Korban Gempa  Lombok Yang Patah Tulang Banyak,Ortopedi (RSO) Dr Soeharso Surakarta Kirim Tim Medis

Spread the love

SUKOHARJO (poskita.co) –  Masih banyak korban gempa yang jumlahnya lebih dari 300 orang yang mengalami patah tulang dan belum dioperasi, Rumah Sakit Ortopedi (RSO) Dr Soeharso Surakarta berangkatkan puluhan tim medis ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Rombongan tim medis tersebut akan dibagi  dalam tiga gelombang untuk membantu penanganan korban pasca gempa bumi yang terjadi di  wilayah tersebut. Masing-masing gelombang  akan bertugas selama 5 hari dan selanjutnya akan digantikan gelombang berikutnya. 

Direktur Medik dan Keperawatan RSO Dr Soeharso, Romaniyanto kepada media sampaikan sekitar 50 anggota tim medis yang terdiri, dokter spesialis, perawat bedah, perawat anastesi dan tim rehabilitasi medik.

“Nantinya kita akan bergabung dengan tenaga medis lainnya yang sudah ada di sana,” papar Romaniyanto.

Romaniyanto juga sampaikan selain tim medis dari RSO Dr Soeharso, masih ada tim lain yang juga berangkat ke Lombok, yakni Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS), Rumah Sakit Dr Moewardi dan PABOI (Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia)  Jawa Tengah.

“Rombongan pertama pertama berangkat enam orang dari Bandara Adisumarmo  dengan membawa obat – obatan dan peralatan ortopedi lengkap,” terangnya lebih lanjut.

Informasi juga disampaikan Romaniyanto, ada sekitar 300 korban gempa Lombok masih menunggu untuk dilakukan operasi ortopedi. Sayangnya karena terbatas fasilitas juga sarana dan prasarana, baru sekitar 100 korban yang sudah menjalani operasi.

“Kebutuhan peralatan medis yang paling utama adalah orthopedic implant atau alat untuk menyambung patah tulang, karena itu  kami siapkan untuk dibawa,” paparnya

Selain melakukan operasi ortopedi bagi korban gempa Lombok, RSO Dr Soeharso juga siap menangani rehabilitasi medik ortopedi kepada pasien korban gempa pasca operasi. 

“Rehabilitasi medik bisa dilakukan seminggu hingga dua minggu setelah pasien menjalani operasi. Kepada anggota tim medis juga sudah kami beri pemahaman bahwa misi kita adalah melayani bukan untuk dilayani. Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat,” tutupnya.(Uky)