Endang Rahayu MH Raih Gelar Doktor Berkat Program mentoring BeKel MANTUL PDCA

Spread the love

Berkat penelitiannya mengembangkan program mentoring BEKEL MANTUL PDCA (Bedah Kelas Meaningful, Achievement, Needs Analysis, Timely, Urgent and Look to the Future dengan langkah Plan, Do, Check Act) dalam pengelolaan pembelajaran berorientasi merdeka belajar di Sekolah Dasar Kabupaten Boyolali, Endang Rahayu Mudi, Program studi pendidikan program doktor Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, berhasil meraih gelar doktor dengan predikat cumlaude.
Promotor Prof. Dr. Sutama, M.Pd, Prof. Dr Harsono SU, ass Prof. Dr. Ahmad Muhibbin, M. Si. Program studi pendidikan program doktor Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Desain program metoring BeKel MANTUL PDCA


Menurut Endang Rahayu Mudi Hastuti, kepada poskita.co Senin (18/12/2023), supervisi akademik kepala sekolah SD di Boyolali selama ini sudah dilaksanakan, tetapi belum ada tindak lanjut berupa program nyata sehingga belum bermakna bagi peningkatan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran.
Hasil penelitian dan pengembangan ini berupa Desain Pengembangan Program Mentoring Kepala Sekolah SD di Boyolali dengan istilah BeKel MANTUL PDCA, sebagai alternatif RTL Supervisi Akademik Kepala Sekolah.
“Program Mentoring BeKel MANTUL PDCA ini melalui proses pengembangan yang melibatkan sekolah dasar dari berbagai wilayah serta tahapan hingga dinyatakan layak, efektif, dan signifikan dalam meningkatkan pengelolaan pembelajaran berorientasi merdeka belajar di Sekolah Dasar Kabupaten Boyolali,” ujar Endang Rahayu Mudi Hastuti.
Berdasarkan hasil analisis penilaian kinerja kepala sekolah, hasil SPMI dan hasil akreditasi, kepala sekolah dasar belum banyak yang menyusun program mentoring sebagai tindak lanjut supervisi akademik. Kompetensi kepala sekolah juga belum maksimal dalam tindak lanjut supervisi. Kepala Sekolah perlu memiliki program aktual dalam mendampingi guru yang kesulitan dan membutuhkan bantuan dalam mengelola pembelajaran berorientasi merdeka belajar. Program aktual yang sesuai adalah mentoring pembelajaran. Mentoring akan dilakukan pasca kepala sekolah melakukan supervisi dan mengevaluasi hasil dari temuan supervisi.
Peran kepala sekolah dalam melakukan supervisi akan berdampak pada kualitas dan mutu sekolah maupun guru. Peneliti berfokus mengembangkan sebuah program mentoring kepala sekolah berorientasi merdeka belajar. Kepala sekolah memiliki tugas poko dalam kepemimpinan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan menindaklanjuti program supervisi akademik. Menyusun laporan pelaksanaan dan hasil supervisi akademik. Menyusun laporan evaluasi dan tindak lanjut hasil supervisi akademik.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh peneliti ke beberapa Sekolah Dasar (SD) di Boyolali, Kepala Sekolah Dasar Kabupaten Boyolali belum ada yang menyusun dan melaksanakan program mentoring pembelajaran sebagai solusi masalah di sekolahnya. Terbukti dari analisis hasil PKKS dalam tindak lanjut supervisi akademik mendapatkan nilai terendah (58%). Hasil analisis rapot mutu dari SPMI (Standar Penjaminan Mutu Internal) dalam standar proses memperoleh nilai menengah dan hasil akreditasi standar proses menunjukkan hasil terendah.
Hasil analisis monev kepada 10 kepala sekolah dari tiga Kecamatan di Boyolali menunjukkan ada dua kepala sekolah memperoleh hasil skor 55; dua kepala sekolah memperoleh nilai 45; dan enam kepala sekolah memperoleh nilai 30, dari nilai standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 75. Jika dibuat rata-rata, kompetensi kepala sekolah dalam menyusun Program Tindak Lanjut pascasupervisi Akademik di Kabupaten Boyolali adalah 38%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan tindak lanjut supervisi akademik kepala sekolah di Sekolah Dasar Kabupaten Boyolali. Menghasilkan desain pengembangan program mentoring kepala sekolah berorientasi merdeka belajar di Sekolah Dasar Kabupaten Boyolali. Mendeskripsikan efektivitas pengembangan program mentoring kepala sekolah berorientasi merdeka belajar di Sekolah Dasar Kabupaten Boyolali.
Metode penelitian dengan melakukan monev ke beberapa sekolah, dilanjutkan tahap pengembangan menerapkan program mentoring BeKel MANTUL PDCA kepada kepala sekolah, ujicoba terbatas di SDN Tarubatang 2 Selo, FGD di SDN 9 Boyolali. Uji coba luas di SDN 3 Kebonbimo, SDN Cemoro Teras, SDN Kedungpilang, SDN Krikil dan SDN 8 Boyolali. Validasi diikuti 112 peserta/sekolah. Tahap evaluasi, pengujian melalui metode eksperimen di SDN 5 Boyolali sebagai sekolah kontrol SDN 9 Boyolali divalidasi pakar ahli dan praktisi.
Produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan ini berupa program mentoring kepala sekolah berorientasi merdeka belajar BeKeL MANTUL PDCA di Sekolah Dasar Kabupaten Boyolali. Mentoring adalah upaya yang dilakukan untuk mendukung seseorang untuk berkembang secara lebih efektif, Hal tersebut merupakan bentuk kemitraan antara mentor (pembimbing) dan mentee (pihak yang dimbimbing) yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri mentee.
Model pengembangan yang dipilih dalam penelitian ini adalah model ADDIE (A. Januszewski, M. Molenda, 2008:207). Tahapan pengembangan program meliputi: 1) Analyze, yaitu menganalisis kebutuhan; 2) Design dalam bentuk draft model media/program; 3) Develop, yaitu membuat model (prototype) media/program dan melakukan uji coba secara terbatas; 4) Implement, yakni mengimplementasikan atau menggunakan prototype dan uji coba yang diperluas; dan 5) Evaluate, yakni menguji tentang efektivitas media/program.

Cosmas/*