Pesinden Langka Pentas Wayang dan Karawitan Terancam
SRAGEN, POSKITA.com – Profesi Pesinden saat ini makin langka. Para Dalang yang tergabung dalam Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) bahkan menyebut saat ini krisis pesinden. Lantaran pekerja seni banyak yang mengambil jalan pintas menjadi penyanyi.
Ki Mulyono Purwo Wijoyo, selaku Plt Ketua I Pepadi Pusat menyampaikan pesinden profesional dalam pentas wayang kulit atau pementasan sangat dibutuhkan. Apalagi pesinden yang mumpuni harus banyak berlatih dan tidak mudah. Namun saat ini dia menilai terjadi krisis pesinden, dan banyak yang memilih sebagai jalur penyanyi pada umumnya.
”Kami sedang mengalami krisis, kekurangan pesinden, terangnya saat menggelar Lomba Sinden Muda Nasional I, di pusatkan di Ndayu Park Minggu (25/12).
Pihaknya menjelaskan dengan Lomba digelar dalam rangka menggaet pesinden muda yang punya bakat dan minat untuk dibina agar menjadi pesinden profesional. Agar ke depan tidak kekurangan pesinden yang mumpuni. Sekaligus menjaga warisan budaya dan kesenian.
Sementara,Ketua Pelaksana Lomba Widodo Broto Sejati memaparkan di panggung kesenian saat ini selain pesinden ada penyanyi. Kalau penyanyi lebih cepat belajar dibanding belajar sebagai calon pesinden. ”Sehingga profesi pesinden lebih sulit diperoleh, dibanding mendapatkan profesi penyanyi, seperti halnya penyanyi campursari,” jelasnya.
Dia menegaskan proses belajar dan yang dihasilkan pun tidak bisa dibandingkan. Semisal untuk menjadi pesinden, kesulitan yang dihadapi berkali-kali lipat. Kondisi kesenian di daerah juga perlu diperhatikan, Seperti lomba yang digelar di Sragen ini, tidak ada di putaran final pesinden dari Sragen. Padahal Sragen dikenal banyak pesinden yang masyhur.
Sementara, Ketua Pepadi Jawa Tengah Untung Wiyono memaparkan sebenarnya untuk mengembangkan kesenian pedalangan termasuk pembinaan pesinden ada sinergi. Mulai dari pemerintah, masyarakat dan pengusaha. Karena tanpa ikut campur tangan pemerintah, masyarakat dan pengusaha, maka kesenian tradisional maupun seniman pedalangan dan pembinaan pesinden tidak akan maju.
”Kolaborasi menjadi hal penting dalam pengembangan kesenian, semua pihak baik dari masyarakat, pemkab dan pengusaha harus bersama mengembangkan kesenian,” ujarnya.
Dia menekankan Sragen dikenal banyak bibit pesinden. Tapi pesinden muda Sragen, malah tidak tampil dalam putaran Final Lomba Sinden Muda Nasional. ”Saat ini generasi anak Muda di usia SD yang justru ada tanda-tanda meminati dan serius dalam berkesenian,” ujarnya.
Lantas Kegiatan final ini diikuti 14 pesinden muda dari sejumlah daerah. Mereka sudah lolos seleksi, seperti dari DKI Jakarta, Eks Karisidenan Surakarta, Banyumas, Pati, Ngawi, Trenggalek dan Jogja.(Cartens)