Retreat Aktivis Kemasyarakatan, Paroki Mater Dei Semarang
Semarang, Poskita.co
Aktivis kemasyarakatan paroki Mater Dei Lampersari Semarang mengadakan retreat bersama Sabtu-Minggu (22-23/3/25). Dalam kegiatan ini diharapkan aktivis kemasyarakatan dapat saling dipertemukan dan mendapat peneguhan dalam karya dan pelayananya sehingga dimanapun berada selalu membawa semangat pelayanan kasih Tuhan. Sebagai nara sumber FX Triyas Hadi Prihantoro (penulis), R. Lilik Siswanto (founder Brankaz Ide) dan Romo FX Endra Wijayanto Pr., (kepala UPP KA-KAS).
Peserta yang ikut masing masing 2 (dua) perwakilan dari 23 lingkungan di Gereja Mater Dei Paroki Lampersari. Mereka aktivis masyarakat yang menjadi pengurus RT/RW.,Pengurus LPMK. Aparatur Sipil Negara (ASN), anggota aktif TNI/Polri dan anggota Ormas Katolik. Kegiatan ini dilaksanakan di Lembah Kemenangan “ Sola Fide “ Lerep, Ungaran.Sebagai penyelenggara Tim Penghubung Karya Kerasulan dan Kemasyarakatan (PK3) Bidang 3 Diakonia Paroki.
Seperti diungkapkan oleh ketua bidang 3 sebagai tujuan kegiatan untuk membangun Kembali semangat pelayanan para aktivis kemasyarakatan melalui slogan 100 % katolik 100 % Indonesia. “ menjadikan sarana temu kenal dan menjalin keakraban antar aktivis kemasyarakatan se-paroki,” ucap Irwan W. Nugroho.
Sebagai pembicara pertama FX Triyas Hadi Prihantoro menyampaikan tema tentang nasionalisme dan dimamika kemasyarakatan. Ditekankan bagaimana dengan semangat nasionalisme peninggalan semangat Mgr. Albertus Soegijopranoto100 % katolik dan 100 % Indonesia menjadi fundamen keterlibatan dalam aktifitas kemasyarakatan. Di era sekarang banyak tantangan yang harus dihadapi untuk terlibat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seperti Indonesia.
Sedangkan Lilik sebagai motivator membangunkan motivasi dengan tema Trias Permainan Kehidupan Mengoptimalkan Potensi Diri dalam Pelayanan. Peserta diajak pemahaman sebuah konsep memahami bagaimana pikiran (mindset), perasaan (feelseet) dan tindakan (actset) bekerjasama secara harmonis dalam menjalankan panggilan pelayanan kita. “Apakah kita benar-benar menjalankan pelayanan kita dengan penuh kesadaran dan keseimbangan?”
Hari kedua setelah outbound bersama dilanjutkan sesi bersama Romo FX Endra Wijayanto Pr., yang membawakan materi tantang 100 katolik dan 100% Indonesia. Pada pertemuan ini mempunyai tujuan agar peserta dapat melaksanakan dengan baik tugas dan kewajibannya dalam menjadi pelayan bagi Gereja dan masyarakat. Aktivis masyarakat di utus untuk melayani yang lemah, kecil, miskin, tersingkir dan difabel (LKMTD). Selanjutnya peserta diajak memikirkan rencana tindak lanjut seusai retret sebelum diakhiri dengan perayaaan misa.
Cosmas/*