Peningkatan Belajar Matematika dengan Teka-Teki Silang

Spread the love


Oleh: Mawarti, S.Pd
Guru Mata Pelajaran Matematika
SMA Negeri 1 Nguter
Kabupaten Sukoharjo

Pelajaran Matematika selalu dianggap mata pelajaran yang paling sulit dipahami. Tetapi tidak semua siswa beranggapan demikian, karena ada beberapa model atau gaya belajar yang menyenangkan atau bahkan menjadi suatu tantangan. Penulis mencoba menerapkan model pembelajaran dengan teka-teki silang, untuk merangsang siswa dalam belajar matematika dengan tujuan agar lebih aktif dan menyenangkan dalam berlatih mengerjakan soal.
Belajar merupakan suatu proses perubahan perkembangan manusia. Dengan adanya aktivitas belajar dan dengan perubahan perilaku manusia sudah menunjukkan adanya perkembangan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk mepersiapkan siswa melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan untuk peranannya pada masa yang akan datang. Sehingga belajar harus menjadi tanggung jawab bersama antara siswa, guru, dan orang tua.
Peran penting dalam belajar adalah guru sebagai pengajar, fasilitator,dan juga motivator. Guru sebagai pengajar adalah memberikan bimbingan kepada siswa menuju perubahan perilaku untuk berkembang. Guru sebagai fasilitator bertugas memperlancar proses belajar sehingga dapat mencapai tujuanya. Dan guru sebagai motivator adalah memberikan dorongan atau motivasi agar siswa lebih giat dalam aktifitas belajar.
Banyak kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar, baik yang berasal dari diri siswa (internal) ataupun dari lingkungan sekitar (eksternal). Agar kesulitan ini dapat terpecahkan maka kita sebagai guru harus memberikan motivasi dan bimbingan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Siswa yang mempunyai kemauan belajar tinggi pasti akan mempunyai kemampuan yang tinggi pula untuk menyelesaikan masalah atau kesulitan belajar tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis sebagai guru matematika kelas XI IPS, sebagian siswa beranggapan bahwa belajar matematika sangat sulit, susah dimengerti dan tidak menarik. Sehingga membuat siswa tersebut menjadi malas berfikir dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika, yang berdampak pada rendahnya prestasi siswa.
Kita sebagai guru harus bisa memahami kesulitan siswa dan harus dapat mengubah perilaku siswa dari tidak tertarik menjadi tertarik, dari tidak suka menjadi suka, dan dari kurang aktif menjadi aktif dalam belajar matematika. Dalam proses belajar mengajar, guru tidak hanya meyampaikan materi dengan ceramah dan latihan soal secara monoton saja. Tetapi guru harus bisa membangun karakter dan cara berpikir kritis siswa sesuai dengan pengalaman belajarnya sendiri. Untuk menumbuhkan cara berpikir kritis dan agar siswa tertarik dengan belajar matematika, maka penulis menggunakan model Teka-Teki Silang.
Penulis beranggapan bahwa model teka-teki silang untuk pembelajaran matematika itu sangat menyenangkan, karena siswa akan merasa tertantang dengan soal-soal yang diberikan. Dengan metode teka-teki silang ini siwa diberi kesempatan untuk berpikir secara mandiri ataupun kelompok dan siswa akan selalu mengingat materi yang sedang dibahas. Disamping itu peran guru hanya sebagai fasilitator dan motivator saja, karena metode ini hanya berpusat pada siswa.
Menurut penulis bahwa metode teka-teki silang mampu menumbuhkan karakter siswa untuk bekerja secara mandiri dan juga menumbuhkan rasa kerjasama pada kelompok. Metode teka-teki silang tidak hanya dapat diterapkan pada pelajaran non eksak saja, tetapi juga dapat diterapkan pada mata pelajaran Matematika. Berdasarkan pengamatan penulis, bahwa belajar matematika dengan metode teka-teki silang dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta menambah minat belajar matematika dengan menyenangkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode belajar dengan teka-teki silang dapat meningkatkan hasil belajar matmatika kelas XI IPS SMA Negeri 1 Nguter kabupaten Sukoharjo.***

Editor: Cosmas