Pendekatan Semiotika Meningkatkan Komunikasi di Lingkungan Sekolah
oleh: Nining Dwi Hastuti, S.Pd
Kepala Sekolah UPTD SDN Demakan 03, Mojolaban, Sukoharjo
Sekolah merupakan rumah kedua bagi pendidik dan peserta didik. Sehingga kita harus bisa menjalin komunikasi yang baik dengan berbagai pihak yang ada di lingkungan sekolah. Komunikasi dua arah sangatlah tepat digunakan dalam lingkungan komunitas sekolah. Karena komunikasi merupakan hal utama yang perlu dibangun dalam sebuah komunitas.
Dalam hal ini kita akan membahas tentang komunikasi yang terjalin di lingkungan sekolah khususnya di sekolah yang saya pimpin, yaitu UPTD SDN Demakan 03, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Di lingkungan sekolah terdapat beberapa unsur utama dalam berkomunikasi. Unsur utama tersebut meliputi Kepala sekolah, guru, siswa, komite sekolah dan tokoh masyarakat. Kita harus bisa menjalin komunikasi dengan stake holder yang ada di lingkungan sekolah, jika ingin sekolah lebih maju dan berkembang.
Semua uansur dalam komunikasi ini harus dapat berkolaborasi dengan baik agar kegiatan di sekolah berjalan lancar. Semua program sekolah tidak akan berjalan lancar tanpa ada jalinan hubungan komunikasi yang baik. Oleh karenanya dalam berkomunikasi diperlukan pendekatan yang tepat agar maksud dan tujuan pembicaraan dapat dipahami satu sama lain. Salah satunya dengan pendekatan semiotika. Pendekatan semiotika dirasa paling tepat untuk mendukung adanya komunikasi yang baik di lingkungan sekolah terutama di SD kami. Mari kita ulas tentang pendekatan semiotika.
Apa itu pendekatan semiotika? Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda dan makna. Dalam berkomunikasi, semiotika dapat digunakan untuk memahami makna dari tanda-tanda yang ada dalam pesan yang disampaikan. Dengan memahami makna dari tanda-tanda tersebut, seseorang dapat menyampaikan pesan dengan lebih jelas dan tepat sasaran. Oleh karena itu, pendekatan semiotika dapat membantu seseorang dalam berkomunikasi dengan lebih efektif dan efisien. Pendekatan semiotika dapat membantu meningkatkan kemampuan berkomunikasi seseorang Terutama sangat diperlukan bagi para pendidik dalam dunia Pendidikan.
Ada beberapa komponen utama dalam semiotika. Komponen-komponen tersebut meliputi tanda, kode, dan pesan. Ketiga komponen ini bekerja bersama-sama dalam proses komunikasi untuk menghasilkan makna. Berikut penjabaran dari komponen semiotika:
- Tanda
Tanda merupakan unsur yang paling fundamental dalam semiotika. Tanda disini dapat berupa gambar, kata, suara, atau bahkan gerakan tubuh/ tindakan tubuh. Konsep maupun ide dapat direpresentasikan ke dalam tanda. Sebagai contoh, kata “bunga” adalah sebuah tanda yang merepresentasikan benda dengan ciri-ciri tertentu seperti memiliki daun, batang, dan bunga. - Kode
Kode merupakan sistem simbolik yang digunakan untuk memfasilitasi proses komunikasi. Kode disini dapat berupa gestur, bahasa atau simbol-simbol lain yang disepakati bersama oleh para pemakainya. Setiap kode memiliki aturan dan konvensi yang berbeda-beda, seperti aturan tata bahasa dalam suatu bahasa. Oleh karena itu, penggunaan kode dalam proses komunikasi memungkinkan pesan yang sama dapat dimengerti oleh penerima pesan. - Pesan
Pesan merupakan makna yang dihasilkan dari proses komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Pesan disini dapat berupa konsep, ide atau informasi yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan. Pesan tidak hanya dipengaruhi oleh tanda atau kode yang digunakan, tetapi juga oleh budaya, konteks sosial dan historis yang melatarbelakangi proses komunikasi tersebut.
Ketiga Komponen-komponen dalam semiotika ini saling terkait dan berinteraksi satu sama lain dalam proses komunikasi. Dalam menggunakan pendekatan semiotika, penting untuk memperhatikan interaksi antara ketiga komponen ini untuk memahami makna yang tercipta dalam sebuah pesan.
Jenis-jenis pendekatan semiotika ada 6 macam yaitu:
a. Semiotika analitik
Semiotika analitik adalah semiotika yang mengenalisis sistem tanda. Tanda yang dianalisis akan menghasilkan ide, obyek, dan makna. Contohnya, tanda dalam proses komunikasi yang mengisyaratkan maksud sesuatu. Semiotika deskriptif Semiotika deskriptif yaitu semiotika yang memperhatikan sistem tanda yang dialami saat ini, walaupun sejak dahulu sudah ada yang sama seperti saat ini. Misal, langit yang mendung menandakan bahwa akan turun hujan.
b. Semiotika faunal
Semiotika fanual merupakan semiotika yang khusus memperhatikan tanda yang dihasilkan oleh hewan. Meskipun manusia tidak mengerti secara langsung tanda dalam komunikasi hewan dengan sesamanya, manusia tetap bisa memperhatikan tanda tersebut.
Contohnya, ayam yang berkokok keras menandakan ada sesuatu yang ditakutinya atau ayam tersebut telah bertelur.
