Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama terhadap Self- Disclosure Siswa

Spread the love

Oleh: Mohamad Sofyan Wahyudi S.Pd

SMA Negeri 1 Nguter, Kabupaten Sukoharjo

            Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam membantu peserta didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Dalam upaya mendukung pencapaian tugas perkembangan tersebut  program bimbingan dan konseling dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah.

            Layanan bimbingan konseling yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Nguter memiliki tantangan baik internal maupun eksternal. Tantangan dari internal peserta didik  diantaranya masalah akademik, penyesuaian diri dengan pergaulan sosial di sekolah, ketidakmatangan orientasi  pilihan karier. Dari sisi eksternal di antaranya perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat seringkali memberikan dampak negatif  bagi perkembangan pribadi, sosial peserta didik di sekolah.

            Kepribadian sebagai dasar seseorang untuk memahami diri sendiri dan orang lain merupakan hal yang sangat menarik untuk diketahui lebih mendalam. Untuk memahami kepribadian seseorang perlu adanya interaksi. Untuk dapat mengetahui kepribadian seseorang akan ditentukan oleh individu dalam mengungkapkan dirinya (self disclosure). Untuk menjadi terbuka dengan orang lain, individu harus sadar akan siapa dirinya, dapat menerima diri sendiri dan juga dapat mnenerima orang lain apa adanya. Dengan mengungkapkan diri, individu menjadi lebih menyadari siapa dirinya, tuntutan yang dihadapi dalam menjalankan perannya dalam masyarakat. Pengungkapan diri (self disclosure) merupakan tindakan untuk mengungkapkan tentang bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain dan memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan yang dapat menjelaskan reaksi yang kita perbuat saat ini.

Sebagai makluk sosial sesorang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi tetap membutuhkan orang lain dan saling berhubungan. Dalam kaitannya dengan kelompok satu dengan kelompok yang lain akan saling membutuhkan dan memengaruhi. Proses  saling memengaruhi dalam kehidupan kelompok menjadi landasan diselenggarakannya bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok merupakan proses pemberian informasi serta bantuan yang diberikan  oleh seorang yang ahli dalam hal ini konselor atau guru pembimbing pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai tujuan tertentu.

Teknik sosiodrama merupakan salah satu teknik dalam bimbingan kelompok yaitu role playing atau teknik bermain peran dengan cara mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial. Sosiodrama merupakan dramatisasi dari persoalan dan konflik yang timbul dalam pergaulan dengan orang lain (Winkel 2004: 470). Jadi teknik sosiodrama adalah teknik untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh individu yang dilakukan dalam bentuk kelompok dengan memerankan suatu peran tertentu dari suatu masalah sosial.

            Langkah–langkah yang dilakukan pada layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama yaitu

  1. Persiapan (menentukan topik yang hendak dicapai, memberikan gambaran masalah yang akan diperankan, pemilihan siswa yang akan memainkan peran, mempersiapkan penonton.)
  2. Pelaksanaan (Pemeran memainkan sosiodrama dan penonton mengikuti dengan penuh perhatian)
  3. Tindak lanjut (sosiodrama tidak berakhir pada pelaksanaan drama saja, melainkan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, diskusi, kritik, analisis dan evaluasi.

Penerapan teknik sosiodrama, pada pelaksanaan bimbingan kelompok pertama pemimpin dan anggota melaksanakan sesuai tahap bimbingan kelompok dengan topik yang sudah ditentukan pemimpin yaitu tentang self disclosure (pengungkapan diri). Kemudian dilanjutkan bimbingan kelompok kedua menggunakan teknik sosiodrama dengan naskah yang sudah disiapkan pemimpin dan anggota memperagakan sesuai naskah dengan pemimpin memberikan arahan, kemudian anggota melakukan sesuai apa yang diserapnya menurut imajinasinya.

Setelah peserta didik mendapatkan layanan bimbingan kelompok dan mempraktekan dengan teknik sosiodrama  ini diharapkan agar peserta didik/siswa dapat menghayati dan menghargai pendapat orang lain, dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab, dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan. Peserta didik dapat berpartisipasi dalam bermain peran dan mampu menyelesaikan masalah terkait kegiatan bimbingan kelompok (sesuai dengan topik bimbingan kelompok), sehingga self disclosure (pengungkapan diri) siswa meningkat.***

Editor: Cosmas