Unik dan Pertama Kali Digelar, Wayang Kulit Dalang Cilik Sanggar Pamor Tampil di Solo Street Art Market  

Spread the love

Solo, Poskita.co – Halaman depan Hotel Amarelo, tepatnya di Jalan Gatot Subroto, Solo, terlihat 8  dalang cilik beraksi, Sabtu, 6 April 2024.   Walau masih cilik, bahkan ada yang belum bersekolah (belum masuk TK) mereka bisa menunjukkan kebipawaiannya dalam sanggit, sabet, antawacana, suluk.    

Mereka  tampil dalam pergelaran Solo Street Art Market  kerjasama dengan  Pemkot Surakarta,   Sanggar Pamor, Amarelo Hotel,   di antaranya dalang Handal, Arkan, Sae, Sanggit, Jendera, Adit, Yanu dan Shaka. Delapan dalang ini saling bergantian sesuai lakon yang dimainkan. Adapun lakon yang dibawakan berjudul Gathotkaca Lair dan Dewa Ruci.

Salah satu penonton, Edy mengungkapkan senang adanya wayang yang dipentaskan di jalan dan bisa dilihat semua orang yang lewat.

“Ini pertama kali terjadi, bagus. Untuk melestarikan budaya wayang,” kata Edy, salah satu penonton yang melihat aksi  Dalang Cilik.

Ketua Sanggar Pamor Tulus Raharjo,  menuturkan tentang lakon yang dibawakan. Dalam Cerita Gathotkaca Lair, Jabang tetuka merupakan nama Gathotkaca sewaktu kecil, saat kecil jabang Tetuka sangat sulit untuk puput puser. Walaupun dengan berbagai pusaka jabang Tetuka belum bisa untuk puput puser. Akhirnya ada pusaka dewa yang bernama Kuntawijayandanu yang bisa memagas tali pusar jabang tetuka, karena dibantu oleh dewa, jabang tetuka dijadikan pahlawan kahyangan untuk mengusir serangan dari Raja Gilingwesi Prabu Kalapracona.

Dalam lakon  Dewa Ruci, merupakan cerita dimana Bratasena berguru dengan gurunya yaitu Begawan Drona. Bratasena ingin mempelajari nilai-nilai kehidupan agar bisa bertemu dengan pribadi sang bratasena (agar bisa lebih memahami arti kehidupan).  Akhirnya dengan bantuan Sang Guru Druna, Bratasena dapat mendapatkan berbagai nilai nilai kehidupan, yang tidak terlepas dari bagaimana untuk selalu berbuat baik.

Diceritakan Tulus Raharjo, selaku pendiri, Sanggar Pamor sebagai pembelajaran di seni pedalangan dan seni karawitan. Sanggar Pamor berdiri sejak tahun 2018, di desa Hargosari, Sraten, Gatak, Sukoharjo. Kuota sanggar dari berbagai kalangan, ada-anak, remaja, sampai dewasa.

“Harapan dengan adanya sanggar kesenian ini, kesenenian masih tetap ada dan lestari, kebudayaan tetap bisa dirasakan di berbagai kalangan, dan kita semua tidak merasa asing dengan budaya kita sendiri,” kata Tulus Raharjo.**

Cosmas Gunharjo Leksono