya. Bahkan jauh sebelum ada ikan lele, Slamet juga memberikan arahan dan motivasi menekuni jamur tiram yang ada di depan rumahnya yang digeluti pemuda tetangganya sampai saat ini.

Dalam seminggu, ia memanen 1 kuintal atau 100 kilogram ikan lele segar dan dijual ke rumah makan yang ada di Klaten. Pakde Slamet, demikianh akrab disapa, berkisah awal mula menekuni usaha ternak ikan lele tersebut untuk mengisi hari-hari setelah pensiun sebagai PNS.

Ia pensiun sebagai PNS pada September 2021 dengan jabatan terakhir Koordinator Wilayah (Korwil) Pendidikan, Kecamatan Bayat. Pilihan itu, karena lebih ekonomis, sebab dua kolam terpal itu hanya membutuhkan biaya Rp 600 ribu. Dan dua kolam itu masing-masingnya diisi dengan seribu ekor bibit ikan lele yang dibeli dari wilayah Kecamatan Wedi.

“Selang dua bulan, ikannya sudah mulai besar dan saya iseng jual dan ternyata laku. Uang yang didapat dari hasil penjualan pertama itu untuk mengembangkan usaha tersebut. Dan setelah sembilan bulan setelah memulai usaha tersebut, alhamdulillah, saya punya 11 kolam ikan yang rata-rata berisi 600-750 ekor lele,” ujar Slamet.

Ada 11 gotak atau kolam ikan lele yang memakai terpal untuk budidaya ikan lele yang dikemas Slamet, warga Jogodayoh, Gumulan.

Untuk ide awal usaha perikanan lele ini, baginya merupakan hiburan, mengisi waktu saat purna tugas sebagai PNS. Selain itu juga sering main olahraga tenis lapangan di SMK Kristen 1 Klaten Srago. Hidup ini, kata Slamet, dijalani dengan senang hati, disyukuri dan selalu membawa keberkahan.

Terkait awalnya membuat kolam ikan lele, hanya ada dua kolam terpal dengan rangka bambu berukuran 2×3 meter di belakang rumahnya. Kolam ikan terpal rangka bambu itu memiliki ukuran beragam mulai dari 2×3 meter hingga 2×4 meter. Dan salah satu tantangannya, harus diwaspadai adanya ancaman ular liar dan penyakit ikan lele pada umumnya.

“Terus terang, pernah satu hari ada ular besar yang masuk ke kolam, dan ratusan ikan lele dimakannya. Kita perlu waspada dan situasi lingkungan kolam harus dijaga dengan baik. Saya senang membudidayakan ikan lele karena ikan tersebut tak gampang mati, cepat tumbuh besar dan menguntungkan. Saya bisa mengelolakan lele ini dengan belajar, melihat video di youtube dan media sosial lainnya,” jelasnya.

Saat ini setting panen setiap minggu, jadi sekali seminggu saya bisa panen 1 kuintal, itu uangnya sekitar Rp 2 jutaan. Kemudian, ikan itu juga tidak butuh pompa oksigen di dalam kolam. Paling penting, ikan lele termasuk incaran pasar terutama pedagang pecel lele dan rumah makan Padang. (Kim)