Menumbuhkan Minat Baca Siswa terhadap Al-Qur’an

Spread the love

Artikel Ilmiah Populer

oleh: Khusnul Khotimah, S.Pd.I.

SDN Pajang II No 171 Laweyan Surakarta

Kegiatan membaca merupakan hal biasa kita temui sehari-hari yang dilakukan siswa di sekolah, terutama membaca buku pelajaran, buku paket, tugas guru, dan lain-lain. Tetapi siswa membaca Al-Qur’an  jarang kita temui. Terutama di saat-saat istirahat banyak siswa asyik dengan HP  membaca whatsapp, membaca pesan-pesan yang masuk, yooutube, membuka instagram, facebook. Banyak siswa  tidak peduli pentingnya  Al-Qur’an ataupun buku tentang keagamaan  yang ada di perpustakaan, ataupun kurang adanya dukungan dari keluarga, karena dianggap kurang penting.

Di dalam Hadits Riwayat Abdulah Ibnu Mas’ud, yang artinya “Kata ‘Abdullah ibnu Mas’ud, Rosullullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “ Siapa saja membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan mendapat satu kebaikan, sedangkan satu kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh. Aku tidak mengatakan Alif lam mim satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf (HR. At-Tirmidzi).

Menurut ‘Ali Bin Abi Thalib Kharamalohu Wajhah, keutamaan yang diungkap oleh hadis tersebut lebih diperuntukkan pada orang yang membacanya di luar salat meski tidak dalam kondisi suci. Adapun keutamaan membaca Al-Qur’an dalam salat dilakukan saat berdiri, maka balasannya 100 kebaikan, sedangkan saat duduk salat balasan pahala yakni 50 kebaikan

Membaca merupakan suatu cara untuk memahami sebuah arti dan maknanya yang ada dalam  bahasa tertulisnya (Bonomo, 1973). Membaca adalah perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerjasama beberapa ketrampilan, yakni mengamati, memahami dan memikirkan.

Sedangkan minat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)  adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Membaca juga dapat dikatakan proses yang sederhana yaitu sikap mengasosiasikan kata-kata yang tercetak dengan maknanya di dalamnya, yang melibatkan faktor kecerdasan, ketrampilan, pengetahuan bahasa, penglihatan dan aturan (Sri Hastuti, 1999:1). Sedangkan minat hakekatnya proses psikologi, motif yang dipelajari cenderung seseorang  menempatkan dirinya dengan kegiatan-kegiatannya, ia merasa bebas untuk memilih sesuatu yang diinginkan.

Dari berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa minat siswa adalah pernyataan psikis ataupun seperangkat mental yang menunjukkan adanya kecenderungan dalam diri individu siswa, untuk tertarik pada suatu objek tertentu. Minat cenderung memberikan anti sipasiyang menyenangkan yang diikuti tindakan,  selanjutnya memberikan rasa senang yang lebih besar.

Ada beberapa hal yang kaitannya dengan minat yaitu: adanya kecenderungan terhadap sesuatu, menaruh perhatian terhadap suatu objek tertentu, dan kesediaan jiwa individu yang aktif, serta proses pemilihan terhadap suatu objek. Dengan kata lain, seseorang dikatakan mempunyai minat terhadap sesuatu objek terutama membaca Al-Qur’an, buku-buku tentang Agama akan menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut: akan menaruh perhatian terhadap kebutuhan dari suatu objek, bertindak mencari objek, rasa senang terhadap objek dan adanya keterkaitan, keinginan terhadap objek serta mengadakan pemilihan objek yang diminati sebagai tindak lanjut.

Minat memang erat sekali hubungannya dengan kebutuhan, misalnya anak kecil sedang membutuhkan hubungan kasih saayang dari orang lain, maka anak tersebut akan berminat terhadap alat komunikasi yang digunakannya yakni bahasa. Minat ada dua yaitu minat timbul dengan sendirinya (spontan) dan minat yang timbul karena dibangkitkan dengan usaha.

