Pertanyakan Nasib Buruh Nekad Berkerumun Saat PPKM Darurat

Spread the love

SRAGEN, POSKITA.co – Puluhan buruh salah satu perusahaan tekstil di kawasan Kecamatan Sidoharjo nekat menggeruduk pabrik Senin (5/7). Lantaran sudah lebih dari dua bulan nasib mereka digantung oleh perusahaan tersebut. Mereka tidak peduli meski saat ini pemerintah tengah menggelar PPKM Darurat.

Puluhan pekerja yang diliburkan sudah berkumpul sejak pukul 13.00 di depan pabrik. Mereka hendak menayakan nasib mereka terkait kelanjutan kerja di pabrik tersebut. Namun lebih dari satu jam tidak ada pihak perusahaan yang menemui dan berusaha menjelaskan.

Selain itu dari kegiatan tersebut tidak ada satupun satgas covid-19 yang datang untuk membubarkan kerumunan. Hingga pukul 14.00 mereka masih menunggu di depan pintu pabrik. Meski berkerumun cukup lama, namun tidak ada dari tim satgas covid -19 yang datang untuk membubarkan maupun mengingatkan.

Ketua Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 1992 Sragen Joko Supriyanto menegaskan tindakan para buruh tersebut bukan agenda dari serikat buruh. Pihaknya menghormati anjuran dari pemerintah untuk melaksanakan PPKM Darurat. Namun berkumpulnya para pekerja ini diluar agenda organisasi.

”Saya tahunya baru menjelang kegiatan ini. Jadi ini memang diluar kordinasi. Ini insiatif mereka untuk menuntut hak,” jelas Joko.

Dia menegaskan menghormati aturan dari pemerintah. Tapi kondisi para pekerja ini sudah dua bulan nasibnya tidak ada kejelasan. Sejak sebelum lebaran sudah diliburkan. ”Tapi kalau di rumah, siapa yang ngasih makan? Kita juga menghormati aturan dan tidak bergerombol tapi pencar-pencar,” ujarnya.

Sementara Perwakilan pekerja, Giman, menyampaikan sejak habis lebaran belum ada kepastian. Apakah pabrik ditutup, atau bisa kembali kerja. ”Kita seperti digantung sejak lebaran. Kalau memang pabrik ditutup bagaimana mekanisme bagi para pekerja. Kalau tidak harusnya ada kejelasan kapan kami kembali masuk,” selorohnya.

Soal PPKM Darurat, dia menegaskan bukan aksi unjuk rasa. Hanya menanyakan nasib para buruh. Lantas dia menegaskan hadirnya para buruh bukan bermaksud aksi demo. Namun hanya menanyakan kejelasan dari pihak pabrik terkait kelangsungan kerja mereka. ”Sebelum sidang hari Rabu nanti, kami hanya menanyakan nasib kami,” terangnya.

Terpisah Camat Sidoharjo, Susilohono mengaku tidak mengetahui adanya kegiatan kerumunan pekerja tersebut. Dia menjelaskan masih dalam kegiatan di desa saat kerumunan itu berlangsung. ”Kurang tahu informasinya, soalnya saya tengah di Desa Sribit dan Tenggak, Polisi mungkin tahu,” kilahnya. (Cartens)