Menyongsong Peradaban Islam di Masa Depan, Pelajar Muhammadiyah Gelar Story: Studen Write-Art of Culture and Inclusivity
SOLO, POSKITA.co – Tingkatkan literasi untuk menyongsong peradaban Islam di masa depan, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) menyelenggarakan STORY: Sudent Write-Art of Culture and Inclusivity di Solo, Jawa Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari, mulai hari Kamis hingga Ahad (19-22 Desember 2024).
STORY: Student Write-Art of Culture and Inclusivity adalah sebuah gerakan kreatif, bertujuan menginspirasi generasi muda untuk menulis, berkarya, dan keberagaman dalam bingkai seni dan budaya.
Ketua Umum PP IPM, Riandy Prawira mengatakan, program ini berkolaborasi antara IPM dan CLAP Project Jakarta. Mudah-mudahan nanti akan bisa memberi banyak sekali manfaat bagi pelajar dan bukan pelajar Muhammadiyah saja namun seluruh kalangan pelajar di Indonesia.
“Apa yang dilakukan oleh IPM ini memberikan contoh bahwa kita berkolaborasi dengan pihak manapun, kita berkolaborasi dengan siapapun,” tutur Riandy saat membuka program pelatihan, Kamis, 19 Desember 2024.
Lanjutnya, pada rangkaian kegiatan ini para peserta yang berasal dari berbagai daerah mendapat fasilitas yang baik dalam rangka sebagai menunjang pelatihan.

“Harapannya bukan hanya secara fasilitas, tapi juga peningkatan kapasitas melalui materi-materinya. Dan untuk pemateri dari luar Muhammadiyah agar pelajar dapat ilmu yang baru, tidak hanya dari kalangan Muhammadiyah saja,” jelasnya.
Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Sayuti mengapresiasi langkah-langkah yang diinisiasi oleh IPM, karena masyarakat ke depan itu literasi. “Kalau kita tidak membangun literasi, numerasi, dan sain itu kita ketinggalan.”
“Jadi ini adalah Langkah strategis pimpinan IPM untuk terus membangun agar masyarakat itu melek teknologi, matematika, sain dan sebagainya,” kata Sayuti.
Sayuti mengatakan, mengenai kolaborasi, Muhammadiyah bekerjasama dengan siapa saja, non muslim, muslim. Siapa aja dalam dan luar negeri, karena memang itu karakter Muhammadiyah.
Ulima Nabila Adinda, Project Manager CLAP mengatakan, kegiatan ini diinisiasi oleh Bidang Pengetahuan dan Seni Budaya PP IPM. IPM telah bekerjasama dengan kedutaan besar Amerika di Jakarta melalui publik Operation Program Small United.
Di Solo ini merupakan kegiatan yang kedua, sebelumnya sudah mengadakan kegiatan di Bandung dan selanjutnya akan di kota-kota lainnya.
“Kegiatan yang dimulai hari ini, nanti akan mengadakan workshop dialogue, kelas seni, residence festival, dan juga pameran di tahun depan,” jelas Ulima.
Ulima mengatakan, untuk bisa mengikuti kegiatan ini, kami mengadakan seleksi yang awalnya ada 60 pendaftar dari berbagai daerah namun setelah melewati proses penjaringan akhirnya terpilih 20 orang peserta yang bisa mengikuti kegiatan.
“Peserta bersaing melalui beberapa tahapan dari seleksi administrasi, pengirim karya, tulisan, fotografi, dan video, selain itu juga ada seleksi wawancara,” katanya. (arya)