Mahasiswa KKN UNDIP Berkolaborsi dengan Pegiat Seni Tradisional Selokarto Pemberdayaan Potensi Kearifan Lokal

Spread the love

Batang, Poskita.co – Lewat budaya, kuat berdaya!  Mahasiswa KKN UNDIP berkolaborsi dengan pegiat seni tradisional Selokarto  untuk pemberdayaan potensi kearifan lokal.

Pada hari Selasa (07/02/2023) salah satu anggota tim KKN Reguler Universitas Diponegoro,  Michael Owen James Mayau mengajak perangkat pemerintah Desa Selokarto, Pecalungan, Batang, untuk melek akan potensi budaya yang dimiliki serta turut memberdayakannya. Berbekal pembelajaran studi kebudayaan, program “Budaya Berdaya” dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan etnografi.

“Tujuannya yaitu mendorong para perangkat desa untuk mengenali kesenian tradisional sebagai potensi pengembangan branding desa,” kata Michael Owen James Mayau kepada Poskita.co Kamis (09/02/2023.

Wawancara bersama Ketua Lengger

Memasuki tahun 2023, Universitas Diponegoro menerjunkan sekitar 2.000 mahasiswa ke sejumlah desa yang tersebar di Jawa Tengah dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata Reguler Universitas Diponegoro tahun 2022/2023. Program ini bertujuan untuk mendorong nilai abdi mahasiswa atas ilmu yang sudah didapatkan selama di perkuliahan untuk kemudian bisa diterapkan menjadi solusi dan inovasi bagi masyarakat desa, terutama di beberapa tempat yang belum merasakan pemerataan pendidikan yang unggul. Salah satu desa yang menjadi sorotannya yaitu Desa Selokarto yang terletak di tengah 9 desa lain di Kec. Pecalungan, Kab. Batang.

Penampilan Shoutul Qolbi

Menurut Michael Owen James Mayau,  lahirnya ide program “Budaya Berdaya” ini didasari oleh informasi mengenai banyaknya kesenian tradisional di Selokarto, namun belum diberdayakan akibat kurangnya motivasi dan pengetahuan. Program ini diawali dengan survei ke sembilan dukuh yang ada di Selokarto, pendekatan yang digunakan yaitu etnografi dengan mengedepankan keterkaitan personal atas budaya yang dijalankan. Proses ini turut dibantu oleh para kepala dukuh melalui pemberian informasi serta pendampingan ke sejumlah informan. Dari sejumlah dukuh, prioritas data yang dikembangkan yaitu kesenian “Lengger” dan regu Rebana “Shoutul Qolbu” di Dukuh Siwarak.

Kemudian dilakukan wawancara serta pengambilan gambar (31/01) dengan Pak Caswari selaku ketua Lengger di kediamannya. Didapati bahwa lengger sudah hadir sejak lama dan lahir kembali pada Agustus 2022 dengan warna corak baru. Adanya komodifikasi peran ronggeng yang awalnya adalah laki-laki berpakaian wanita, diganti menjadi murni wanita. Dan kegiatan Lengger ini dilaksanakan sekali per dua minggu setiap malam minggu. Kemudian wawancara dilanjutkan dengan regu “Shoutul Qolbi” (01/02) yang berlokasi di kediaman Pak Darwoyo selaku Pendamping Regu. Regu ini lahir pada Agustus 2022 dengan visi wadah belajar bagi kelompok ibu-ibu muda di Siwarak sebagai kegiatan sampingan selain menjadi ibu rumah tangga. Regu ini aktif hadir ketika diundang di acara syukuran serta memiliki agenda latihan rutin pada hari selasa dan sabtu. Kedua kesenian tradisional ini amat kental dengan budaya klasik Jawa, namun tetap membuka diri akan dinamika perkembangan aliran.

Dikatakan Michael Owen James Mayau, setelah data visual dan verbal didapatkan, dilakukan pengemasan hingga disunting menjadi sebuah konten dengan prinsip etnografi. Penekanan pada cerita sisi “orang” yang bukan hanya sebagai penonton atau pelaku, namun sebagai penikmat yang dengan intens memaknai nilai budaya itu. Dengan menggunakan beberapa media pengemasan konten seperti Filmora, etnovideografi dengan judul “Budaya Berdaya” pun diserahkan kepada pihak pemerintah desa Selokarto (07/02).

Sebagai pendukung keberlanjutan program ini, dilakukan pula diskusi singkat mengenai pengenalan kesenian tradisional sebagai kearifan local yang dapat diperkuat hingga menjadi branding masyarakat desa. Pelestarian budaya ini amat penting di tengah derasnya gelombang budaya pop-barat. Pembekalan ilmu etnografi secara adaptif diharapkan bisa diterapkan menjadi penguat potensi kesenian desa dengan kesenian budayanya. Lewat pelesetarian budaya, kita bisa memiliki daya saing dan pertumbuhan yang kuat. ***

Editor: Cosmas