Percaya Gak, Ada Pejabat Jatah Ngurusi Toilet?
#Soal Pembagian Kios Kuliner
SRAGEN, POSKITA.co – Soal dugaan bagi-bagi jatah kios di sentra kuliner Veteran Brigjen Katamso, Sragen, terus disoal, Minggu (31/1). Lantaran terbongkar dugaan mereka yang menerima diantaranya 4 pejabat aktif, seorang mantan dirut bank di Sragen serta oknum dewan. Bahkan ada pejabat yang ditengarai mendapat jatah mengurusi toilet di pusat jajanan kuliner yang rencananya bakal.dibuka akhir Februari 2021 ini.
Berdasar informasi yang dihimpun, dugaan jatah kios itu disebut, dua pejabat masing-masing dapat dua kios. Lantas tiga pejabat ditengarai juga masing-masing dapar jatah satu kios.
“Lantas seorang mantan direktur sebuah bank di Sragen diduga juga dapat jatah kios. Anehnya mantan pejabat ini rencana secara dadakan, akan jualan roti dan minuman,” beber sumber yang enggan disebut namanya.
Bahkan berdasar sumber yang terpecaya, seorang pengurus sebuah cabang olah raga yang selama ini bukan pedagang makanan, disinyalir juga dapat jatah kios. Begitu juga seorang oknum dewan, terlepas aspirasinya dikabulkan atau tidak terbongkar juga, oknum wakil rakyat itu diduga mintah jatah dua kios.
“Prihatinnya lagi, diduga oknum pejabat juga dapar jatah ngurusi toiletnya,” ungkap sumber yang sekali lagi meminta identitasnya tak disebut.
Divisi hukum dan HAM Formas Sragen Sri Wahono akan melayangkan aduan ke kejaksaan soal dugaan bancaan kios sentra kuliner sragen tersebut. Lantaran ada indikasi kolusi dan nepotisme hingga terjadi monopoli dalam pembagian kios tersebut. Tentu modusnya para pejabat itu tidak akan jualan sendiri, melainkan diserahkan pihak lain.
“Namun hal itu tentunya sudah kentara dari daftar siapa yang menjalankan bila sentra kuliner dibuka. Sehingga hasil pembagian tidak dibatalkan, kami akan adukan persoalan itu ke kejaksaan,” tandas Wahono.
Sementara Kepala Disperindag Sragen Teddy Rusanto belum bisa memberikan penjelasan siapa saja yang bakal tempati kios sentra kuliner tersebut. Pasalnya, saat dihubungi melalui telepon pribadinya tidak aktif. Namun sebelum persoalan itu mencuat, Tedy Rusanto sempat menjelaskan, bahwa Kios kuliner tidak dibagi-bagi, tetapi merupakan kebijakan pimpinan untuk memberikan reward terhadap pedagang yang sudah lama dan pengalaman membawa nama kuliner Sragen.
“Sedangkan yang sebelah barat untuk PKL yang terdampak di lokasi alun-alun, depan dinas pariwisata dan PKL lain yang sudah berjualan lama dan eksis terus,”jelas Teddy melalui pesan singkatnya. (Cartens)