Implementasi Pembelajaran Membaca Puisi dengan Metode IMOD
Artikel Ilmiah Populer
Intan Pariana, S.Pd.SD
Guru SDN 02 Jatiyoso Kecamatan Jatiyoso
Pembelajaran membaca puisi ini merupakan perpaduan pengajaran membaca yang dikemukakan oleh Paul C Burn (dalam Arini dkk 2007). Pendekatan proses membac yang dimaksud adalah suatu rangkain kegiatan pembelajaran membaca dengan menampilkan interaksi antara pembaca, situasi dan teks berdasarkan langkah-langkah prosedural ( pramembaca, saat membaca, pascamembaca) dan aktifasinya dalam membaca yang didalamnya mengimplementasika membaca secara efferent dan astetis. Pembelajaran membaca puisi adalah bagian dari pembelajaran sastra. Dalam pembelajaran tersebut guru merancang, melaksanakan dengan cara memilih dan menggunakan dua sudut pandang yaitu efferent stance dan aesthetic stance. Efferent stance adalah proses membaca yang memfokuskan perhatian membaca pada pemahaman isi yang dianalisis dan diperoleh saat membaca. Aesthetic stance adalah cara membaca yang lebih difokuskan pada pemertalian pengalaman kehidupan melalui membaca buku-buku yang relevan dengan pengalaman yang menyentuh perasaan membaca .
Pembelajaran membaca puisi berdasarkan pendekatan proses membaca dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan sasaran Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Hasil Belajar dan Indikator yang diinginkan diperlukan adanya persiapan mengajar. Banyak cara atau strategi yang dapat dilakukan oleh guru. Strategi tersebut antara lain berupa pemberian pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi bacaan yang akan dibaca oleh siswa sebelum siswa memulai membaca, memberikan analogi-analogi atau perbandingan-perbandingan, memperlihatkan contoh-contoh, gambar-gambar visual yang erat kaitannya dengan bacaan yang akan dibaca oleh siswa (Idrawati,1996). Sebagai seorang guru, tentu saja harus bertanggung jawab penuh terhadap proses dan hasil belajar peserta didiknya, serta tidak akan membiarkan peserta didiknya mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang diakarkan. Begitu juga ketika seorang guru mengajarkan materi pembacaan puisi di kelas rendah.
Guna mencapai hasil belajar yang optimal tentu saja guru dituntut untuk selalu berinovasi dalam proses pembelajaran. Agar tujuan pelajaran yang telah ditetapkan bisa dicapai oleh peserta didik. Setidaknya ada tiga faktor penting yang harus diperhatikan guru ketika mengajarkan materi membaca puisi di kelas rendah yaitu faktor motivasi, penggunaan metode yang tepat, dan penggunaan pendekatan yang sesuai. Sebagaimana kutipan berikut “ Pembelajaran puisi bertitik berat pada peserta didik, mempelajari puisi agar hasil guna (efektif dan efisian) ini berarti memerlukan perhatian dan sikap belajar yang tinggi pada peserta didik (Soebayo Brotosejati dkk, 1999). Teknik membaca puisi tentu saja berbeda dengan membaca prosa, suatu prosa dibaca sesuai dengan tanda baca yang sudah tersedia, dimana bila ada tanda koma berarti berhenti sejenak dan tanda titik berarti berhenti agak lama. Sedangkan dalam pembacaan puisi biasanya tidak terdapat tanda baca. Hal ini tentu saja membuat para guru sering kali kesulitan dalam mengajarkan membaca puisi terutama di kelas-kelas rendah. Menurut (Sudjiman,1994) puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat irama, rima, matra serta penyusunan larik dan bait. Pendapat lain mengatakan bahwa puisi merupakan ekspresi dari pengalaman imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku dalam pernyataaan yang bersifat kemasyarakatan yang diutamakan dalam bahasa yang mempergunakan setiap rencana yang matang dan bermanfaat.
Pada pengertian puisi, terdapat dua bagian unsur penting yaitu unsur batin puisi (unsur isi puisi) dan struktur fisik puisi (unsur dengan cara pengungkapan puisi). Unsur batin puisi dapat pula disebut sebagai hakikat atau makna yang meliputi: “ 1) Tema (sense) yaitu suatu pokok persoalan yang dinyatakan oleh penulis melalui bahasa puisi baik secara langsung maupun tidak langsung. 2) Rasa (feiling) merupakan sikap penulis terhadap pokok persoalan yang terdapat dalam puisi. Dalam menghadapi suatu masalah biasanya setiap penulis memiliki pandangan yang berbeda, seperti pengungkapan tema dan rasa berkaitan erat dengan latar belakang psyikologis dan sosial penulis, baik latar belakang pendidikan, jenis kelamin, strata sosial , usia, agama, kedudukan, pengalaman dan pengetahuan. 3) Nada (tone) merupakan sikap penulis terhadap pembacanya yang berhubungan juga dengan tema dan rasa. Pada umumnya, penulis dapat menyampaikan suatu tema puisi dengan nada yang bersikap persuasif, sugestif, bahkan kritik sosial. 4) Tujuan (intention) merupakan amanat yang mendorong penulis untuk menciptakan puisi tersebut. Tujuan ini dapat dicari atau kita temui dalam sebuah puisi bergantung pada pandangan hidup, cita-cita pekerjaan dan keyakinan yang dianut oleh penulis puisi. Imod adalah suatu akronim dari imitasi model. Pengertian imitasi atau biasa kita sebut meniru adalah suatu proses kognisi anak untuk melakukan suatu tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan indra sebagai penerima rangsangan dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tingkat tinggi karena tidak hanya sekedar melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang lain. Dalam hal ini guru sebagai model pembelajaran di kelas.
Adapun langkah pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan metode IMOD adalah sebagai berikut : 1) Guru membacakan puisi secara utuh di depan peserta didik. 2) Guru mengajak peserta didik untuk membaca puisi secara utuh tanpa memperhatikan jeda, intonasi dan irama dengan maksud agar peserta didik memahami isi keseluruhan dari puisi. 3) Guru memberikan contoh pelapalan puisi kata demi kata dengan jelas dab diikuti oleh siswa. 4) Guru memberikan penekanan-penekanan pada kata-kata tertentu dengan menggunakan intonasi yang tepat dan diikuti oleh peserta didik. 5) Peserta didik menirukan gerakan-gerakan wajar yang dilakukan oleh guru untuk memperjelas pemhaman tentang puisi. 6) Bacalah puisi tersebut penuh perasaan, suruh peserta didik membayangkan seakan-akan peserta didik benar-benar mengalami kisah yang diceritakan puisi tersebut. 7) Peserta didik secara utuh melakukan pembacaan puisi sesusai, dengan langkah-langkah yang telah diterpakan sebelumnya. Dengan demikian diharapkan peserta didik membacakan suatu puisi dengan lafal, intonasi, irama yang tepat serta mampu memahami isi suatu puisi. Demikian sekilas tulisan pendek mengenai penggunaan metode IMOD dalam pembacaan puisi.
Editor: Cosmas