Penerapan Profil Pelajar Pancasila pada Kelas 1 SD
Oleh: Sumarni, S.Pd
SDN Cangkol 02 Mojolaban Kabupaten Sukoharjo
Sebagai calon penerus bangsa Indonesia, sudah pasti kita harus mewujudkan nilai-nilai pancasila dalam perilaku sehari-hari. Perwujudan nilai-nilai Pancasila bisa dimulai dari lingkungan dasar seorang anak, seperti keluarga dan sekolah.
Tentu saja berlandaskan hal tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek telah menayangkan mengenai program “Profil Pelajar Pancasila” sebagaimana yang tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2022 mengenai Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024
Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam program ini nantinya, tentu saja memiliki rumusan kompetensi untuk melengkapi fokus dalam setiap aspeknya. Kompetensi tersebut memiliki faktor internal dimana akan berkenaan dengan jati diri, ideologi, dan cita-cita bangsa Indonesia., dan juga faktor eksternal yangberkaitan dengan keberlangsungan hidup pada abad 4.0
Hal tersebut berlandaskan dan sesuai dengan nasihat bapak pendidikan Indonesia “… perlulah anak anak kita dekatkan hidupnya kepada perikehidupan rakyat, agar supaya mereka tidak hanya memiliki ‘pengetahuan’ saja tentang hidup rakyatnya, akan tetapi juga dapat ‘mengalaminya’ sendiri, dan kemudian tidak hidup berpisahan dengan rakyatnya.” Ki Hajar Dewantara. Maka dari itu, besar harapan bahwa penerapan profil pelajar pancasila ini mampu untuk mengoptimalkan rasa cinta terhadap pancasila itu sendiri, terutama untuk anak-anak yang masih berada di bangku pendidikan.
Untuk memahami dan menerapkan profil pelajar pancasila, khususnya anak kelas 1 SD yang dimana masih dalam transisi masa bermain dan belajar, guru bisa melakukan menggunakan 6 elemen ini:
a. Beriman, berakhlak, dan bertaqwa kepada Tuhan YME
Dimana dalam hal ini guru bisa mengajarkan mulai dari doa bersama ketika pelajaran dimulai dan diakhiri. Guru juga harus memberikan pengertian pentingnya berdoa dan bagaimana cara berdoa itu sendiri berdasarkan anutan agama. Selain itu, guru juga harus bisa menjelaskan bahwa agama tidak hanya satu tetapi masih bisa berdoa bersama dengan tujuan yang sama pula. Hal ini dilakukan agar murid lebih memahami mengenai konsep Ketuhanan Yang Maha Esa dan rasa toleransi pada masing-masing agama.
b. Berkebhinekaan Global
Murid diajarkan dan diberikan tontonan serta tuntunan mengenai beberapa budaya yang ada di Indonesia maupun di Luar Negara. Guru bisa membantu murid untuk membandingkan budaya yang ada serta membantu murid berkomentar positif pada tayangan budaya yang diberikan oleh guru. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa menghormati antar budaya, menghilangkan prasangka, dan juga bisa merefleksikan diri terhadap nilai-nilai kebhinekaan.
c. Mandiri
Yang dimaksud mandiri adalah bagaimana seorang murid bisa mengembangkan dirinya tanpa bergantung kepada orang lain. Untuk melatih murid mandiri, apalagi kelas 1 SD bisa dimulai memberi pengertian bahwa mereka bisa sekolah sendiri tanpa harus didampingi orang tuanya. Karena biasanya anak kelas 1 SD masih takut untuk beradaptasi di lingkungan baru tanpa ada pendampingan dari orang tua. Guru bisa memberikan rasa nyaman dan aman bahwa murid bisa untuk mandiri di sekolah.
d. Gotong Royong
Dimana murid diminta untuk melakukan FGD atau diskusi bersama teman sebangku atau teman satu tim. Bisa dimulai dengan membuat kelompok belajar dan membuat permainan kecil yang dimana membantu murid berpikir untuk membantu satu sama lain. Hal ini bertujuan memberikan kepada murid bahwa manusia adalah makhluk sosial yang harus berinteraksi dan saling membutuhkan.
e. Berpikir Kritis
Bisa dilakukan dengan cara memberi tugas kepada murid untuk menganalisa masalah kecil ataupun bercerita di depan umum. Guru bisa memberikan tugas bercerita mengenai aktivitas akhir pekan murid dan juga bersama – sama memberikan komentar positif kepada murid yang telah berani bercerita. Selain menumbuhkan rasa berani, juga bisa mengasah kemampuan nalar berpikir kritis karena murid secara tidak langsung mengetahui hal baik dan buruk atas ceritanya.
f. Kreatif
Guru bisa mengajak murid untuk membuat origami atau membuat kreasi lucu dari plastisin. Murid akan berkreasi sesuai dengan yang ada dalam imajinasinya. Tentunya selain senang, murid juga bisa mengasah kemampuan dari bentuk dan warna yang mereka buat kreasi tersebut.
Apabila berhasil diterapkan sejak dini, maka program ini akan membentuk peserta didik dan generasi yang pancasilais. Dimana proses pembelajaran memang harus dikonsep ringan untuk anak kelas 1 SD, jika sudah terbiasa melakukan hal-hal tersebut sedari dini murid akan terus menerapkannya hingga akhir di bangku sekolah tanpa ia sadari karena itu merupakan sebuah kebiasaan yang berhasil dibentuk.**
Editor: Cosmas