Angga, Guru Multi Talenta

Spread the love


Guru bukan sebatas mengajar materi di depan kelas dengan satu arah saja. Guru harus mau melakukan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan teatrikal. Hal inilah yang sudah dilakukan oleh Angga Bayu Mahavishnu S.Pd, guru bahasa Indonesia SMPN 10 Surakarta.
Selain sebagai guru, Angga memiliki basic seniman teater, aktor, penulis, penyair, sutradara teater dan film. Ia dipercaya sebagai Ketua Sanggar Sengkuni 1 MJ9 dan Ketua Sanggar Sengkuni 2 Semanggi. Angga juga aktor/sutradara musik humor Paroden Basah (Buat Apa Susah).
“Ketika kegalauan meliputi hati para pendidik di dalam memberikan materi pelajaran mereka sering terjadi anak yang tertidur di dalam kelas. Selain itu, murid sering ijin ke kamar mandi atau bahkan ramai sendiri di dalam kelas,” kata Angga kepada Poskita.co, Sabtu (07/01/2023).
Berbagai kesalahan di atas, biasanya lalu ada yang mencari kambing hitam kesalahan, yaitu adanya pemakaian hanphone bagi siswa. Maka, di jaman milenial ini bukanlah saatnya mencari kesalahan ini dan itu.
Menurut Angga, yang perlu kita kritisi adalah pada diri pendidik. Apakah sang pendidik itu sudah siap menghadapi jaman teknologi canggih apa belum. Bila belum apa yang harus dilakukan padahal usia sudah tidak lagi muda. Nah di sini ada sedikit jawabannya dan sangatlah mudah diterapkan baik untuk pendidikan PAUD,TK/TB,SD,SMP maupun SMA.
“Yang perlu dilakukan oleh seorang pendidik mempelajari seni peran/teater. Mengapa demikian, karena di dalam Teater terdapat berbagai unsur yang akan menjadi senjata dalam mengajar, diantara unsur-unsur itu: olah vocal, olah tubuh, olah rasa,” ucap Angga.
Angga menjelaskan, olah vocal berfungsi mengatur suara seorang guru (vocal karakter, ada yang lemah-lembut, tegas berwibawa danlainnya). Olah tubuh berfungsi mengatur gaya seorang guru (gagah, biasa, lembut atau yang lainnya). Olah rasa berfungsi bisa merasakan suasana yang dialami siswa (menguasai suasana kelas mungkin siswa sudah jenuh, atau dalam suasana takut yang disebabkan pelajaran yang sulit).
“Di dalam pembelajaran telah saya buktikan dengan ilmu seni peran/Teater yang saya miliki para siswa banyak yang tertarik untuk menerima yang saya ajarkan. Di saat mereka jenuh saya berikan hiburan, mungkin bernyanyi bersama atau kita buat suatu permainan. Sehingga para siswa akan selalu ceria, gembira dan fokus dalam menerima pelajaran yang kita berikan kepada para siswa,” tutur Angga.
“Saya menganggap kelas itu layaknya panggung sedangkan siswa adalah penonton, dan saya adalah aktornya. Maka sudah kewajiban saya untuk menguasai medan tersebut. Dengan gaya yang menarik, suara yang ceria disertai ilmu sadar panggung tentu suasana kelas akan terlihat lebih menarik karena itu semua dalam sentuhan seni,” ujar Angga.
Itulah yang bisa ditularkan Angga kepada teman-teman pendidik. Semoga dengan sentuhan teaterikal di dalam kelas akan membantu kelancaran mengajar di dalam kelas.
Angga juga aktif dalam menulis naskah teater dan film. Untuk film pernah menjuarai FLS2N tingkat SMP 2017, Juara 1 dibawah bendera pusaka, Juara 2.SOK YES. Adapun koleksi film AKIK .2018, MAIDO 2022.
Untuk naskah teater diarsipkan di teater Peron FKIP UNS: Gendem (2002), Kasih Abadi (2005), Thas-Thes (2007), Cangkir (2009), Ndari (2013), Ki Ageng Pandanaran (2015), Prahara Karangwuni (2016) Brandal Lokajaya (2017), Cobrot (2018), Gribig Ing Mahgrib (2020). Semua naskah itu sudah dipentaskan di Taman Budaya Surakarta (TBS) sekarang Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT).
Cosmas Gun