Atasi Krisis Air Siapkan Rp 50 M
SRAGEN (poskita.co) – Krisis air bersih masih melanda sejumlah desa di Sragen. Meski hujan telah mengguyur wilayah beberapa hari terakhir, warga masih membutuhkan bantuan air bersih. Selama krisis air bersih warga setempat harus mengirit penggunaanya, karena sumur warga masih mengering.
Untuk memenuhi kebutuhan air minum warga harus membeli dari pedagang keliling. Sedangkan untuk kebutuhan mandi, mencuci, dan buang air besar, warga mengambil air dari sungai yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari tempat tinggal mereka.
Sukadi salah seorang warga Pungkruk, Ngepringan, Jenar, Sragen, mengatakan krisis air bersih selalu terjadi saat musim kemarau. “Musim kemarau tahun ini krisis air bersih sudah terjadi sekitar tiga pekan terakhir,” ujar dia.
Sementara kondisi krisis air bersih di sebagian wilayah Sragen menuai keprihatinan banyak pihak. Salah satunya Untung Wibowo Sukowati, adik kandung bupati Sragen.
Sejak terjadi krisis air bersih dia telah menyuplai 15 tangki air bersih di Jenar, Sumberlawang.
Anggota Fraksi PDIP DPRD Provinsi Jateng itu mengirim tiga tangki air untuk warga Ngepringan, Jenar. “Total sudah 15 an tangki yang saya kirim,” kata dia.
Bowo, panggilan akrabnya, menilai perlu ada solusi permanen terhadap persoalan air bersih di wilayah utara Sungai Bengawan Solo. Dia mengusulkan pembuatan jaringan air bersih dari wilayah selatan Sungai Bengawan Solo, dan pembuatan sumur-sumur dalam di area potensial.
Tapi menurut dia memang tidak semua daerah potensial dibuat sumur dalam. Dia mencontohkan wilayah Ngargotirto dan Ngargosari, Kecamatan Sumberlawang. Di daerah itu sangat sulit mencari sumber air yang bisa dibuat sumur dalam. “Kemarin sudah disurvei di 11 an titik tidak ditemukan sumber air bersih,” tutur dia.
Penjelasan senada disampaikan Wakil Ketua Komisi II DPRD Sragen, Suparno. Menurut dia Pemkab sudah membuat grand design solusi persoalan air bersih yang rutin terjadi. Dibutuhkan anggaran hampir Rp50 miliar untuk merealisasikan konsep itu. (cartens)