Stok Menipis BBM Solar Langka

Spread the love

SRAGEN, POSKITA.co – SejumlahPengisian Bahan bakar Umum (SPBU) di sepanjang jalan raya Solo – Sragen, kehabisan stok BBM Solar, Senin (18/10). Bahkan kondisi seperti itu sudah terjadi dalam dua pekan terakhir. Tak pelak kondisi itu dikeluhkan para pengendara bermesin diesel seperti bus dan truk maupun mobil angkutan. Lantaran sulitnya mendapatkan solar untuk kendaraanya.

Sebagian SPBU kehabisan Solar. Jika ada pun harus antri cukup panjang. Informasi yang dihimpun, situasi seluruh SPBU di eks karisidenan Surakarta memiliki masalah serupa. Karena setiap SPBU memiliki jatah kuota yang berbeda dalam setahun. Termasuk 2 SPBU yang dikelola Pemkab Sragen yakni SPBU Nglangon dan SPBU Pilangsari. SPBU Nglangon memiliki kuota Solar 5.806 kilo liter. Sedangkan SPBU Pilangsari kuota 3.116 kilo liter. Jumlah tersebut merupakan persediaan untuk satu tahun.

Petugas SPBU Nglangon Budi Harsono menyampaikan sisa kuota sampai 3 bulan terakhir tinggal 1.574. Pihaknya berupaya persediaan tersebut tercukupi hingga akhir tahun. ”Kuota yang dimiliki harus habis di Desember, Pesan Pertamina jangan sampai habis dulu,” terangnya.

Salah satu langkah yang dilakukan yakni menyiasati Delivery Order (DO) sehingga bisa sampai Desember. Menurutnya antrian panjang sudah sekitar seminggu ini. Situasi ini karena banyak SPBU yang kehabisan. Sehingga konsumen mencari SPBU yang kuotanya masih memenuhi.

Situasi ini juga berdampak untuk kebutuhan konsumen diluar transportasi. Seperti kebutuhan untuk pertanian juga mempengaruhi. ”Seperti Oktober ini memasuki panen raya, sehingga banyak yang membutuhkan produk solar. Seperti untuk selep, combine, traktor dan angkutan. Nanti November-Desember berkurang karena massa tanam pada saat musim penghujan,” ujarnya.

Jika dihitung dengan penjualan normal, persediaan solar masih aman. Namun situasi beberapa SPBU kehabisan Solar berdampak pada psikologis konsumen. Sehingga konsumen cukup panik dan berupaya mengisi penuh kendaraanya.

Budi menyampaikan sampai saat ini tidak ada pembatasan pembelian bagi konsumen. Tapi juga menyesuaikan situasi di lapangan. Seperti saat antrian panjang diambil kebijakan hanya dilayani maksimal Rp 200 ribu. ”Pertimbangannya jika isi full maka antrian akan lama. Mengurangi kendaraan antri mengular. Kita melihat situasi di lapangan saja,” ujarnya.

Pihaknya menghindari antrian panjang di SPBU untuk penjualan Solar. Situasi ini juga akan mengganggu produk lainnya seperti kendaraan yang akan beli produk pertalite ataupun pertamax. (Cartens)