Peningkatan Keterampilan Menulis Procedure Text Melalui Genre Based Approach Berbantuan Media Instagram

Spread the love

ARTIKEL GURU

oleh: Damayanti
Guru SMK Negeri 1 Karangdadap

Keterampilan menulis Procedure Text pada mata pelajaran Bahasa Inggris di SMK Negeri 1 Karangdadap terbilang masih kurang. Beberapa alasan mengapa keterampilan mereka termasuk rendah yaitu dilihat dari bagaimana mereka mengorganisasi ide, tata bahasa, dan penggunaan mechanic.
Mereka masih mengalami kesulitan dalam mengorganisasi ide ke dalam suatu deskripsi. Tata bahasa juga masih perlu untuk diperbaiki, terlihat dari penggunaan kata kerja yang tidak sesuai dengan subjek (concord dan agreement). Penggunaan kata ganti belum begitu dikuasai, sedangkan komponen ini berguna untuk membuat teks yang kohesif dan koheren. Penggunaan kata hubung antar paragraf belum mampu digunakan secara tepat. Selain itu, mereka juga masih merasa kesulitan menentukan modifier dalam menyusun adjective phrase. Guru telah menggunakan gambar sebagai media dalam menulis Procedure Text. Namun upaya tersebut masih kurang optimal.
Dalam menulis deskripsi, peserta didik diharapkan mampu menggunakan beberapa komponen di dalamnya seperti tata bahasa (present tense), kata sifat, kata ganti, dan kata ganti kepemilkan. Selain itu mereka harus mampu menyajikannya dalam urutan (rethorical structure) meliputi identifikasi dan deskripsi. Hal yang dapat dideskripsi antara lain orang, hewan, tumbuhan, maupun benda.
Penggunaan kosa kata cukup berperan dalam menulis terlebih dalam menulis bahasa Inggris dimana peserta didik mengintepretasikan suatu kata dari bahasa satu ke bahasa lain. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Bersama dengan keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca, keterampilan menulis turut dikembangkan dalam pembelajaran bahasa.
Kegiatan menulis meliputi proses berpikir dan mengolah yang berkesinambungan, sehingga memungkinkan dalam pembelajaran atau kegiatan menulis terdapat proses berfikir, mengolah tulisan, berfikir kembali, dan mengolahnya kembali. Sehingga pada akhirnya akan dihasilkan tulisan yang baik dari proses tersebut. Oleh karena itu, keterampilan menulis termasuk dalam productive skills yang di dalamnya terdapat keterampilan proses dan produk.
Seperti ketiga keterampilan lainnya, menulis memiliki tingkat kesulitan dan karakteristik tersendiri. Menulis mencakup beberapa keterampilan sekaligus, yakni mengidentifikasi pernyataan, mengorganisasikan pernyataan pendukung, memeriksa kembali, serta memperbaiki tulisan.
Bagi pemelajar bahasa asing, dalam hal ini Bahasa Inggris, menulis tidak hanya menyusun kalimat namun mereka juga dituntut untuk mengitepretasikan ide melalui tulisan yang tersusun secara benar serta pemilihan kata yang tepat. Proses menulis menjadi semakin sulit bagi pemelajar Bahasa Inggris dimana mereka harus menyusun sebuah kerangka ide, mengorganisasikannya, serta menggunakan tata bahasa dan kosa kata secara tepat.
Satu hal penting lainnya dalam pembelajaran menulis ialah bagaimana peserta didik memunculkan ide untuk dituangkan dalam tulisan. Dengan memunculkan ide, peserta didik akan mudah dalam mengembangkan suatu kerangka tulisan. Ide merupakan awal dari suatu karya.
Menulis memiliki beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh seorang penulis yakni pra-menulis, membuat kerangka, memperbaiki, kemudian menyempurnakan. Ide yang telah dikembangkan dalam sebuah kerangka kemudian dikembangkan kembali ke dalam sebuah kalimat dan paragraf yang mampu mendeskrpsikan suatu objek. Untuk itu, dalam menulis, diperlukan keterampilan untuk mengorganisasi ide dan kalimat menjadi sebuah teks utuh.
Alternatif lain yaitu model pembelajaran three phase technique menekankan pada keaktifan peserta didik dalam menulis. Perlakuan yang diberikan mampu meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menulis Procedure Text. Upaya untuk meningkatkan keterampilan tersebut sangat perlu dilakukan namun tetap dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik.
Peserta didik SMK Negeri 1 Karangdadap umumnya native menggunakan media sosial di keseharian mereka. Tidak hanya itu, lebih dari 4 hari dalam seminggu mereka mengunggah foto dan komentar dalam media sosial mereka. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya mereka gemar atau tertarik untuk menulis. Namun sayangnya mereka tidak menyalurkan ketertarikan mereka kepada hal yang bersifat akademis.
Dari beberapa media sosial yang mereka gunakan, seperti WhatsApp, Line, Instagram, Pinterest, dan Facebook, media Instagramlah yang paling banyak digemari. Salah satu peran guru dalam pembelajaran ialah sebagai fasilitator. Dalam upaya meningkatan keterampilan menulis, guru memberikan arahan kepada peserta didik untuk mampu mengembangkan ide mereka. Ini bertujuan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menulis Procedure Text melalui Genre Based Approach berbantuan media Instagram. Penggunaan aplikasi Instagram sebagai media pembelajaran yang diterapkan pada Genre Based Approach tidak hanya menggunakan nilai tes saja sebagai data, namun komponen menulis Procedure Text seperti pengorganisasian ide dan tulisan, tata bahasa, serta penggunaan mechanic juga turut disertakan.
Instagram dapat memberikan keleluasaan bagi peserta didik untuk berekspresi sehingga mereka tertarik untuk berinteraksi di dalamnya. Terdapat beberapa fitur yang memungkinkan peserta didik untuk mengunggah foto, video, serta berkomunikasi melalui kolom komentar yang tersedia. Fitur berbagi foto merupakan bagian yang paling digemari. Peserta didik dapat mengambil gambar atau foto dengan kamera telepon seluler mereka kemudian membaginya kepada teman lainnya saat itu juga. Fitur sosial juga sangat mendukung penggunanya untuk bersosialisasi. Dengan memfollow akun lain, maka setiap unggahan akan tampil secara otomatis pada laman utama mereka. Dengan demikian teman lain dapat memberikan komentar terkait unggahan tersebut.
Melalui fitur-fitur ini, guru dapat memberikan pengalaman dan waktu kepada peserta didik untuk menulis khususnya keterampilan menulis khususnya pada Procedure Text. Sedangkan saling memberi komentar pada unggahan foto atau video dapat menciptakan suatu komunitas belajar. Genre Based Approach yang diterapkan oleh guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari dan menghasilkan teks melalui kegiatan mengonstruksi konsep, kegiatan kelompok, dan kegiatan individu.
Penggunaan Instagram sebagai media pembelajaran membantu peserta didik dalam memproduksi teks. Fitur dari Instagram dapat dimanfaatkan sebagai media untuk menuangkan ide tulisan. Guru dapat memberi instruksi untuk menyusun kalimat deskriptif sesuai dengan gambar, memberi feedback pada hasil tulisan rekan lainnya, ataupun mengunggah foto dan gambar disertai dengan deskripsinya. Dengan demikian, keterampilan peserta didik akan meningkat. **

Editor: Cosmas