Metode CTL Tingkatkan Ketrampilan Menganalisis Bolero Pada Pelajaran Pembuatan Busana Custom Made Siswa Kelas XI SMK

Spread the love

Oleh: Rita Sulistiyani, S.Pd.
Guru Tata Busana Kelas XI SMK N 1 Bojongsari
Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah

Pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik bangsa Indonesia memeiliki harapan akan munculnya generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pemerintah memiliki program dalam menyelenggarakan pendidikan yang dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan informal untuk merealisasikan terwujudnya sumber daya manusia yang berkompeten sesuai tuntutan perkembangan zaman. Pendidik menjelaskan pendidikan formal meliputi pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, salah satunya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pendidik mengungkapkan pendidikan di sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: guru, metodepembelajaran, pendekatan pembelajaran, kurikulum, media pengajaran, dan peserta didik.Pendidik dengan melaksanakan pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa dapat menguasai kompetensi yangdiharapkan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) N 1 Bojongsari yang merupakansalah satu sekolah menengah kejuruan yang memiliki program keahlian, yaitu jurusanJurusan Tata Busana. Pendidik mengemukakan bahwa SMK dalam Program Keahlian Tata Busana berupaya menyiapkan tenaga kerja terampil yangberkualitas dan memenuhi standar kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja di erakompetisi global dalam mewujudkan faktor keunggulan menghadapi persaingan global.
Pendidik menjelaskan bahwa dalam jurusan tata busana terdapat mata pelajaran Custom Made yang menerapkan standar kompetensi pembuatan busana pesta. Custom Made adalah busanayang dibuat dengan sistem tailor dan couture untuk perorangan sesuai dengan ukuransi pemesan dengan desain yang eksklusif. Pendidik menambahkan bahwa menurut perkembangan sampai saat ini,yang dimaksud dengan Custom made yaitu busana yang dapat dilakukan berdasarkanpesanan secara individu dan perorangan baik untuk pria serta wanita.
Bintang Elly Simanjutak (2016) mengungkapkan bahwa industri fesyen berkembang sangat berarti di dalam semua aspekkehidupan manusia. Beliau menjelaskan banyak perbedaan dalam industry busana danpenting manusia ikut serta dalam variasi pekerjaan proses pengetahuantehnik yang berhubungan ke produksi garment. Peserta didik dapat menghias kain, mendesain busana, menggambar pola, dan menjahit dalam kegiatan pembelajaran yang luas. Peserta didik supaya cakap perlu belajarbagaimana menanggulangi dan menguasai setiap bagian (section). Siswa dari kegaitan menggambar akan mampu membuat pola untukbanyak style.Pada zaman dahulu orang belum begitu menghiraukan busana yangdipakainya, walaupun sudah memikirkan bagaimana melindungi tubuh daripengaruh luar, segi estetika (keindahan), dan teknik membuatnya yang terus berkembang.
Pendidik menjelaskan perkembangan mode (fesyen) berubah terus dari tahun ke tahun, tetapi dasardan bagian-bagian mode tetap sama. Pendidik memahami dalam pembelajaran tata busana, maka peserta didik memiliki kesadaran mengikuti mode(fashionable). Siswa melibatkan pengenalan tentang istilah-istilah (terminology)busana, bagian-bagian busana, macam-macam variasinya, dan teknik pembuatannya. Siswa bisa mengembnagkan desain-desain baru yang dapat diciptakan denganmeletakkan bagian-bagian busana dalam variasi yang berbeda. Pendidik menyebutkan beberapa tata busana seperti: jas(jackets) yang sangat bervariasi, misalnya tailored jackets, double-breastedjackets, single breasted jackets, blazer, tuxedo jackets, norfolk jacket,spencer jacket, bolero, chanel suit , cardigan suit dan lain-lainnya. Siswa SMK kelas XI dapat mempelajari tata buasana yang salah satunya berupa bolero (rompi).
Putri Aisyah (2020) Bolero adalah semacam blus pendek tanpa kancing yang dikenakan diatas pakaian lain sampai pinggang dan beberapa cm diatasnya. Bolero berbentuk seperti jaket pendek dan seolah-olah sebuah jaket yang panjangnya berakhir diatas piggang dan mempunyai garis kurve (lengkung) dari tengah depan ke samping. Pendidik menjelaskan bahwa Bolero adalah bagian dari pada penduduk asli (native custome) yang biasa dipakai pada banyak daerah-daerah di Eropa. Siswa mengenal sejarah bolero yang dipakai orang Eropa memakai bordir, sulaman, dan jumbai-jumbai (fringe), bahkan turun temurun sebagai warisan keluarga. Siswa mengenal bolero untuk pakaian malam terbuat dari bahan velvet sangat populer. Bolero untuk siang hari telah dibuat dari banyak macam bahan, seperti: katun, brocade, denim, dan kulit.
Sekolah sebagai bagian dari lingkungan belajar dan tempat penyelenggarapendidikan. Penulis mengemukakan keberhasilan proses pembelajaran yang efektif ditentukan oleh beberapakomponen, diantaranya: siswa, guru, dan metode/model pembelajaran yang digunakan.Dengan demikian proses pembelajaran yang efektif akan berhasil dengan baik apabila gurudapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan banyak melibatkan peranaktif siswa. Trianto (2017) mengemukakan bahwa model pembelajaranadalah suatu pola yang digunakan pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas dan pembelajaran tutorial yang bermakna bagi siswa.
Pendidik menjelaskan Model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang melukiskanprosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untukmencapai tujuan belajar tertentu. Pendidik mengungkapkan model ini berfungsi sebagai pedoman bagi perancangpembelajaran dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Pendidik dalam materi pelajaran tata busana dapat menerapkan metode yang salah satunya adalah metode CTL.
Setiawan (dalam Cut Kartika: 2020) mengungkapkan CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihatmakna di dalam materi akademik yang dipelajarinya dengan cara menghubungkansubyek-subyek akademik yang dipelajari dengan konteks dalam kehidupankeseharian siswa, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya. Pendidik menjelaskan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan metode CTL, siswa dalam proses kegiatan belajar akan dikelompokkan menjadi empat kelompok. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 5 dan 6 orang siswa. Pendidik menjelaskan tujuan CTL agar siswadalam proses belajar memperoleh kesempatan yang lebih banyak dalam melaksanakan kegiatan belajar.
Cut Kartika (2022)menjelaskan bahwa Contextual teaching and Learning adalah system belajar danmengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasidunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yangdimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota keluarga,warga negara, dan pekerjaan di masyarakat. Pendidik mengungkapkan bahwa kehadiran metode CTL sangat bermanfaat dalam pembelajaran pembuatan busana custum made, karena mempermudah guru dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan kepadasiswa.
Pendidik berperan penting dalam memberikan pembelajaran yang bermakna pada mata pelajaran Tata Busana siswa SMK kelas XI terutama dalam kemampuan pembuatan Busana Custom Made sejak dini. Peserta didik selalu diperhatikan kegiatan pembelajarannya dengan metode yang tepat untuk kegiatan belajar mengajar tata buasana agar lebih terarah, efektif, dan efisien terutama ketrampilan mengidentifikasi Bolero. Pendidik dengan menggunakan strategi CTL pada mata pelajaran Tata Busana siswa kelas XI SMK N 1 Bojongsari kabupaten Purbalingga , provinsi Jawa Tengah dapat meningkatkan kemampuan pelajaran tata busanasecara lebih optimal . **

editor: cosmas