Demonstrasi Tingkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Oleh: Sahido Umargani, S.Pd.SD.
Guru SDN Kateguhan 02, Kec. Tawangsari, Kab. Sukoharjo
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang makhluk hidup dan benda mati di alam semesta serta interaksinya, dan
mengkaji kehidupan manusia sebagai individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya. Secara umum, ilmu pengetahuan diartikan sebagai gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016). Pengetahuan ini melingkupi pengetahuan alam dan pengetahuan sosial. Pendidikan IPAS memiliki peran dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila sebagai gambaran ideal profil peserta didik Indonesia.
IPAS membantu peserta didik menumbuhkan keingintahuannya terhadap fenomena yang terjadi di sekitarnya. Keingintahuan ini dapat memicu peserta didik untuk memahami bagaimana alam semesta bekerja dan berinteraksi dengan kehidupan manusia di muka bumi. Pemahaman ini dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi dan menemukan solusi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Prinsip-prinsip dasar metodologi ilmiah dalam pembelajaran IPAS akan melatih sikap ilmiah (keingintahuan yang tinggi, kemampuan berpikir kritis, analitis dan kemampuan mengambil kesimpulan yang tepat) yang melahirkan kebijaksanaan dalam diri peserta didik.
Namun realita yang ada kebanyakan anak-anak usia Sekolah Dasar, belum mampu untuk berpikir kritis dan belum mampu mengambil kesimpulan yang tepat, tentang fenomena yang ada di sekitarnya. Selain itu anak belum mampu mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi dan menemukan solusi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, sehingga hasil belajar tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Merujuk masalah di atas, maka penulis sebagai guru kelas V di SDN Kateguhan 02, Kecamatan Tawangsari, dalam mengajarkan pelajaran IPAS tentang sifat-sifat cahaya, perlu mencari solusi dengan menerapkan metode pembelajaran yang dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret, sehingga menghindari verbalisme ( pemahama secara kata-kata atau kalimat ), siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari, proses pengajaran lebih menarik serta dapat merangsang siswa untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri. Maka menurut penulis metode yang relevan adalah metode demonstrasi.
Menurut Suaedy (2011) metode demonstrasi adalah suatu cara penyampaian materi dengan memperagakan suatu proses atau kegiatan. Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian informasi dalam proses belajar mengajar dengan mempertunjukkan tentang cara melakukan sesuatu disertai penjelasan secara visual dari proses dengan jelas.Sementara itu, menurut Wina Sanjaya (2010: 152). Menurut Muhibbin Syah (2006: 208) demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Tujuan metode demonstrasi adalah untuk menyampaikan informasi atau menjelaskan pembelajaran secara lebih konkrit tidak lagi abstrak, sehingga pembelajaran tidak monoton yang hanya berpusat pada guru dan membuat siswa agar lebih cepat memahami materi yang disampaikan.
Berpijak dari uraian di atas maka dalam mengajarkan sifat cahaya, penulis menampilkan video tentang fenomena yang ada disekitar, yang menunjukkan contoh sifat cahaya. Penulis memberi contoh cara membuktikan sifat cahaya dengan alat peraga, siswa mengamati dan memperhatikan contoh dari guru. Selanjutnaya, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Sebelum melakukan percobaan, setiap kelompok menyiapkan alat dan bahannya, serta tabel laporan hasil pengamatan sesuai dengan bagian masing-masing kelompok. Setiap kelompok secara gotong royong, melakukan percobaan tentang sifat cahaya sesuai bagian masing-masing. Setiap kelompok, mencatat hasil pengamatan ke tabel yang telah disiapkan. Setelah selesai melaksanakan demonstrasi sifat-sifat cahaya, perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatannya di depan kelas. Setelah semua kelompok sudah mempresentasikan hasil pengamatannya. Guru bersama siswa menyimpulkan sifat-sifat cahaya.
Dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi sangat relevan diterapkan dalam pembelajaran IPAS kelas V di SDN Kateguhan 02, karena siswa mampu untuk berpikir kritis dan mampu mengambil kesimpulan yang tepat, tentang fenomena yang ada di sekitarnya. Selain itu siswa mampu mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi dan menemukan solusi untuk membuktikan sifat cahaya melalui pengamatan dalam sebuah percobaan, sehingga hasil belajar sesuai harapan. ***
Editor: Cosmas