Gayung Bersambut Guru Dalam Kondisi PPKM Darurat
Oleh: Eko Nur Kholik, S.Pd.SD
Guru SD Negeri 1 Sawangan, Korwilcam Bidang Pendidikan Kec Leksono, Kab. Wonosobo
Masih terngiang rasa kegembiraan anak-anakku di bulan Juli pertengahan atau menjelang tahun pelajaran 2021/2022 akan adanya PTM (Pembelajaran Tatap Muka) namun rasa kegembiraan itu seakan sirna dengan adanya PPKM Darurat. Kita hargai semangat Pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus Corona/Covid-19.
Terkait hal itu dengan canggihnya juga teknologi IT (Informasi Teknologi) menjadikan kita semangat dalam mengajar, minimal mulai bulan Juli 2021 kita persiapkan materi-materi pelajaran baik bentuk Microsoft Office, Youtube, Whatshapp, Google Meet, seperti Tahun pelajaraan yang lalu. Mengajar di kelas agar selalu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif. Apalagi di tahun ini masih masa pandemi, pendidik harus kreatif dalam menyampaikan ilmu ke murid walau dengan menggunakan aplikasi di HP Android.
Mengajar adalah suatu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang berada di sekitar anak didik sehingga bisa menumbuhkan & mendorong siswa melakukan proses belajar dan mengajar. (Nana Sudjana, 1989:29)
Mengajar dalam paradigma lama adalah proses menyampaikan informasi atau pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Paradigma ini berimplikasi bahwa segala sesuatu ditentukan oleh guru dengaan tujuan pembelajaran adalah untuk menguasai sebanyak mungkin informasi atau pengetahuan yang diperoleh dari guru.
Mengajar merupakan istilah kunci yang hampir tak pernah luput dari pembahasan mengenai pendidikan karena keeratan hubungan antara keduanya. Sebagian orang menganggap mengajar hanya sebagian dari upaya pendidikan. Mengajar hanya salah satu cara mendidik, maka pendidikan pun dapat berlangsung tanpa pengajaran. Sebagian orang lagi menganggap bahwa mengajar tak berbeda dengan mendidik.
Dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Tingkat Desa dan Kelurahan untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019, Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 443.5/0008989 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro untuk Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Jawa Tengah, maka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memerintahkan kegiatan belajar mengajar secara daring (online) pada seluruh Satuan Pendidikan dengan melarang tatap muka dalam bentuk apapun (visitasi, penyerahan tugas, ekstrakurikuler dan sejenisnya) sampai dengan adanya pedoman teknis tersendiri terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang dilakukan secara bertahap dan selektif dengan memperhatikan kondisi dan status wilayah pengendalian COVID-19 serta tingkat resiko yang ditimbulkan. Hal ini terkait kasus Covid-19 di Kabupaten Wonosobo mengalami kenaikan, pembelajaran tatap muka (PTM) terhadap peserta didik atau pelajar di Kabupaten Wonosobo pada awal bulan Juli ini nampaknya harus ditunda. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo, Drs.M.Kristijadi,M.Si mengungkapkan pihaknya akan melaksanakan sepenuhnya perintah dari Bupati Wonosobo. Tak hanya dari Bupati, kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) juga mengharapkan agar PTM untuk ditunda sementara.
