Disoal Warga Proyek Pamsimas Mangkrak

Spread the love

SRAGEN, POSKITA.co – Proyek Pamsimas anggaran tahun 2021 di Dukuh Ngandu, Desa Nganti, Kecamatan Gemolong, Sragen dinilai mangkrak. Pasalnya, proyek air bersih yang menelan anggaran sekitar Rp 185 juta itu belum bisa dimanfaatkan warga setempat. Warga sendiri berharap proyek air bersih itu segera mengalir ke rumah- rumah mereka, Senin (24/1). Informasi yang dihimpun menyebutkan, Desa Nganti mengadakan proyek air bersih dengan anggaran dari Dana Desa (DD).

“Namun dalam pelaksanaanya ternyata hanya tower saja yang jadi, sementara air bersih yang diharapkan belum mengalir ke rumah warga,” beber warga setempat yang enggan disebut namanya.

Menurutnya, berapa anggaran pembuatan Pamsimas itu juga tidak ada yang tahu pasti. Lantaran sejak pengerjaan hinggga selesainya pembuatan tower penampungan air, tidak ada papan nama proyek.

“Kalo ada papan nama pembangunan, tentunya anggarannya darimana, berapa hari pengerjaanya akan terbaca jelas. Hanya saja, kita dengar-dengar anggaranya Rp 185 juta. Tapi persisnya tentu pihak desa yang tahu,” ucap warga tersebut.

Sementara Kade Nganti Joko Warsito membantah keras rundingan proyek Pamsimas itu mangkrak. Lantaran proyek itu sudah jadi sesuai pekerjaan. Bahkan pihak desa harus minus untuk pembuatan tower Pamsimas itu.

“Anggaran malah membengkak menjadi Rp 197 juta dari perhitungan awal. Karena dalam proyek itu harus meninggikan tower agar bisa mengalir, sebab tanahnya terbilang rendah,” jelas Joko melalui telpon pribadinya.

Dijelaskan Joko, Proyek Pamsimas itu selain pembuatan tower, juga pengadaan mesin Sibel maupun jaringan. Hanya saja, Karena anggaran terkena recofusing, jaringan seharusnya bisa sampai ke rumah- rumah belum bisa dilakukan.

“Airnya maupun jaringannya sudah jalan baik, hanya saja belum bisa digunakan ke rumah- rumah warga,” papar Joko.

Sedangkan, agar air bisa segera mengalir ke masing- masing rumah, pihak desa akan berkoordinasi dengan RT melakukan rapat bersama warga, untuk pemasangan jaringan ke rumah diharapkan bisa swadaya dari pelanggan.

“Karena tanpa swadaya warga jelas sangat sulit jaringan langsung ke rumah. Berapa biayanya biar pihak RT dan warga yang musyawarah,” pungkas Joko. (Cartens)