Asyiknya Mengajar Akuntansi di Masa Pandemi
ARTIKEL POPULER
Slamet, S.Pd
SMA Negeri 1 Randublatung, Blora
Semenjak pemerintah mengumumkan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sudah masuk ke wilayah negara kita tercinta, maka serta merta semua lini kehidupan mengalami perubahan yang sangat terasa mulai dari bekerja dari rumah, ibadah dari rumah tanpa terkecuali dengan dunia pendidikan juga ikut terguncang terutama yang penulis alami sendiri.
Sebelum ada pandemi Covid-19, penulis sebagai guru mata pelajaran ekonomi dalam mengajar selalu menggunakan metode ceramah bervariasi untuk menerangkan konsep-konsep ilmu ekonomi. Tetapi dengan adanya Covid-19 ini mau tidak mau, bisa tidak bisa dan siap tidak siap harus berubah total cara mengajarnya, yaitu dengan mengajar secara online. Jujur sebelum ada Covid-19 tidak pernah terbayangkan sedikit pun bagaimana mengajar secara online itu.
Pada tahap awal-awal sangat terasa sulit sekali menyesuaikan mengajar dengan online. Selama ini, jujur saya mengajar sering menggunakan spidol dalam menerangkan mata pelajaran Ekonomi, terutama yang berkaitan dengan pokok bahasaan akuntansi. Pelajaran akuntansi menuntut siswa harus memahami tahap demi tahap secara urut, oleh karena itu di ilmu akuntansi ada istilah siklus akuntansi. Dalam hati saya berfikir apa ya bisa anak-anak menerima penjelasaan jika diterangkan secara daring? Jujur saja saya merasakan bahwa diajar secara luring saja anak-anak masih kesulitan memahami pelajaran akuntansi.
Pengalaman pertama mengajar dengan cara daring saya hanya bisa membagikan (share) video dari YouTube. Itu pun bukan video buatan saya, tetapi saya browsing di internet mencari video-video yang terkait dengan Kompetensi Dasar mata pelajaran akuntansi. Untuk diketahui saja , saya membagikan hanya lewat whatsapp ke WAG kelas, karena pada awal-awal Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saya belum mengenal apa itu Microsoft teams, Zoom Meeting, Google Classroom dan aplikasi yang lain. Tetapi seiring berjalannya waktu yaitu pada bulan April 2020 saya mulai belajar otodidak lewat YouTube bagaimana menggunakan aplikasi yang saya sebutkan di atas. Sampai akhirnya saya menggunakan Google Classroom untuk menunjang PJJ mata pelajaran akuntansi.
Ternyata kendala yang saya alami tidak berhenti sampai disini, kendala demi kendala selalu bermunculan silih berganti. Mulai dari kesulitan siswa dalam menerima penjelasan guru terkait penyampaian materi ajar. Belum lagi kendala lemahnya sinyal mengingat secara geografis sekolah tempat saya mengajar berada di pinggiran hutan, jauh dari akses kota Kabupaten Blora, yang kurang lebih berjarak 30 Km.
Di samping masalah tersebut kendala yang lain yaitu ada sebagaian siswa yang tidak mempunyai HP android sendiri. Kalau pun punya ada yang bergantian dengan orang tua siswa. Bahkan ada dalam satu keluarga hanya mempunyai HP android satu buah, itu pun dipergunakan rame-rame dengan kakak maupun adiknya. Sehingga bisa dibayangkan betapa repotnya siswa untuk bisa mengikuti PJJ dengan maksimal.
Kemudian masalah berikutnya, yaitu siswa sering mengeluh tidak bisa mengikuti PJJ karena alasan kuota internet habis, dan belum bisa membeli paket data, sebelum adanya bantuan paket data dari Kemendikbud. Hal ini bisa dimaklumi mengingat kondisi orang tua siswa di SMA Negeri 1 Randublatung rata-rata dari kelas menengah ke bawah bahkan ada siswa yang saat PJJ sering nebeng Wifi tetangganya agar tetap bisa mengikuti PJJ. Keadaan semacam itu berjalan sampai berakhirnya tahun pelajaran yaitu bulan Desember 2019.
