Liona: JCI Solo Fokus Pada Pengembangan Leadership

Spread the love


Solo, Poskita.co
Vice Presiden of Social Pillar Junior Chamber International (JCI) Solo, Laurensia Liona, mengungkapkan JCI berfokus pada pengembangan kepemimpinan (leadership) untuk kaum muda di Solo.
“Untuk kepengurusan, JCI Solo merekrut kaum muda usia 19-40 tahun. Mereka dilatih tentang kepemimpinan, untuk aktivitas di masyarakat baik di Indonesia maupun luar negeri,” ujar Liona, saat talk show Solo Literacy Festival 2023, dimoderatori Okfied Sosendar, yang juga menghadirkan Drs Mufti Rahardjo MM, Sekdin Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surakarta di Solo Grand Mall, Rabu (15/03/2023).

Liona


JCI Indonesia merupakan organisasi nasional pemuda non politik, terafiliasi dengan PBB, berpusat di AS. JCI Solo dibentuk Joko Widodo pada tahun 2011. JSI Solo tahun 2023 dijabat Adhita Dea Karisma, untuk senator JCI Solo, Lilik Setyawan. Sebelumnya, JCI Solo tahun 2022 dijabat Listijosuputro Siegfried, tahun 2021 Budiman Kusmanto Local Presiden.
Apa manfaat JCI? Dijelaskan Liona, JCI bukan sekadar untuk kumpul-kumpul, atau jalan-jalan saja. Baru-baru ini, dengan JCI jepang, saat di Malang, mendukung fashion akan menggunakan inovasi teknologi Jepang, dengan mengambil serat dari nanas.
Ditanya tentang keanggotaan JCI Solo, Liona memaparkan, untuk jadi member (anggota) usia lebih muda atau tua boleh ikut.
“Sebagian besar yang gabung dengan JCI memiliki background pengusaha, 90 persen. Walau demikian, semua boleh ikut, baik itu eksekutif, majaner, mahasiswa, boleh ikut, asal mau mengembangkan kepemimpinan,” jelas Liona, yang saat ini sebagai pengurus pilar sosial,
Perlu diketahui, Liona saat ini aktif mengembangkan bisnis di Ganeps, sebuah perusahaan roti di Solo yang usianya sudah ratusan tahun. Program Ganep banyak diminati masyarakat, ada program regular, baking class, untuk semua kunjunga. Selalu ada yang ikut baking class mulai dari TK, SD, SMA, SMK, magang dari SMA dan SMK, perguruan tinggi, guru guru.
“Kami sangat terbuka. Hal ini didukung ibu saya, backgroundnya pendidikan dari Sanata Dharma Yogyakarta, program edukasi adalah passion dari ibu saya, saya tinggal meneruskan dan menjalankan,” aku Liona.
Ketika ditanya tentang literasi Indonesia, bagamana pendapatnya?
“Saya prihatin dengan literasi di Indonesia, dari berita yang ada, literasi Indonesia masih berada di tingkat bawah. Walau kabarnya literasi naik, tapi tetap terbawah. Hal ini disebabkan yang mengalami kenaikan pada kuantitas, tapi tak diikuti kualitas,” ujar Liona.

Marwah Kota Solo
Sekretaris Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surakarta Drs Mufti Rahardjo MM menyatakan, marwah Solo ada tiga yaitu budaya, kuliner dan literasi.
Soal literasi, seharusnya tidak hanya smart di intelektual, tapi juga rasa, karsa, sosial dan antropologi. Hal ini didapat dengan dua cara yaitu interaksi dan literasi. Banyak orang pintar, tetapi kalau interaksi kurang dan literasi lemah yang percuma.
“Maka, interaksi sosial harus kuat, dan literasi juga harus bagus,” ucap Mufti Rahardjo.


Selama ini ada anggapan, literasi seolah hanya menyiapkan, menyediakan, meminjam,mengembalikan buku itu paradigma lama. Transformasi perpustakaan, harus meningkatkan kesejahteraan masyarakat, indikatornya ada peningkatan ekonomi.
“Saya salut kepada Ganep, ada edukasi untuk masyarakat melalui kelas-kelas pembuatan roti dari tingkat TK hingga SMA/SMK. Saya sarankan, ada yang mau menulis sekuel tentang Ganep dalam kancah literasi, budaya, perannya di Solo,” ungkap Mufti.
COSMAS