Model Pembelajaran Think Pair Share Tingkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Projek IPAS

Spread the love

oleh: Murih Suhesti Ningsih, S.Pd, Mengajar Kelas X AKL (Akuntansi Keuangan Lembaga) Mata Pelajaran Projek IPAS, SMK Muhammadiyah Belik Pemalang

Perubahan zaman dari tahun ke tahun terus membawa transformasi yang signifikan dan kemajuan yang pesat dalam kehidupan manusia, termasuk di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan dan membentuk karakter individu sehingga mampu berkontribusi positif bagi kemajuan suatu bangsa. Sebagaimana diungkapkan oleh Emilda Sulasmi (2021), pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia berkualitas dan mampu menghadapi persaingan global di berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian, peran pendidikan dalam mendukung pembangunan bangsa menjadi semakin krusial, dan pada masa pendidikan saat ini, penting untuk menciptakan pemahaman yang kuat di kalangan siswa.
Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat vital dalam pembentukan karakter dan keterampilan individu, terutama dalam menghadapi tantangan global di era modern ini. Salah satu tujuan utama pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa agar mampu menghadapi perubahan dan kompleksitas dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pengembangan model pembelajaran yang dapat merangsang dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis menjadi suatu kebutuhan mendesak.
Mata Pelajaran projek IPAS di SMK memegang peranan penting dalam memberikan pemahaman mendalam terhadap berbagai konsep ilmiah dan pengetahuan sosial yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Projek IPAS merupakan integrasi antara social sciences dan natural sciences menjadi kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran. Aspek-aspek kehidupan bersosial, termasuk kebhinekaan dan keberagaman agama, serta semangat gotong royong, tercakup dalam ilmu sosial. Sementara itu, interaksi antara manusia dan alam, serta pemahaman terhadap berbagai fenomena alam, dapat dijelaskan secara logis dan ilmiah melalui ilmu alam. Pendekatan ini memungkinkan kita untuk menggunakan sumber daya alam dengan bijak.
Mata pelajaran Projek IPAS berfungsi sebagai sarana untuk membekali peserta didik agar dapat mengatasi permasalahan dalam kehidupan nyata pada era abad ke-21. Hal ini terkait dengan pemahaman fenomena alam dan sosial di sekitarnya secara ilmiah dengan menerapkan konsep sains. Dengan kata lain, setelah mengikuti mata pelajaran Projek IPAS, peserta didik dapat mengembangkan kecakapan untuk membuat keputusan yang tepat secara ilmiah, menciptakan kehidupan yang lebih nyaman, lebih sehat, dan lebih baik.
Dalam konteks ini, penggunaan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) menjadi sebuah alternatif yang menarik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X AKL di SMK Muhammadiyah Belik Pemalang. Kemampuan berpikir kritis memiliki peran penting dalam mempersiapkan siswa menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana dijelaskan oleh Zulherman et al. (2020). Salah satu tanggung jawab siswa adalah memberikan kontribusi berupa solusi atau ide untuk menyelesaikan masalah yang muncul dalam kehidupan masyarakat (Fadhilaturrahmi, 2020). Berpikir kritis diartikan sebagai kapasitas kognitif seseorang untuk menyuarakan pandangan dengan keyakinan, didasarkan pada alasan yang logis dan bukti yang kuat. Berpikir kritis merupakan suatu proses terorganisasi yang memungkinkan siswa menilai bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang menjadi dasar pernyataan orang lain. Dengan demikian, berpikir kritis bukan hanya sekadar mengevaluasi informasi, tetapi juga melibatkan kemampuan sistematik untuk memecahkan masalah dengan cara yang rasional.
Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat menjadi salah satu alternatif untuk meingkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Model pembelajaran TPS terdiri dari tahap thinking, di mana guru memberikan pertanyaan atau permasalahan terhadap siswa. Tahap tersebut siswa diberi waktu berpikir sendiri terlebih dahulu. Selanjutnya tahap pairing, siswa bersama pasangannya berdiskusi mengenai jawaban yang didapatkannya pada tahap thinking. Kemudian tahap sharing, di mana siswa membagikan hasil jawaban mereka ke depan kelas. Model ini telah dirancang dengan tujuan memengaruhi interaksi siswa selama proses pembelajaran, dan tahap awalnya melibatkan kegiatan berpikir, di mana guru menyajikan pertanyaan atau masalah kepada siswa (Kurniasih dan Sani, 2015).
Menurut Wicaksono et al. (2017), model pembelajaran TPS diakui sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang memberikan ruang lebih kepada siswa dalam merespons pengetahuan maupun soal yang diberikan. Model ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi secara aktif, merenung secara pribadi, berdiskusi dengan rekan sekelas, dan akhirnya berbagi pemahaman mereka dengan seluruh kelas. Dengan demikian, TPS tidak hanya merangsang interaksi antara siswa, tetapi juga meningkatkan partisipasi dan pemahaman individu siswa terhadap materi pembelajaran.
Berdasarkan studi yang dilakukan terhadap penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada mata pelajaran Proyek IPAS di SMK Muhammadiyah Belik, Pemalang, dapat disimpulkan bahwa model ini berhasil meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Penerapan TPS membawa dampak positif terhadap interaksi siswa, keterlibatan aktif dalam pemecahan masalah, dan kemampuan analisis mereka terhadap konten pembelajaran. Pada tahap thinking, di mana siswa diberi kesempatan untuk merenung dan merumuskan jawaban secara mandiri, model ini telah membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Tahap berpasangan pada TPS juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi dan saling bertukar ide, menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam. Selanjutnya, tahap berbagi memberikan platform bagi siswa untuk menyampaikan pemikiran mereka di depan kelas, mengasah keterampilan berbicara dan kemampuan menyampaikan argumentasi secara logis.**
Editor: Cosmas