Semiotika kultural. Semuitika kultural yakni semiotika yang memperhatikan tanda dalam kebudayaan. Di dalam budaya, terdapat tanda-tanda tertentu. Seperti, bila terdapat Sekaten di dalam kebudayaan Jawa khususnya yang beragama Islam, menandakan datangnya Maulid Nabi Muhammad.
c. Semiotika naratif
Semiotika naratif merupakan semiotika yang khusus memperhatikan narasi yang berwujud cerita lisan atau mitos. Contohnya, bila sudah menjelang malam, anak-anak disuruh orang tuanya untuk pulang dikarenakan terdapat mitos di dalamnya. Semiotika natural adalah semiotika yang khusus memperhatikan tanda yang dihasilkan oleh alam. Contohnya, air sungai keruh menandakan di hulu telah terjadi hujan.
d. Semiotika normatif
Semiotika normatif adalah semiotika yang khusus memperhatikan tanda yang berwujud norma-norma. Contohnya, pada lampu lalu lintas. Merah menandakan berhenti, kuning menandakan bersiap berjalan atau berhenti, dan hijau menandakan berjalan.
e. Semiotika sosial
Semiotika sosial yaitu semiotika yang khusus memperhatikan tanda yang dihasilkan manusia dalam bersosial. Misalnya, seseorang melambaikan tangan menandakan bahwa sedang menyapa orang lain atau menyerah kepada sesuatu.
f. Semiotika struktural
Semiotika struktural adalah semiotika yang khusus memperhatikan tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa. Contohnya, pada struktur bahasa formal berbeda dengan struktur bahasa non-formal. Struktur bahasa tersebut akan menandakan bahwa seberapa formal atau santainya bahasa yang digunakan. - Di lingkungan sekolah kita ambil contoh, ketika guru mengajar di kelas maka akan ditemui beberapa tanda/ kode dari siswa yang berbeda-beda. Kadang kita temui ada peserta didik yang menggaruk-garuk kepala saat mengerjakan soal, ada yang bolaki balik ke kamar mandi, ada yang bercanda dengan teman. Hal-hal tersebut merupakan contoh komunikasi non verbal yang dilakukan siswa. Kode-kode tersebut tersirat pesan bahwa beberapa pesan. Tergantung situasi yang dihadapi. Ada yang berarti anak bosan, anak tidak enak badan atau mungkin anak-anak stress dalam mengerjakan soal yang diberikan guru.
- Dalam situasi ini kita sebagai pendidik harus peka. Peka terhadap kode perilaku siswa tersebut. Saat seperti ini kita bisa memberikan ice breaking/selingan sesaat agar siswa kembali berkonsentrasi. Maka diperlukan komunikasi yang terarah antara pendidik dan peserta didik. Setiap peserta didik itu istimewa karena mereka memiliki icon yang berbeda-beda. Sebagai pendidik, kita harus bisa memahami hal tersebat. Pendekatan semiotika sangat diperlukan agar kita bisa berkomunikasi dengan baik terhadap peserta didik.
Seorang kepala sekolah juga harus memahami tanda atau kode yang diberikan guru dalam mendidik siswanya. Contohnya Ketika suatu waktu setelah menyelesaikan kegiatan akreditasi yang merupakan Kegiatan Penilaian dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah ( BAN S/M) tentang mutu sekolah dalam kurun waktu 5 tahun berjalan, guru terlihat lesu, lelah, dan capek. Itu merupakan kode bahwa guru perlu refreshing/ penyegaran pikiran agar bisa fresh Kembali. Dengan pendekatan semiotika kita bisa paham hal tersebut. Sebagai kepala sekolah tugas kita harus tanggap. Oleh karena itu maka perlu dicari solusi untuk bisa mencairkan keadaan dengan mencari solusi yang tepat. Dengan tujuan agar guru kembali bersemangat dalam bekerja dan berkarya. Solusi dapat kita ambil dengan bermusyawarah bersama warga sekolah. sehingga dapat menghasilkan keputusan yang terbaik. Contohnya outbond/ atau rekreasi sejenak melepas penat. Namun tidak meninggalkan waktu mengajar. Jadi kita bisa mengambil akhir pekan untuk refreshing bersama dengan tujuan menyegarkan pikiran.
Kunci keberhasilan suatu sekolah terletak pada komunikasi dan koordinasi yang terjalin. Ketika kita memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik maka saya yakin semua kegiatan di sekolah akan berjalan lancer. Sehingga pendekatan semiotika dirasa paling tepat diterapkan di sekolah dasar. Kemampuan berkomunikasi adalah keterampilan penting yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan berkomunikasi adalah proses saling bertukar informasi antara satu individu dengan individu lainnya. Dalam kehidupan profesional, kemampuan berkomunikasi yang efektif dan efisien sangatlah penting, karena dapat mempengaruhi keberhasilan karier seseorang. Berkomunikasi yang baik juga dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Komunikasi yang baik akan menghasilkan kolaborasi yang baik pula. Maka mari kita jalin komunikasi yang baik dari berbagai pihak agar kegiatan sekolah dapat berjalan lancar. Visi misi sekolah dapat tercapai sesuai harapan sekolah. Manajemen sekolah dapat berjalan sukses. Prestasi sekolah dapat meningkat secara signifikan. Pendidik dan peserta didik merasa nyaman berada di sekolah karena komunikasi terjalin dengan baik. ***