Pembelajaran tatap muka menunggu keputusan dari Bupati Wonosobo, meskipun demikian, sekolah tetap harus terus berupaya mematangkan berbagai persiapan untuk menggelar PTM di sekolah kesiapan sarana-prasarana atau infrastruktur sekolah yang mendukung PTM. Seperti wastafel tiap ruangan, masker, sabun atau hand sanitizer yang lengkap di ruangan, kesiapan UKS dan pembatas antarmeja siswa dan pihak sekolah sudah menyiapkan aturan PTM diantaranya:
- Melakukan penyemprotan ruang belajar sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran termasuk pada saat pergantian shift;
- Warga sekolah wajib memakai masker dan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir;
- Warga sekolah wajib mematuhi etika batuk dan bersin;
- Siswa dilarang berbagi peralatan (peralatan sekolah, makan, minum, masker);
- Warga sekolah menghindari kontak fisik (jabat tangan, berpelukan);
- Antre dengan memperhatikan jarak saat masuk dan keluar ruang kelas;
- Warga sekolah wajib diukur suhu badannya dengan thermogun;
- Sekolah menyediakan hand sanitizer di setiap kelas;
- Sekolah mengatur tempat duduk dengan memperhatikan jarak 1,5 m antar siswa (satu kelas diisi setengah kapasitas, untuk PAUD 5 siswa, SD/Paket A maks 14 siswa, SMP/Paket B maks 16 siswa, dan Paket C 18 siswa);
- Kegiatan Ekstrakurikuler dan pembelajaran praktik olahraga ditiadakan;
- Kantin sekolah dan pedagang kaki lima tidak diperbolehkan berjualan di lingkungan sekolah, siswa membawa bekal dari rumah;
- Setelah selesai mengikuti pembelajaran tatap muka, semua siswa diwajibkan langsung pulang ke rumah masing-masing;
Maka dengan kondisi PPKM Darurat memicu semangat kita untuk mulai menyusun strategi pembelajaran tahun pelajaran 2021/2022 dengan selalu memberikan pesan moral kepada peserta didik/murid juga orang tua murid agar selalu protokoler kesehatan dan 5M. Jauh dekat klik, seperti memakai helm, demi keselamatan kerja keselamatan berkendara, jauh dekat pakai masker walau keluar dari rumah.
Bahkan menurut berita pada Tribunnews.com hari Rabu (18 November 2021) masih banyak sekolah yang ada pada zona hijau dan kuning belum melaksanakan pembelajaran tatap muka. Padahal kami yang berada di zona merah selalu berdo’a supaya zona kami berubah menjadi kuning atau hijau supaya dapat melaksanakan pembelajaran secara tatap muka. Ini tidak lain adalah solusi yang paling jitu untuk mengurangi tingkat kesetresan orang tua dalam mendampingi anak ketika PJJ berlangsung.
Semoga para orang tua dapat lebih menghargai profesi guru atau pendidik setelah pandemi ini berlalu, ternyata tidaklah mudah dalam membimbing dan mengasuh putra–putri tunas bangsa ini. Mari kita saling bekerjasama dan menciptakan kondisi yang nyaman dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh ini, supaya anak tetap focus dalam pembelajaran dan mencapai hasil yang maksimal kedepannya.
Peran orang tua merupakan salah satu faktor utama suksesnya anak dan menjadi faktor penting sebagai pendukung dalam mimpi-mimpi mereka, termasuk kegiatan sekolah secara daring ini. Orang tua pastinya tidak menginginkan anak-anak mereka mengalami stress dan memiliki keadaan dan kesehatan mental yang kurang baik. Maka dari itu, menjadikan kegiatan pembelajaran jarak jauh yang asyik dan mudah diterima oleh anak-anak akan menyenangkan hati meraka juga membangkitkan semangat mereka tiap harinya, sebagai contoh memberi hadiah kecil sebagai tanda bahwa anak mereka dapat melewati proses sulit yang telah dihadapinya. Jika pembelajaran online menyenangkan, anak akan mengikutinya dengan baik dan rasa bahagia karena sangat berpengaruh pada kesehatan dan psikologis anak.
Menurut Murtiningsih (2013), komunikasi orang tua dan anak menjadi hal penting. karena dengan begitu akan mempererat hubungan orang tua dan anak. Melalui komunikasi, orangtua akan dapat mengetahui keinginan anak serta orang tua dapat menyampaikan yang diinginkan atau harapan serta dukungan kepada anak.
Editor: Cosmas