“Permainan Dadu” dalam Menghitung Luas Bangun Datar
oleh: Ika Widiyanti, S.Pd.
Guru Kelas IV di SD Negeri 02 Wonokeling, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
Matematika dapat diartikan sebagai simbolis yang memiliki fungsi praktis untuk mengekspreksikan hubungan kuantitatif dan keruangan yaitu menunjukkan kemampuan strategi dalam merumuskan, menafsirkan, dan menyelesaikan pemecahan masalah dalam masalah matematika. Matematika memiliki fungsi teoriti untuk memudahkan berpikir. Pendidik menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari untuk mengkomunikasikan gagasan dengan simbol tabel, grafik, dan diagram untuk menjelaskan keadaan masalah.
Pendidik memahami bahwa sekarang sudah bukan zamannya lagi pelajaran matematika menjadi pelajaran yang menakutkan bagi siswa di sekolah. Selama ini matematika dianggap sebagai ilmu yang abstrak dan kurang mengasyikan, hanya berisi rumus-rumus dan tidak bersinggungan dengan realitas kehidupan siswa. Pendidik menyadari bahwa persepsi tersebut keliru karena pada faktanya matematika sangat dekat dengan kehidupan anak sehari-hari.
Peserta didik memperoleh mata pelajaran matematika mulai dari sekolah dasar untuk membekali anak dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Peserta didik memiliki kemampuan bekerja sama karena dengan belajar matematika akan dapat bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif. Siswa dengan mempelajari matematika akan mengalami perkembangan dari kualitatif ke kuantitatif. Pendidik memahami peran matematika sangat penting dalam perkembangan berbagai ilmu pengetahuan, karena matematika sebagai ilmu deduktif.
Siswa selama ini menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang menakutkan di sekolah dasar sampai sekolah menengah. Peserta didik selama ini menganggap mata pelajaran matematika sulit dipahami, tidak menarik, dan membosankan. Bruner mengungkapkan bahwa belajar matematika itu mengenai konsep-konsep, struktur-struktur matematika yang terdapat didalam materi yang dipelajari, dan mencari hubungan antara konsep dengan struktur matematika tersebut.
Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan dalam mata pelajaran matematika dengan mengintegrasikan permainan dalam sebuah pembelajaran. Siswa dapat melakukan aktivitas belajar dengan bermain untuk memberikan kesempatan pada anak dalam memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktikkan, dan mendapatkan bermacam-macam konsep dengan pengertian yang tak terkira banyaknya. Siswa dapat melakukan salah satu permainan yang diintegrasikan dalam matematika melalui permainan dadu ualar tangga. Siswa dapat mengenal dan mengetahui konsep mata pelajaran matematika, khususnya pada materi menghitung luas bangun datar di kelas IV SD.
Moch. Shobirin (2021) mengungkapkan bahwa dadu sebagai sebuah objek kecil yang umumnya berbentuk kubus yang digunakan untuk menghasilkan angka atau simbol acak. Pendidik menambahkan permainan dadu sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan menggunakan dadu berbentuk kubus yang memiliki jumlah titik yang berbeda pada setiap sisinya. Siswa melempar dadu untuk menentukan jenis bangun datar dan menghitung luasnya berdasarkan permainan dadu pada ular tangga.
Menurut Arfi dalam Muhlis (2019) dengan mengaplikasikan bentuk luas permukaan bangun datar ke dalam permainan ular tangga secara otomatis, maka siswa akan mengingat rumus dalam jangka panjang. Siswa dengan cara ini tidak perlu menghafal karena anak dapat bermain langsung pada nomor lemaparan dadu untuk menetukan rumus bangun datar dan menghitung luasnya. Siswa dengan sendirinya mudah mengingat apa itu rumus layang-layang, apa itu rumus trapesium, belah ketupat. dan rumus bangun datar lainnya.
Siswa dengan metode permainan dadu yang dimainkan oleh kelompok dan individu akan mudah mempelajari materi luas bangun datar. Peserta didik bermain dadu dan hasilnya dihitung berdasarkan rumus masing-masing luas permukaan bangun datar. Pendidik menyimpulkan bahwa ketika anak bermain dadu secara otomatis akan mengingat rumus setiap jenis luas permukaan bangun datar. Pendidik sebelumnya menjelaskan konsep rumus luas permukaan bangun kepada peserta didiknya. Peserta didik yang bermain di papan ular tangga yang telah diubah dengan bentuk permukaan bangun datar itu berjumlah empat sampai enam siswa. Siswa melempar dadu dengan aturan setiap jumlah dadu yang muncul akan dihitung menggunakan rumus masing-masing luas permukaan bangun datar.
Siswa dalam permainan ular tangga bidak akan berjalan berdasarkan jumlah dadu yang muncul dan berbeda dengan permainan menggunakan rumus matematika. Pendidik memantau jalannya bidak atau gacuk pada permainan tersebut agar berjalan kondusif dan sportif. Pendidik dengan menerapkan permainan dadu ualr tangga dalam kegiatan belajar Matematika dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran. Guru menyadari pentingnya permainan dadu untuk pembelajaran matematika di kelas IV, tentunya dengan memperhatikan karakteristik anak dalam mempelajari materi menghitung luas bangun datar sejak dini. Pendidik menarik kesimpulan bahwa permainan dadu sangat penting dalam pembelajaran matematika agar dikembangkan di sekolah-sekolah, sehingga siswa termotivasi belajarnya terutama di SDN 02 Wonokeling, kecamatan Jatiyoso, kabupaten Karanganyar, provinsi Jawa Tengah. **
Editor: Cosmas