BPBD Provinsi Jateng Gerakan Sosialisasi Deteksi Dini Kebencanaan
KLATEN, POSKITA.co – Sekolah-sekolah di Klaten sudah mempunyai kurikukum tentang kebencanaan, mulai TK/PAUD, SD dan SMP. Untuk agenda bagi anak PAUD, ada taman atau wisata kebencanaan yang ada di samping Kantor BPBD Klaten.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Klaten, Nur Tjahjono dalam agenda identifikasi kebencanaan yang digelar BPBD Provinsi Jateng di gedung Sadewo, Jatipuro, Trucuk, Minggu siang (17/2/2019).
BPBD Klaten, jelas Nur, sudah berkoordinasi dengan desa paseduluran yang akan menerima pengungsi. Semula hanya 15 desa paseduluran menjadi 25 desa. BPBD Klaten juga melakukan pendataan atau pemetaan jumlah pengungsi dari 13 desa di kawasan atas gunung Merapi.
Nur Tjahjono mengatakan selain ada 25 desa paseduluran dengan tiga shelter penampungan pengungsi. Shelter ada di Demakijo, Karangnongko, Menden (Kebonarum) dan Kebondalem Lor (Prambanan). BPBD Klaten akan terus bersinergi dengan semua pihak dalam antisipasi bencana.
“Kita tetap mewaspadai berbagai kemungkinan terjadinya bencana. Seperti Klaten wilayah selatan dan utara, sangat beda getaran jika terjadi gempa. Getaran gempa di Gantiwarno, Wedi dan Bayat lebih besar terasa dibandingkan wilayah Klaten bagian utara. Alhamdulillah, Klaten juga mempunyai sekolah sungai yang terus dibina dan pemetaan bencana juga kita lakukan,” jelas Nur.
Sementara Kadarwati dalam keterangannya mengajak 150 pemuda dari Jombor dan Ngaran (wilayah Kecamatan Ceper), yang hadir dalam acara ini, agar tetap optimis dalam memperteguh kecintaan kepada NKRI dan Pancasila. Acara sosialisasi identifikasi bencana dari BPBD Provinsi Jawa Tengah ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.
“Sebagai pemuda harus tangguh dan tetap mendukung program-program Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pemuda juga harus siap proaktif mewaspadai bencana. Kadarwati menghimbau para pemuda untuk tangguh dalam segala hal, temasuk siap menjadi relawan manakala terjadi bencana, namun warga menghendaki Klaten tak terjadi bencana,” ujar Kadarwati.
Purwito, Kepala Seksi Sarpras Darurat BPBD Jawa Tengah, kepada wartawan menjelaskan, BPBD Provinsi Jateng terus berkoordinasi terkait antisipasi atau pemetaan bencana. Dengan merangkul atau kerjasama dengan Komisi E DPRD Provinsi Jateng, BPBD Jateng melakukan gerakan kesadaran dan sosialisasi pemetaan identifikasi kebencanaan.
“Seperti saat ini kita lakukan sosialisasi identifikasi kebencanaan di gedung Sadewo Trucuk, agar masyarakat semakin sadar pentingnya deteksi dini kewaspadaan akan terjadinya bencana. BPBD Provinsi Jawa Tengah tak hanya bergerak di wilayah Klaten, akan tetapi juga sosialisasi antisipasi dan pemetaan bencana di Boyolali, Magelang dan daerah lainnya,” ujar Purwito. (Aha)
Caption Foto HL:
Nur Tjahjono, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Klaten sedang paparan identifikasi bencana.