Kemudian mengawali tahun pelajaran 2020/2021, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa tengah menginisiasi penggunaan Microsoft team untuk kegiatan PJJ di lingkup SMA dengan cara membuatkan akun jatengpintar. Sejak saat itulah saya baru bisa merasakan asyiknya mengajar daring menggunakan aplikasi teams.
Banyak pengalaman yang belum pernah saya alami sebelumnya. Misalnya, ketika saya mengajukan pertanyaan untuk dijawab banyak siswa yang kurang merespon. Semua diam seribu bahasa ketika ditanya lewat whatsapp. Siswa sering menjawab dengan jawaban suara tidak terdengar, suara putus-putus tetapi anehnya ketika PJJ akan berakhir saya menutup pelajaran dengan pertanyaan “Sebelum saya tutup PJJ ini mungkin ada yang perlu kamu sampaikan kepada saya?” dengan serentak anak-anak menjawab “tidaaakkkk….” Ternyata diamnya anak-anak mungkin disebabkan PJJ yang baru saya lakukan kurang menarik bagi siswa. Hal ini bisa maklumi, karena saya mengajar hanya dengan menggunakan metode ceramah. Padahal yang saya jelaskan terkait dengan siklus akuntansi mulai dari persamaan dasar akuntansi, jurnal umum, buku besar dan seterusnya tanpa melibatkan emosi siswa. Sehingga siswa hanya ikut video conference, setelah itu saya tidak tahu apa aktivitasnya selama mengikuti video conference tersebut. Hal ini membuat saya harus merubah metode dalam mengajar lewat daring agar siswa bisa terlibat secara emosional dalam PJJ sehingga tidak merasa bosan.
Sampai akhirnya saya tanpa sengaja menemukan channel di Youtube bagaimana cara mengajar mudah dan menyenangkan untuk pelajaran akuntansi yaitu lewat aplikasi excel dari seorang youtuber yang sekaligus guru ekonomi SMA dari kota Surabaya. Dalam benak saya ya ini yang saya cari, selama ini bagaimana cara mengajar akuntansi yang bisa melibatkan emosi siswa sekaligus menyenangkan.
Kemudian saya download video tersebut dan saya putar secara langsung lewat share video di teams ketika PJJ sedang berlangsung. Ternyata animo siswa berubah dengan ditandai banyak pertanyaan terkait materi dalam video tersebut. Akhirnya saya berusaha bagaimana bisa mendapatkan file excel yang dipakai dalam video tersebut. Alhamdulillah dalam deskripsi video tersebut dicantumkan informasi bahwa bagi siapa saja yang menginginkan file ppt maupun file yang lain syaratnya sangat mudah yaitu subscribe video tersebut, dan mengirimkan bukti subscribe video tersebut ke nomer WhatsApp yang sudah dicantumkan dalam deskripsi tersebut. Setelah saya ikuti langkah-langkah tersebut, akhirnya dalam hitungan jam sudah dikirimi file. Berbekal file excel tersebut saya pergunakan untuk mengajar PJJ materi Jurnal umum pada keesokan harinya. Ternyata antusias siswa untuk mengikuti PJJ sangat luar biasa, banyak siswa berlomba-lomba untuk menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang saya ajukan.
Ternyata, dengan ikut melibatkan emosi siswa dalam pembelajaran daring akan sangat berpengaruh dalam keberhasilan PJJ. Tanpa terasa waktu PJJ sudah habis tetapi siswa-siswa masih ingin berlomba menjawab pertanyaan yang saya ajukan.
Kesimpulan yang dapat saya sampaikan, pemilihan metode dan cara mengajar sangat penting demi berhasilnya proses PJJ. Di samping kita sebagai guru dituntut untuk selalu berinovasi dan berkreasi dalam mengajar, demi mengantarkan anak bangsa untuk mencapai kesuksesan pada masa mendatang.
Editor: Cosmas