Orang Tua Murid Diminta Ikut Awasi PIP
SRAGEN, POSKITA.co – Program Indonesia Pintar (PIP) mendapat pengawalan dari Fraksi PDI Perjuangan Sragen. Sejumlah 13 anggota FPDIP untuk membantu mendistribusikan bantuan bagi siswa berprestasi dan kurang mampu.
Sekretaris DPC PDIP Sragen Suparno menjelaskan, saat ini seluruh anggota fraksi mengawal dan ikut mendistribusikan bantuan PIP di sekolah di Sragen.
“Tentunya pengawalan yang dilakukan anggota fraksi sesuai wilayah terdekatnya. Sehingga pengawalan lebih maksimal,” tandas Suparno yang juga ketua DPRD Sragen disela penyerahan PIP di SMK Bina Taruna, Masaran, Sragen, Jumat (26/8).
Dikatakan Suparno, agar PIP ini benar bermanfaat bagi siswa, untuk bantuan berikutnya dengan mengundang orang tua siswa. Sehingga penggunaanya bagi pendidikan juga bisa diawasi orang tua murid.
Ditambahkan Ketua Komisi IV DPRD Sragen, Sugiyamto menerangkan PIP dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) ini bagian dari aspirasi Ketua DPR RI Puan Maharani dan Agustina Wilujeng Pramestuti. Sehingga cukup banyak bantuan bagi siswa sekolah. Khususnya sekolah yang masuk dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
”PIP bisa mendapatkan sekolah yang sudah masuk dalam dapodik otomatis dibawah kementerian pendidikan,” terangnya.
Lantas timbul pertanyaan untuk bantuan bagi siswa yang mengenyam pendidikan di Madrasah. Sugiyamto menekankan bahwa program serupa di bawah kementerian Agama (Kemenag) sebenarnya juga ada. Hanya saja pembagian bantuannya tidak semasif PIP di Sragen.
Lantas Giyamto juga menegaskan siswa yang berhak menerima PIP adalah mereka yang penghasilan orang tuanya di bawah Rp 5 juta setiap bulan. ”Jadi harus dipahami masyarakat, kalau orang tua penghasilan Rp 5 juta keatas ini tidak bisa dapat, termasuk anak TNI/Polri dan PNS,” ujarnya.
Pihaknya juga hadir agar pemegang PIP memahami regulasi. Mereka yang sudah pernah mendapatkan PIP harus kembali diaktifkan. Karena jika tidak, maka akan hangus. Maka dinyatakan yang bersangkutan dinyatakan tidak mau menerima PIP.
”Ini harus kami pahamkan lagi pada siswa dan orang tua. Jangan sampai punya rekening tapi nggak diaktifkan,” jelasnya.
Kemudian pihaknya juga hadir ke SMK/SMA untuk sekaligus menawarkan program KIP. Ini menjadi peluang untuk kuliah gratis bagi generasi muda Sragen. Namun dengan syaratnya IP diatas 3. Apalagi untuk Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Sragen kuota pada tahun sebelumnya tidak terpenuhi.
“Tahun lalu kuota 168 , tahun ini 339, tapi sebelum mendaftar orang tua dan siswa diajak diskusi dulu,” tegasnya.
Dia menyampaikan untuk peluang KIP di Jateng 3 ribu kuota KIP kuliah. Lantas Sragen sebenarnya diberi porsi yang cukup banyak. (Cartens)