Membaca Wabah Covid-19, Tanda Apa?

Spread the love

Sri Suyatni, S.PdI

Guru Mapel Agama Islam

SMK Negeri Jumantono

Tak terasa wabah covid telah melanda dunia kurang lebih 1 tahun, dan semakin hari semakin marak wabah ini menyebar di berbagai penjuru dunia. Covid-19 atau Corona secara etimologi di ambil dari bahasa latin berarti mahkota.

Secara terminologi adalah wabah yang menular, dengan jalan interaksi terhadap orang yang terjangkit penyakit tersebut. Kitapun mau tidak mau harus mamatuhi protokol kesehatan. Berbagai cara kita lakukan untuk menghindari si covid tersebut dengan memakai masker,sosial distancing, selalu cuci tangan, jaga imuun, stay at home. semua sudah kita lakukan guna memutus mata rantai covid -19. Tapi tanpa kita sadari sebenarnya Islam sudah memerintahkan umatnya membasuh tangan dalam Wudhu sebelum pakar kesehatan menyarankan ”Mencuci tangan”
Berdasarkan kondisi yang terjadi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia dapat dikategorikan sebagai bencana yang setara dengan skala nasional. Kondisi seperti saat sekarang Ini bisa juga disebut bencana nasional, skalanya setara dengan bencana nasional. Bahwa pandemi Covid-19 dinyatakan sebagai bencana skala nasional dikarenakan seluruh usaha, daya, dan upaya pemerintah dikerahkan untuk menanggulanginya agar secepatnya selesai. Pemerintah mengerahkan segala potensi yang ada di Indonesia. Pengerahan tersebut dilakukan dari berbagai sektor, mulai dari TNI/Polri, dunia usaha, media, dan masih banyak lagi. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung operasi percepatan penanggulangan Covid-19 ini.
Dalam Islam wabah covid ini merupakan sebuah ujian bagi suatu kaum agar selalu mnedekatkan diri kepada Allah SWT.sebagai umat Islam sudah seharusntya kita selalu bersabar dan bertawakal serta berdoa dalam menghadapi ujian dan musibah yng datang menghampiri.

Bagi kaum muslim, munculnya wabah seperti pandemi Covid-19 ini bukanlah hal yang baru, dapat kita baca di berbagai literatur dan dari sejarah, Islam sudah memberikan tuntunan di kala menghadapi wabah. Dimana pada waktu itu, umat juga diserukan untuk menjaga diri dan ihtiar dengan menjauh diri dari virus atu orang yang terjangkit penyakit tersebut.

Sebagai mana dalam sabda Roasulullah SAW yang di riwayatkan oleh Usman bin Zaid bahwa Nabi SAW bersabda: “Tho’un( wabah penyakit Menular) adalah suatu peringatan dari Allah untuk menguji hambanya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di tempat kamu berada janganlah pula kamu lari dari padanya.”( HR.Bukhari dan Muslim)
Tapi yang menarik, terkait dengan wabah covid-19 ini banyak orang yang berspekulasi tentang pandemi. Ada yang menyebutkan Azab, Tentara Allah yang menghaguskan orang-orang dzolim, menguji kesabaran orang-orang sholeh, peringatan bagi manusia yang lalai, Tanda-tanda kiamat sudah dekat.

Jika kita pahami secara kontekstual, makna adzab ialah sebuah siksa yang menimpa terhadap makhlukNya. Apabila kita analisis secara sistematis di dalam Al-Quran, maka tidak akan menemukan suatu redaksi kebenaran tentang adzab yang akan diturukan secara langsung oleh Allah kepada umat Nabi Muhammad Saw, kecuali kepada umat terdahulu. Sehingga dalam konteks adzab Al-Quran berbicara tentang masa lalu dan nanti atau yaumul akhirat. Misalnya dalam surat Az-Zumar ayat 71 menjelaskan dahsyatnya siksa neraka bagi kaum musyrikin, dalam surat Al-Ankabuut ayat 14 menjelaskan adzab yang menimpa umat Nabi Nuh dengan datangnya banjir yang begitu besar. Dari sini, istilah adzab tidak tepat apabila disandingkan dengan peristiwa yang terjadi saat ini. Sebab adzab tidak akan diturunkan selagi tauladan Nabi masih dibumikan, dan dalam suatu kaum masih banyak pula orang yang beristgfar kepada Allah. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al-Anfal ayat 33.
وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمۡ وَاَنۡتَ فِيۡهِمۡ‌ؕ وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمۡ وَهُمۡ يَسۡتَغۡفِرُوۡنَ

“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun” Ayat ini menjelaskan tentang suatu hukuman atau adzab yang tidak akan Allah turunkan selagi ada Nabi Muhammad Saw dan banyak orang yang masih memohon ampun kepada Allah.
Sedangkan musibah menurut Al-Quran merupakan bentuk ujian dan teguran dari Allah Swt, berupa hal baik ataupun yang buruk, seperti kelaparan, ketakutan, kemauan, kekurangan harta, dan lain sebagainya. Seperti yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 155 :
وَاِذۡ قُلۡتُمۡ يٰمُوۡسٰى لَنۡ نُّؤۡمِنَ لَـكَ حَتّٰى نَرَى اللّٰهَ جَهۡرَةً فَاَخَذَتۡكُمُ الصّٰعِقَةُ وَاَنۡتُمۡ تَنۡظُرُوۡنَ
“ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” Sehingga substansi musibah merupakan ujian yang terkadang kontra produktif dengan pikiran, walau secara teologis adalah kebaikan.
Wabah yang mendunia ini telah membuat banyak orang di selimuti ke khawatiran, kegalauan, kepanikan dan keputusasaan. Maka, marilah kita merenung, Benarkah ini tanda-tanda akhir Zaman( Kiamat) ataukah musibah ataukah Ahzab. Wallahu’alam Bissawab, hanya Allah yg bisa menjawab.

Editor: cosmas