Karwis SMP PL Domsav ke Kraton Kasepuhan Cirebon

Spread the love

Semarang, Poskita.co – Kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak hanya di dalam kelas tetapi juga diluar (outing) Dibutuhkan pengenalan lingkungan baik masa kini maupun mempelajari masa lalu. Demikian halnya semua siswa kelas 8 (delapan) SMP Pangudi Luhur Domenico Savio Semarang, melaksanakan karya wisata (karwis) ke Kraton Kasepuhan Cirebon, Kamis (3/11/22).

Dengan menggunakan 11 (sebelas) bus rombongan melaksanakan karwis ini, dimana tiap bus didampingi oleh 5 orang guru/karyawan sekolah. Tujuan ke keraton Kasepuhan selain sebagai pengenalan sejarah juga pembuatan karya tulis sebagai syarat naik ke kelas 9. Disinilah sebuah kegiatan belajar di luar, secara langsung ke tempat yang menjadi obyek sekaligus melatih siswa dalam melakukan observasi, wawancara dan mencari data langsung untuk ditulis dalam sebuah laporan.

Keraton Kasepuha Cirebon yang terletak di kelurahan Kesepuhan, Lemahwungkuk, Cirebon. Makna di setiap sudut arsitektur keraton ini pun terkenal paling bersejarah. Halaman depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo di dalamnya. Pendiri Keraton Kasepuhan dikenal didirikan oleh Pangeran Cakrabuana pada masa perkembangan islam atau sekitar 1529. Pada awal dibangunnya, Keraton Kasepuhan merupakan perluasan dari Keraton Pakungwati yang merupakan keraton tertua di Cirebon. Keraton Pakungwati, yang terletak di sebalah timur Keraton Kasepuhan, dibangun oleh Pangeran Cakrabuana (Putera Raja Pajajaran) pada 1452, bersamaan dengan pembangunan Tajug Pejlagrahan yang berada di sisi timurnya.

Rombongan sampai ke pagelaran Keraton sekita pukul 10.00 WIB dan disambut para Elang, sebutan pangeran di Keraton ini. Setelah diberi beberapa penjelasan dan panduan, para siswa tiap kelas mengikuti para elang untuk masuk (observasi) ke dalam keraton. Dalam sejarahnya, karena konflik Keraton terpisah menjadi dua Kasepuhan dan Kanoman. “ bangunan tua bersejarah dari keraton ini masih terbangun dari susunan batu bata,” ucap salah satu Elang saat memberikan penjelasan.

Setelah keliling keraton mulai dari halaman depan keraton yang dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo didalamnya. Pintu gerbang utama Keraton kasepuhan Cirebon terletak di sebelah utara dan pintu gerbang kedua berada di selatan kompleks. Gerbang utara disebut Kreteg Pangrawit berupa jembatan, sedangkan di sebelah selatan disebut Lawang Sanga (pintu sembilan). Setelah melewati Kreteg (bahasa jawa untuk jembatan) Pangrawit akan sampai di bagian depan keraton. Di bagian ini terdapat dua bangunan yaitu Pancaratna dan Pancaniti.

Usah keliling siswa berkumpul di aula Keraton untuk menyaksikan beberapa atraksi yang disiapkan dari pihak Keraton. Antara lain tari topeng kelana dan Sintren yang mana tari tradisional yang menggambarkan kesucian dari seorang wanita ini mengandung unsur magis. Dalam beberapa pertunjukkan yang ditampilkan, para siswa merasakan masakah khas Cirebon, empal gentong. Sedangkan para pendidik dan karyawan beramah tamah dengan Dinas Pariwisata Cirebon dan stakeholder keraton.

Akhir dari kegiatan karwis dengan menonton bersama pertunjukan lumba-lumba (dolphin centre) di taman safari Indonesia Jawa Tengah di daerah Batang. Usai nonton acra bebas dengan bermain pasir dan air laut di Pantai. Kebahagiaan dan kegembiraan domsavian yang pertama setelah dua tahun tidak mengadakan kegiatan ini karena pandemic.

Cos/*