Ada pendapat lain mengatakan minat ada dua, kultural dan primitif. Minat kultural adalah minat yang terjadi atau terbentuk oleh pengaruh budaya, yakni kebudayaan yang lebih tinggi.  Minat primitif, yaitu minat yang tidak disadari, asli dan alami belum dipengaruhi lingkungan. Minat  ini timbul dari kebutuhan jaringan atau biologis meliputi kesadaran .terasa akan sesuatu yang langsung dapat memuaskan dirinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat menurut Sulastri  (1985:65) timbulnya minat dipengaruhi  oleh faktor fisik dan psikologis. Faktor fisik menyangkut panca indera dan keadaan pada umumnya. Sedangkan faktor psikologis menyangkut amatan, perhatian, emosi dan itelegensi.

Panca indera mempunyai peranan yang penting, bila seseorang mengalami kelainan, salah satunya alat inderanya tentu tidak akan berminat terhadap sesuatu. Seseorang yang mempunyai pengamatan tidak baik, mereka tidak akan berminat terhadap sesuatu. Anak sehat akan mempunyai minat yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang kurang sehat. Demikian pula emosi dan motivasi akan mewarnai minat pula. Orang mempunyai intelegensi tinggi tentunya akan mempunyai minat yang berbeda dengan orang yang taraf intelegen sinya rendah.

Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa minat seseorang itu dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu maupun dari luar individu. Faktor individu adalah faktor yang meandorong diri untuk melakukan aktivitas, misal makan, minum, bakat dan lain sebagainya. Sedangkan faktor dari luar individu adalah sesuatu yang memengaruhi minat untuk melakukan kegiatan demi memenuhi kebutuhan sosial, lingkungan. Biasanya anak yang mempunyai prestasi baik dan selalu berhasil akan menambah minat semakin kuat. Sedangkan anak yang sering mengalami kegagalan, minatnya akan menurun.

Untuk menumbuhkan minat baca  Al-Qur’an, majalah Islami, perlu kita munculkan karena membaca Al-Qur’an, majalah Islami di samping memperoleh informasi penting juga mendapatkan pahala. Di samping itu mempunyai tujuan di antaranya: memperoleh perincian-perincian fakta-fakta, mendapatkan ilmu pengetahuan, mendapatkan   pengetahuan tertentu, mendapatkan hiburan hati, mendapatkan pengalaman hidup yang berharga, mendapatkan hal-hal yang unik, mendapatkan pemecahan problema atau soal-soal yang sulit, untuk menyimpulkan, untuk mengelompokkan dan untuk mengevaluasi.

Menurut penulis untuk menumbuhkan minat baca siswa terhadap Al-Qur’an, majalah Islami dengan beberapa skenario kegiatan sebagai berikut:

Pertama, hendaknya  guru memberikan tugas siswa yang bahannya diambil dari Al-Qur’an atau majalah Islami yang berkaitan deangan bidang studi yang terkait.

Kedua, siwa perlu meningkatkan kegemaran dan minat untuk membaca Al-Qur’an yang berkaitan dengan mata pelajaran yang mendukung kegiatan sekolah, melatih dan meningkatkan pengetahuan, pengalaman.

Ketiga, hendaknya perpustakaan sekolah meningkatkan jumlah buku-buku, majalah islami, Al-Qur’an yang menarik, memadai sehingga semua siswa dengan leluasa muntuk memilih Al-Qur’an/majalah Islami akan dibaca. Keempat, pihak sekolah mewajibkan siswa, untuk berkunjung ke perpustakan dan membaca Al-Qur’an minimal seminggu sekali, serta memberikan reward bagi siswa yang rajin atau sering membaca majalah/Al-Qur’an.

Kelima, guru, orang tua, semua pihak mendukung adanya gerakan membaca Al-Qur’an di perpustakaan ataupun di rumah. ***

 

Editor: Cosmas